Perjuangan Menembus Surga

Satu Gerakan



Satu Gerakan

2Ambruknya gunung dan ledakan yang meratakan tanah bergema seperti guntur yang berguling di arena luas, di hadapan tatapan mata terkejut yang tak terhitung jumlahnya.     

Angin penghancur agung yang seperti sebuah badai, membawa suhu tinggi saat hal itu menyapu ke segala arah dari sebuah titik di arena di mana teratai api telah meledak! Tanah di dalam arena retak dimanapun badai itu lewat. Sebuah garis retakan yang setebal lengan mulai menyebar dengan cepat di seluruh arena seperti sebuah jaring laba - laba. Arena yang tampak kuat benar - benar kacau balau dalam kurun waktu yang sangat singkat.     

Banyak tatapan mata yang tertegun menatap dengan kebingungan ke arah arena yang benar - benar hancur dari balkon penonton. Pikiran mereka agak tidak bisa menerima dengan kejadian ini. Mereka tidak menduga bahwa gumpalan cahaya ungu hijau, yang belum terlihat jelas, ternyata akan menciptakan kekuatan penghancur yang semengerikan itu!     

Setelah waktu yang cukup lama, semua orang berangsur - angsur kembali pulih dari keadaan terpaku mereka. Seluruh tatapan mata mendadak berlaih kepada pemuda berjubah hitam bermuka pucat, yang dadanya kembang kempis berulang kali. Tanpa pengecualian, mata orang - orang ini penuh dengan kekagetan dan keterkejutan. Jelas, serangan mengerikan secepat kilat yang Xiao Yan telah tunjukkan benar - benar membuat mereka terkejut.     

Dari panggung tinggi, wajah cantik Liu Fei pucat saat ia memandang arena di bawah, di mana debu tersebar di mana - mana. Tangannya menutupi mulutnya dan kengerian melintas di matanya. Ledakan pembalasan mengerikan yang mendadak oleh Xiao Yan ini pada dasarnya menghajarnya dari surga angkuhnya ke neraka. Ia tidak pernah berpikir bahwa Xiao Yan, yang selalu membuatnya mendendam, ternyata memiliki kartu as semacam itu.     

Mulut Yao Sheng juga berangsur - angsur melebar di sebelah Liu Fei. Setelah waktu yang cukup lama, keterkejutan dan kegembiraan melintas di wajahnya. Beruntung bahwa orang ini tidak menunjukkan gerakan ini di pertarungan kemarin. Yao Sheng menyadari bahwa jika ia menggunakan seluruh kekuatannya, kemungkinan ia akan setidaknya cedera serius akibat jurus ini, yang memiliki kekuatan penghancur semengerikan itu.     

"Jangan khawatir, Fei - er. Kekuatan Kakak jauh melampaui Xiao Yan. Meskipun ia telah menunjukkan Teknik Dou yang sangat kuat semacam ini, Ketua juga belum menggunakan kekuatan penuhnya." Yao Sheng menghibur Liu Fei di sampingnya, yang telah terkejut hingga wajah cantiknya menjadi pucat.     

Raut muka Liu Fei hanya sedikit membaik setelah mendengar kata - kata hiburan Yao Sheng. Akan tetapi, ia masih sedikit takut dan gelisah.     

Mata cantik itu perlahan beralih dari arena yang penuh debu ke pemuda berjubah hitam dengan wajah dingin dan tegas. Untuk alasan tertentu, di sepasang mata itu terlihat ada kebencian dan kegelisahan tambahan bersamaan dengan sedikit rasa takut. Dukungan terbesarnya di Akademi Dalam adalah Liu Qing. Akan tetapi, Xiao Yan kini telah menunjukkan sebuah kekuatan mengerikan yang cukup untuk bersaing dengan Liu Qing. Karena itu, efek dari dukungan ini berkurang hingga titik terendahnya. Dengan kehilangan dukungan besar ini, hak apa yang ia miliki untuk menunjukkan kebencian di depan Xiao Yan?     

