Perjuangan Menembus Surga

Memasuki Lantai Terbawah Menara Pemurnian Qi Langit Membara



Memasuki Lantai Terbawah Menara Pemurnian Qi Langit Membara

1Xiao Yan secara kebetulan bertemu Wu Hao dan Hu Jia di saat ia kembali ke 'Gerbang Pan'. Dua orang itu melihat wajah Xiao Yan yang tampak suram lalu mereka saling menatap satu sama lain. Mereka tak mengerti siapa yang telah membuat marah orang yang wajahnya biasanya dipenuhi senyum ini.     

Tatapan mereka mengarah ke belakang Xiao Yan. Hu Jia terlihat sedang memikirkan sesuatu saat ia seketika bertanya dengan nada lembut, "Di mana Xun Er?"     

Xiao Yan dengan perlahan menghela nafas dan menjawab, "Dia pergi."     

"Pergi?" Wu Hao dan Hu Jia mendadak terkejut ketika mereka mendengar ucapannya. Wajah mereka tiba - tiba dipenuhi dengan penuh rasa kaget, "Ke mana ia pergi? Kapan ia akan kembali?"     

"Ia telah kembali pada klannya. Kemungkinan, ia tak akan pernah kembali." Langkah kaki Xiao Yan terhenti di pintu utama dan ia berbicara dengan nada pelan. Ia mendadak mendorong pintu itu lalu masuk ke dalam. Setelah itu, pintu tersebut mengeluarkan suara 'bum' dan ditutup dengan kencang.     

Wu Hao dan Hu Jia menatap sambil melamun pada pintu yang tertutup dengan rapat itu. Tatapan mereka berlangsung beberapa waktu sebelum mereka menghela nafas dengan penuh kesedihan. Setelah telah melangkahkan kaki bersama untuk waktu yang lama, hampir semua orang di 'Gerbang Pan' sangat menghormati dan mematuhi perempuan muda yang penuh dengan ketenangan dan senyuman. Pastilah hati mereka terasa seolah - olah sesuatu ada yang kurang ketika mereka mendengar Xun Er telah pergi.     

"Ah, kemungkinan beberapa orang di 'Gerbang Pan' akan merasa sedih ketika berita ini telah tersebar." Hu Jia menghela nafas.     

Wu Hao mengangguk sambil tersenyum kecut. Ia berbicara dengan lembut, "Pantas saja aku merasa bahwa Xun Er bertingkah sedikit aneh akhir - akhir ini. Ternyata ia hendak pergi."     

"Sepertinya, Xiao Yan merasakan kesedihan yang mendalam di hatinya." Wu Jia merentangkan tangannya tak berdaya. Ia seketika membalikkan badan, berjalan keluar dan berkata, "Lupakanlah. Aku tak boleh mengganggunya dan biarkanlah dia menyendiri."     

Wu Hao mengangguk dan mengikutinya dengan tidak bersemangat.     

Di ruangan kecil yang wangi itu masih tertinggal harum dari sang gadis muda. Xiao Yan membaringkan badannya di ranjang yang lembut dan perlahan menutup matanya. Gambaran kerutan dahi dan senyuman gadis muda di dalam benaknya itu sangat menyakitkan, seperti pisau yang memotong dirinya. Ia menyimpannya dalam ingatannya.     

Ia tak pernah mengalami perasaan seperti ini ketika perempuan cantik itu masih berada di sekitarnya. Sekarang setelah perempuan harum itu pergi jauh, ingatan - ingatannya muncul dari dalam ingatannya yang terdalam. Ingatan itu menjadi seperti sebuah kekacauan yang melekat di hatinya… Xiao Yan menarik nafas panjang. Ia tahu bahwa wanita ini akan menemani dirinya seumur hidupnya…     

"Aku akan mencarimu…" Tangan Xiao Yan memegang erat selimut ketika ia bergumam kepada dirinya sendiri di dalam ruangan.     

...     

Akademi Dalam yang sudah tenang selama beberapa waktu, kembali menjadi ramai di hari berikutnya. Demikian karena hari ini adalah hari dimana sepuluh besar petarung handal dalam 'Peringkat Kekuatan' dapat memasuki 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara' untuk mendapatkan 'Api Jantung Inti' dan memurnikan tubuh mereka. Semua orang di Akademi Dalam tahu betul bahwa selama seseorang dapat menahan pemurnian tubuh, pemurnian ini pada dasarnya akan memberikan jalan kepada seseorang untuk mencapai Dou Wang di masa mendatang. Kesempatan yang bisa seseorang lakukan tapi tak bisa diharapkan semacam ini dapat membuat siapapun tertarik dan merasa iri.     

Sekelompok besar anggota 'Gerbang Pan' memenuhi bagian depan dari rumah paviliun kecil mereka. Mereka memandang pintu yang tertutup rapat itu dan saling berbincang.     

"Krek!"     

Pintu itu sedikit berbunyi. Percakapan - percakapan pribadi mendadak berhenti. Semua mata yang mengarah pada pintu itu tampak berwarna merah dan dipenuhi dengan rasa hormat.     

