Meledak
Meledak
Telah bersiap, penggumpalan zirah api Xiao Yan begitu cepat hingga mengerikan. Ketika cakar tangan Liu Qing yang tajam tiba - tiba mendekat dengan tubuh Xiao Yan, zirah api itu telah benar - benar terbentuk.
Mata Liu Qing sedikit menyusut menatap zirah api yang tiba - tiba telah muncul itu. Dengan berada begitu dekat, suhu zirah api yang sangat panas membuat tubuhnya dengan samar memancarkan rasa sakit membakar. Hatinya seketika terkejut. Api hijau orang ini memang sedikit aneh.
"Aku hanya ingin melihat apakah zirah milikmu ini benar - benar bisa menahan seluruh serangan?" Serangan itu mendekat cepat dan sudah terlambat baginya untuk mundur. Karena itu, hawa dingin menggelora di dalam mata Liu Qing saat serangannya menerjang ke depan alih - alih mundur. Dou Qi di dalam tubuhnya menggelora dengan hebat, saat Dou Qi emas pucat melesatkan cahaya yang menyilaukan, mengekang suhu yang panas.
Karena stimulasi Dou Qi di dalam tubuhnya, tangan cakar Liu Qing dalam sekejap telah menjadi lebih tajam. Seketika, cakar tangan tajam itu bertabrakan keras dengan zirah api tadi.
Keduanya bertumbuk dan suara 'Klang Klang' logam yang saling bertabrakan seketika berbunyi di dalam arena.
Saat suara itu reda, dapat dilihat permukaan zirah yang sangat kuat itu telah membentuk sebuah penyokan yang cukup dalam. Xiao Yan, yang tersembunyi di bawah zirah api itu, juga melangkah mundur setelah menerima pukulan sekeras itu. Meskipun zirah api itu mengekang sebagian besar tenaga yang ada, masih terdapat tenaga tersembunyi yang merembes keluar dari zirah dan mengguncangkan badannya hingga bergoyang.
"Klang! Klang!"
Liu Qing dalam sekejap meneruskan secepat hantu ketika Xiao Yan melangkah mundur. Cahaya emas bersinar terang di tangan cakarnya. Banyak bayangan tertinggal ketika mereka turun dan cakar tangan tajam bersinar emas itu mendarat tanpa henti pada zirah api. Seketika, seluruh arena mengeluarkan suara 'Klang Klang' yang membuat seseorang tersambar ketakutan.
Setelah serangan liar Liu Qing ini, terdapat jumlah penyokan yang bertambah banyak, yang muncul pada zirah api kuat tiada banding itu. Di akhir runtutan serangan Liu Qing, zirah itu pada dasarnya penuh lubang. Xiao Yan juga terguncang oleh tenaga yang sangat kuat, hingga ia mundur lebih dari sepuluh langkah. Terlebih lagi, inilah hasil setelah zirah api itu menahan sebagian besar tenaga yang ada. Sulit dibayangkan keadaan Xiao Yan jika ia tidak diam - diam menyiapkan taktik ini sebelumnya. Jika cakar tangan tajam itu, yang dapat menghancurkan emas dan memotong bebatuan, dengan kuat menerjang tubuhnya, ia setidaknya akan berakhir cedera serius dan kehilangan kemampuan bertarungnya…
Banyak orang yang keringatnya bercucuran di balkon penonton, ketika mereka memandang banyak bayangan menari di dalam arena, saat Liu Qing menunjukkan serangan liarnya. Hati mereka diam - diam berbisik bahwa ia memang layak menyandang nama Liu Qing Sang Tombak Penganiaya. Serangan ini memang luar biasa kejam, membuat seseorang merasa ngeri. Semua orang tertegun oleh serangan Liu Qing yang sangat tajam ini, sembari bersamaan mereka tidak bisa menahan perasaan takjub terhadap Xiao Yan di arena. Xiao Yan mungkin telah tidak diunggulkan di hadapan serangan liar dan hebat Liu Qing ini, tetapi ia belum dikalahkan. Kemampuan ini membuat semua orang penuh dengan perasaan terkesan saat mereka berseru, "Tidak heran ia mampu dipandang begitu serius oleh Liu Qing dan Lin Xiuya. Murid baru kuda hitam ini memang cukup hebat."
Selama kurun waktu singkat beberapa puluh langkah itu, bayangan berjumlah banyak yang ditunjukkan Liu Qing pada dasarnya memiliki tenaga seratus serangan, yang semuanya tanpa belas kasih menghantam zirah api itu. Dihadapkan dengan serangan keras semacam itu, zirah api yang sangat kuat itu berada di ambang kehancurannya. Bahkan, warnanya telah menjadi jauh lebih pucat…
Pada panggung tinggi, wajah Liu Fei penuh dengan kegirangan liar saat ia menggenggam tangan Yao Sheng di sampingnya. Suaranya menjadi agak tajam bersemangat, "Orang itu hendak dikalahkan!"