"Aku juga telah dengar bahwa Xiao yan memiliki sebuah Teknik Dou teratai api yang memiliki kekuatan luar biasa besar. Akan tetapi, menurut rumor itu, jurus itu tidak tampak memiliki tenaga penghancur sebesar itu, benarkan?" Yan Hao bergumam saat ia memandang arena yang pada dasarnya telah diporak porandakan.     

"Dahulu, Xiao Yan hanya memiliki kekuatan seorang Da Dou Shi. Kini, setelah ia meningkat ke kelas Dou Ling, kekuatan Teknik Dou nya tentu saja akan menjadi semakin kuat bersamaan dengannya." Lin Xiu Ya tersenyum. Namun, matanya juga samar - samar terlihat sedikit serius. Jika ia tidak bisa bertahan tepat waktu, serangan teratai api tadi kemungkinan akan membuatnya cedera serius, bahkan dengan kekuatannya. Sungguh tidak terkira bahwa… Xiao Yan sungguh memiliki sebuah kartu as sekuat itu.     

"Bagaimana Liu Qing? Jangan bilang?" Biji mata Han Yue menyapu ke arah arena. Akan tetapi, ia tidak dapat melihat bahkan setengah sosok manusia pun di bawah debu yang tebal itu.     

Lin Xiu Ya menyipitkan matanya. Sesaat kemudian, ia menggelengkan kepalanya dan berkata pelan, "Meskipun bahkan aku harus katakan bahwa Teknik Dou teratai api Xiao Yan ini mengerikan, hal itu kemungkinan akan sulit jika hanya mengandalkan hal ini untuk benar - benar mengalahkan Liu Qing… Karena afinitas Dou Qi - nya, pertahanan orang ini bahkan lebih kuat daripada milikku."     

Yan Hao dan beberapa orang lainnya mengangguk pelan saat mendengar hal ini. Mata mereka kembali berpaling kepada arena yang dipenuhi debu.     

Saat tatapan mata mereka kembali ke arena, debu yang telah menyebar ke segala arah akhirnya memudar. Sesaat kemudian, angin tiba - tiba berhembus lewat dan seketika, menyapu debu yang ada. Ketika debu itu benar - benar tersingkir, seseorang sedang berdiri tegap di suatu sudut arena yang telah hancur lebur. Badannya yang tinggi memancarkan aura tajam seperti tombak perlahan muncul di hadapan mata semua orang.     

Tatapan mata mereka memandang sosok kejam yang berdiri setegak sebuah tombak di kekacauan yang ada. Baju dari sosok manusia ini, yang awalnya penuh dengan aura kuat, telah benar - benar dihancurkan, dan badannya yang telanjang masih memiliki cukup banyak bercak hitam hangus. Seluruh pribadinya tampak benar - benar berubah dari sikap ahli yang ia tunjukkan tadi. Akan tetapi, sosok menyedihkan ini tidak menghalangi balkon penonton untuk mengeluarkan sebuah sorakan pelan.     

Mata Xiao Yan dengan dingin menatap sosok manusia di tengah kekacauan yang berada agak jauh darinya. Sesaat kemudian, mata Xiao Yan terpaku saat ia akhirnya mendapati bahwa tombak berat hitam gelap yang Liu Qing daritadi bawah di punggungnya, saat ini digenggam di tangan Liu Qing. Setelah menggenggam tombak panjang di tangannya, sikap seluruh tubuhnya seperti sebuah tombak panjang, yang menunjukkan cahaya dingin. Auranya jauh lebih kuat dan lebih tajam dibanding sebelumnya.     

"Tidak heran ia mampu menahan ledakan 'Api Teratai Buddha Marah'. Ia ternyata mengeluarkan senjata andalannya." Hati Xiao Yan diam - diam menjadi rileks. Matanya terangkat dan secara kebetulan bertemu dengan mata Liu Qing. Keempat biji mata itu saling terjalin. Xiao Yan dapat merasakan martabat dan keseriusan yang muncul di mata lawannya. Setelah serangan tadi, pria yang sangat angkuh ini akhirnya benar - benar memperlakukan Xiao Yan sebagai lawan yang seimbang.     

Tombak berat di tangan Liu Qing perlahan diarahkan kepada Xiao Yan di hadapan semua orang. Suara rendah dan dalam bergema di arena, "Kau layak untuk membuatku menggunakan 'Tombak Pembelah Gunung'!"     

Perkataan Liu Qing ini tak dapat dipungkiri merupakan pengakuan kekuatan Xiao Yan. Setelah serangan mengerikan yang ditunjukkan Xiao Yan tadi, tidak ada seorangpun di arena yang meragukan bahwa Xiao Yan memiliki kemampuan semacam itu. Karena itu, seluruh arena sungguh hening pada saat ini. Seluruh tatapan mata dari kejauhan terhenti pada dua orang yang saling berhadapan di dalam arena.     

Tinju Xiao Yan perlahan mengencang. Suara ledakan jernih muncul dari sendi - sendinya. Aura Liu Qing yang setajam mata tombaknya memang ganas. Dapat dilihat bahwa dirinya yang sekarang benar - benar telah melepaskan kekuatannya sampai batas maksimumnya. Dalam pertarungan yang hendak terjadi, serangan Liu Qing kemungkinan bahkan akan lebih liar dan hebat dibanding sebelumnya.     

"Liu Qing hendak menggunakan 'Tombak Pembelah Gunung'…" Pada panggung tinggi, Lin Xiu Ya menghela napas lembut saat ia memandang tombak berat hitam gelap di tangan Liu Qing. Ia berkata, "Dengan bisa memaksa Liu Qing sejauh ini, Xiao Yan bisa dianggap telah menerima kekalahan terhormat, bahkan jika ia dikalahkan."     

Yan Hao sedikit mengangguk di samping. Dengan pengecualian Lin Xiu Ya dan 'Ratu Tenaga Kasar' Zi Yan, kemungkinan bahwa tidak ada orang lain yang memiliki kemampuan untuk memaksa Liu Qing menggunakan 'Tombak Pembelah Gunung'. Hal ini adalah sesuatu yang terpaksa diakui Yan Hao, bahkan dengan keangkuhan di dalam tulangnya. Bahkan, dirinya tidak memiliki kemampuan seperti itu.     

"Namun, Xiao Yan sangat menganggap penting posisi sepuluh besar. Aku rasa, kemungkinan, ia tidak akan menyerahkannya begitu saja." Han Yue mengernyitkan alisnya dan menjawab pelan.     

Lin Xiu Ya tertawa pelan saat ia berbicara, "Kecuali Xiao Yan memiliki sebuah kartu as tersembunyi yang lebih kuat selain Teknik Dou api teratai itu… kemungkinan, akan sulit untuk mencapai daftar sepuluh besar." Suaranya agak terasa sedih. Kini, setelah ia menyaksikan kekuatan mengesankan Xiao Yan, hatinya juga memperoleh niat bertarung. Ia ingin menantangnya. Namun, jika Xiao Yan dikalahkan di tangan Liu Qing, kemungkinan, kesempatan ini akan hilang.     

Mata Lin Xiu Ya berkedip saat pandangannya dilontarkan kepada pemuda berjubah hitam dengan mata dingin di arena. Ia benar - benar berharap bahwa orang ini, yang sering bertindak di luar perkiraan orang lain, sekali lagi menunjukkan sebuah keajaiban…     

"Satu gerakan!"     

Tombak Pembelah Gunung hitam gelap di tangan Liu Qing dengan keras menghantam beberapa pecahan batu di arena, saat ia mendadak membuka mulutnya dan berbicara kepada Xiao Yan.     