Di sampingnya, tatapan mata Yao Sheng menatap dengan saksama ke arena, sebelum sedikit mengerutkan dahinya. Kekuatannya jauh melampaui Liu Fei, jadi matanya tentu saja sedikit lebih tajam. Meskipun Xiao Yan terguncang hingga ia terus menerus melangkah mundur di dalam arena, Yao Sheng, yang pernah bertarung langsung dengannya, jelas tahu kekuatan bertahan mengerikan macam apa yang dimiliki zirah api terkutuk itu.
"Xiao Yan itu memiliki kesadaran pertempuran yang sangat luar biasa. Ia ternyata mampu menggumpalkan zirah apinya dalam sekejap. Aku rasa, ia seharusnya sudah menyiapkan hal itu sebelumnya." Yan Hao berdecak dan melanjutkan dalam ketakjuban, "Akan tetapi, beruntung bahwa orang ini sedang menyembunyikan sebuah kartu. Jika tidak, serangan mengerikan Liu Qing ini, yang telah meledak dalam sekejap, kemungkinan akan cukup untuk membuat Xiao Yan cedera serius, jika ia tidak menggunakan pertahanan zirah api."
"Akan tetapi, zirah api itu tampaknya juga tidak bisa menahan semua serangan Liu Qing. Sepertinya, zirah itu hendak meledak…" Han Yue mengernyitkan alisnya sedikit. Siapapun bisa tahu bahwa kemungkinan zirah pada tubuh Xiao Yan tidak bisa dipertahankan lebih lama lagi.
Mata Lin Xiuya menatap arena itu dengan saksama. Sesaat kemudian, ia akhirnya perlahan membuka mulutnya, "Kemungkinan daya gerak menyerang Liu Qing ini tidak akan begitu membahayakan Xiao Yan. Walaupun kini tampaknya Xiao Yan dihajar hingga ia tidak bisa melawan, langkah mundurnya teratur dan ia tidak sedikitpun merasa panik. Aku rasa… hah?" Keterkejutan tiba - tiba melintas melewati mata Lin Xiuya sebelum kata - katanya terdengar. Ia tiba - tiba merasakan gejolak mendadak energi alam di dalam arena.
"Ada apa?" Gejolak tipis itu sangatlah lemah dan tampak disembunyikan oleh sesuatu. Oleh karena itu, bahkan Yan Hao dan yang lainnya tidak menyadarinya. Hal ini membuat mereka membuka mulut dan bertanya dengan tidak pasti.
Lin Xiuya menyipitkan matanya. Dalam sekejap kemudian, ia akhirnya merasakan sesuatu dan tatapannya mendadak dilontarkan ke arah Xiao Yan yang berulang kali melangkah mundur di hadapan serangan Liu Qing yang liar dan hebat. Mulutnya sedikit bergerak dan ia seketika berugmam dengan mata terkejut, "Xiao Yan mungkin… hendak membalas."
"Membalas?" Yan Hao dan yang lainnya sedikit terkejut ketika mereka mendengar hal ini. Mereka seketika mengernyitkan alis mereka dan memandang Xiao Yan yang pada dasarnya ambruk seribu kilometer di hadapan serangan Liu Qing. Mereka benar - benar tidak bisa melihat sedikitpun tanda - tanda dirinya akan membalas. Di mata mereka, jika serangan Liu Qing ini berlanjut sedikit lebih lama lagi, kemungkinan, kemenangan akan ditentukan jika zirah api pada tubuh Xiao Yan benar - benar hancur.
Lin Xiuya tertawa pelan, tetapi tidak menunjukkan apapun. Ia hanya tersenyum tipis dan berkata, "Sungguh tidak terduga bahwa Xiao Yan ternyata secerdik ini. Ia memang merupakan seorang lawan yang merepotkan untuk dihadapi. Meskipun ia sedang menghadapi Liu Qing, ia belum menunjukkan sedikitpun tanda - tanda bahwa ia terdesak."
Yan Hao dan yang lainnya memandang satu sama lain dan seketika menggelengkan kepala mereka tak berdaya. Mereka hendak bertanya lagi, ketika kegemparan mendadak berbunyi dari stadion. Seketika, mereka bergegas berpaling ke arena, hanya untuk secara refleks merasa terkejut.
Di hadapan serangan liar dan hebat Liu Qing yang seperti badai, zirah api hijau yang tangguh tiada banding akhirnya mencapai batasnya. Ketika cakar tajam Liu Qing dengan keras menghantam sebuah penyokan di baju zirah itu, seluruh zirah itu dalam sekejap bergoncang dengan hebat. Seketika, garis - garis retakan tersebar di zirah itu di hadapan tatapan mata yang mengisyaratkan kesedihan di seluruh stadion. Akhirnya, suara retakan yang renyah pun terdengar. Zirah yang telah menerima hampir seratus serangan dari Liu Qing, akhirnya retak terbelah dan berubah menjadi kehampaan…
Ketika zirah itu menghilang, Xiao Yan yang tersembunyi di dalamnya pun kembali muncul di hadapan semua orang.