Xiao Yan sedikit mengerutkan dahinya. Matanya menatap Liu Qing di sisi yang berlawanan, yang mana, auranya mendadak telah menjadi tajam.     

"Gerakan terakhir yang akan menentukan pemenangnya." Wajah Liu Qing, yang sedari tadi sedalam air, mendadak menunjukkan senyum yang agak kaku. Tombak Pembelah Gunung itu ditarik melewati udara. Dou Qi berwarna emas meninggalkan jejak emas samar di udara yang kosong.     

"Inilah kartu as yang aku simpan untuk menghadapi Lin Xiu Ya. Akan tetapi, dilihat dari situasinya sekarang, aku akan harus menunjukkannya kepadamu dahulu."     

Saat mendengar kata - kata ini, semua orang di balkon penonton seketika menjulurkan leher mereka. Tatapan mata mereka berulang kali bergerak ke sana kemari di antara dua orang itu.     

Xiao Yan menatap senyum yang sangat percaya diri di wajah Liu Qing. Ia tahu bahwa serangan lawannya yang berikutnya akan benar - benar menentukan pemenang dari pertandingan ini, seperti yang telah ia katakan… Bibirnya mengencang dan setelah waktu yang cukup lama, Xiao Yan menghirup udara yang agak panas dalam - dalam di hadapan mata orang - orang. Ia mengepalkan tangannya perlahan, "Xiao Yan memohon bantuannya!"     

Sepuluh besar adalah sasaran Xiao Yan yang tidak akan pernah ia lepaskan. Ia akan menggunakan seluruh kekuatannya untuk mengalahkan orang yang menghalanginya, terlepas siapapun orang itu.     

"Bagus, kau punya nyali!" Cahaya di mata Liu Qing mendadak melonjak, ketika ia menjawab dengan suara dalam. Pada waktu yang bersamaan, ia menggerakkan kedua kakinya. Tangannya dengan kencang menggenggam Tombak Pembelah Gunung. Sedikit mencondongkan tubuhnya ke depan, ia mengarahkan ujung tombak bercahaya dingin itu ke arah Xiao Yan yang berada jauh darinya!     

Saat Liu Qing menunjukkan sikap ini, kulit dari Xiao Yan seketika merasakan hawa dingin menusuk walaupun ia berada jauh dari Liu Qing . Ia dapat merasakan bahwa Liu Qing telah mengunci serangannya kepadanya.     

Sebuah perasaan menekan yang tidak normal membungkus Xiao Yan. Akan tetapi, niat bertarung mendidih yang seperti air panas mulai menggelora di dalam dada Xiao Yan. Tubuhnya mendesak tiba - tiba, saat tawa jernih menyapu tekanan tadi, "Senior Liu Qing, kau bisa datang padaku dengan seluruh kemampuanmu. Aku, Xiao Yan, pasti akan mendapatkan posisi sepuluh besar hari ini!"     

Tawanya yang seperti guntur menggema di seluruh arena. Rasa bangga yang melonjak di angkasa adalah sesuatu yang bahkan membuat mereka yang menonton di balkon penonton merasakan perasaan darah yang mendidih.     

Saat tawanya berhenti, Xiao Yan perlahan melangkah ke depan. Tangannya secara mendadak menjulur ke arah sebuah titik yang telah hancur lebur. Sebuah tenaga penghisap dan Pedang Penguasa Xuan Berat hitam gelap melesat kembali kepadanya. Akhirnya, telapak tangan Xiao Yan terjulur sedikit dan dengan kuat menggengganmnya.     

"Senior Liu Qing, mari kita lihat siapa yang akan kalah dan tersingkirkan!"     

Pedang berat itu mendadak diarahkan kepada Liu Qing, yang auranya setajam mata tombaknya. Setelah suara jernih Xiao Yan terdengar, energi alami di antara Langit dan Bumi seketika menjadi sangat liar dan ganas. Saat ini, bahkan raut muka para Tetua di kursi para juri dalam sekejap mengalami sebuah perubahan yang drastis!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.