Saat ini, tidak hanya baju Xiao Yan agak robek karnea tenaga tersembunyi yang telah menembus zirah itu, tetapi raut wajahnya juga pucat. Seulir darah bahkan mengalir turun dari sudut mulutnya. Jelas, meskipun ia dilindungi oleh zirah api, ia benar - benar sedikit terluka ketika berhadapan dengan serangan liar dan ganas yang seperti banteng itu!
Raut muka Liu Qing sedalam air. Kehancuran lapisan terakhir dari pertahanan Xiao Yan hanya membuat alisnya diam - diam terangkat. Dou Qi emas pucat kembali membungkus cakar tangannya dan angin cakar tajam itu melesat ke arah dada Xiao Yan!
Dengan bercak darah yang tersisa di sudut mulutnya, Xiao Yan memandang Liu Qing, yang bahkan tidak beristirahat sedikitpun, saat dirinya kembali menyerang dengan ganas. Sebuah senyuman dingin yang sulit disadari terangkat di mata hitamnya yang gelap. Tubuhnya tidak bergerak saat tangan kanannya perlahan terangkat, sebelum tangan itu secara langsung menghadap Liu Qing. Dilihat dari gerakannya, sepertinya ia hendak menerima serangan lawannya secara langsung.
Tindakan Xiao Yan ini seketika membuat perbincangan pribadi muncul di balkon penonton. Setelah serangan tadi, semua orang tahu bahwa Xiao Yan tidak mampu mengalahkan Liu Qing dalam pertarungan langsung. Tindakan Xiao Yan saat ini hanya bisa dinilai sebagai 'cari mati' di mata semua orang.
Akan tetapi, terlepas dari apa yang mereka pikirkan, Xiao Yan masih dengan keras kepala melakukan pergerakan itu di arena. Hawa dingin terkandung di matanya, saat ia memandang Liu Qing yang telah tiba dalam sekejap.
Bahkan Liu Qing pun agak terkejut melihat tindakan Xiao Yan. Namun, selain merasa kaget, hatinya tanpa disadari telah mengencang dengan hebat. Dikatakan bahwa ketidaknormalan adalah monster(1). Xiao Yan bukan merupakan orang bodoh, mustahil baginya untuk melakukan metode seperti menggunakan sebuah telur untuk bertabrakan dengan sebuah batu.
(1)Orang yang melakukan sesuatu yang tidak normal, sudah memiliki rencana yang seberbahaya seekor monster.
Ketika keraguan di hati Liu Qing berputar dengan cepat, warna ungu hijau pucat mendadak melintas di matanya. Seketika, rambut di seluruh tubuhnya berdiri. Sejenis perasaan bahaya hebat muncul di dalam hatinya.
Dalam sekejap kemudian, warna ungu hijau itu kembali muncul. Kali ini, Liu Qing akhirnya mendapati sumber di mana hal itu dipancarkan. Matanya seketika menyusut dalam sekejap… hal ini karena, tempat itu berada dari dalam lengan baju hitam gelap Xiao Yan yang sedang menghadap ke arahnya…
Serangan liar dan hebat itu pada dasarnya dipaksa berhenti oleh Liu Qing di udara. Ia tidak menghiraukan hatinya yang mengencang yang disebabkan oleh tenaga tersebut. Di hadapan banyak tatapan mata yang tertegun di sekitar balkon penonton, raut wajah Liu Qing mendadak berubah. Kedua kakinya juga menginjak tanah dan tubuhnya dengan cepat mundur!
"Terlambat!"
Xiao Yan secara refleks membuka mulutnya dan tersenyum saat ia memandang Liu Qing yang tampak telah memahami maksudnya. Giginya yang putih bersih masih menyisakan darah. Ia menjentikkan jarinya dan suara pelan terpancar, "Maju!"
Saat suara itu terdengar, cahaya ungu hijau seketika melesat keluar dari dalam lengan baju Xiao Yan. Setelah kemunculan gumpalan cahaya ungu hijau ini, suhu di arena mendadak meningkat! Saat ini, semua orang akhirnya memahami mengapa Liu Qing telah dengan cepat mundur pada saat - saat terakhir. Xiao Yan ternyata telah menggali sebuah parit sejak lama… menunggu Liu Qing menerjang mendekat.
Kecepatan melesat cahaya ungu hijau itu begitu cepat hingga terlihat mengerikan. Akan tetapi, hal itu masih tidak terlepas dari perhatian para Tetua di kursi para juri. Saat mereka merasakan kekuatan penghancur mengerikan yang ada di dalamnya, bahkan raut wajah Tetua Kepala, Su Qian, secara refleks sedikit berubah.
Cahaya ungu hijau itu melesat beberapa kali sebelum muncul di depan Liu Qing saat matanya menyusut dengan cepat…
"Meledak!"
Suara sederhana dari sepatah kata yang terucap, perlahan terpancar dari mulut Xiao Yan. Sebuah ledakan yang mampu merobohkan pegunungan dan menghancurkan tanah tiba - tiba muncul.