Seorang pemuda berjubah hitam berjalan keluar di depan semua mata yang memerah itu. Wajahnya yang tampak memerah itu membuat semua anggota 'Gerbang Pan' dipenuhi dengan kekuatan dan semangat. Sebagai pemimpin sejati untuk 'Gerbang Pan' saat ini, setiap hal yang dilakukan Xiao Yan memberikan semangat kepada semua anggotanya. Selama Xiao Yan tak terkalahkan oleh lawan macam apapun yang ia temui, para anggota 'Gerbang Pan' tak akan pernah kehilangan semangat dan kepercayaan diri.     

Wu Hao dan Hu Jia menghela nafas lega dengan tenang ketika mereka melihat Xiao Yan terlihat membaik. Jika ia masih terlihat kesepian dan sedih seperti kemarin pada situasi seperti ini, kemungkinan, ia akan membuat semua orang merasa bersedih.     

Xiao Yan memandang sekitar. Setiap matanya mengarah ke suatu area, para anggota 'Gerbang Pan' akan setia menaikkan kepala mereka dan membusungkan dada mereka. Mata mereka memerah dipenuhi rasa gembira.     

Xiao Yan sedikit tersenyum ketika ia mengangkat tangannya. Tangannya mendadak ia turunkan ketika ia berbicara dengan suara yang keras, "Ayo!"     

Ketika mengatakan hal itu, langkah kaki Xiao Yan memimpin, saat mereka keluar dari 'Gerbang Pan'. Para anggota 'Gerbang Pan' melangkah maju lalu mengikuti di belakangnya.     

Kelompok yang berisi banyak orang, yang sedang berjalan itu, menghasilkan suara yang sangatlah keras. Banyak mata memandang pemuda berjubah hitam yang sedang memimpin itu, mereka sadar akan dampaknya, lalu mengikuti di belakang anggota 'Gerbang Pan' dengan wajah yang dipenuhi dengan rasa iri.     

Berkaitan dengan penjualan pil obat, 'Gerbang Pan' yang sekarang telah benar - benar memonopoli seluruh pasar pil obat di Akademi Dalam. Bahkan, 'Geng Obat' merasa kesusahan untuk bersaing dengan 'Gerbang Pan' karena kekuatan mereka yang telah meningkat. 'Energi Api' yang melimpah telah menjadikan penghargaan 'Energi Api' khusus dan sistem hukuman di 'Gerbang Pan' menjadi sangat sempurna. Oleh karena itu, beberapa murid di Akademi Dalam yang telah lama berada di sini merasa iri pada perlakuan yang didapatkan oleh para anggota 'Gerbang Pan'.     

Sebuah kelompok besar melangkah maju langsung menuju ke arah 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara', terlihat sangat hebat. Mereka bertemu dengan beberapa faksi dalam perjalanan. Akan tetapi, semangat dan aura mereka tampak jelas lebih lemah ketika dibandingkan dengan 'Gerbang Pan'. Walaupun kebanyakan pemimpin dari faksi lain adalah para petarung ahli di sepuluh besar 'Peringkat Kekuatan', mereka tidak berani memperlihatkan kesombongan di depan Xiao Yan, orang spesial yang bahkan bisa mengalahkan Liu Qing hingga Liu Qing terluka parah. Bagaimanapun, mereka tahu jelas bahwa jika Xiao Yan dan Liu Qing tidak bertarung sampai keduanya terluka serius, kemungkinan, mereka akan menjadi pesaing terhebat dalam posisi tiga besar.     

Kelompok Xiao Yan dan Lin Xiuya bersamaan menghampiri satu sama lain ketika mereka hendak sampai ke 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara'. Kedua kelompok itu terkejut ketika bertemu sebelum keduanya memberi salam satu sama lain dengan tiba - tiba.     

Tatapan Xiao Yan mengarah kepada sebuah kelompok yang hanya beranggotakan sekitar dua puluhan orang di belakang Lin Xiuya ketika mereka saling menyapa. Hatinya memuji dengan pelan. Walaupun jumlah orang di kelompok ini tidak sebanyak 'Gerbang Pan', mereka menyembunyikan semua aura mereka sedangkan mata mereka sesekali memancarkan cahaya. Dari kumpulan aura yang menyelimuti tubuh mereka, kebanyakan kekuatan mereka semestinya berada di sekitar tingkat Dou Ling bintang satu.     

"Aku pikir, ini adalah 'Taring Serigala' yang tenar di Akademi Dalam. Tak banyak anggota mereka, tetapi setiap dari mereka dapat melakukan pertarungan satu lawan sepuluh. Memang petarung kelas atas sejati."     

Ketika Xiao Yan sedang memandang 'Taring Serigala' di belakang Lin Xiuya, Lin Xiuya pun juga melihat ke arah Xiao Yan. Akan tetapi, ia tak melihat sosok orang yang telah berada di benaknya yang paling dalam. Kekecewaan muncul di matanya. Ia dengan segera mengajak Xiao Yan bicara ketika mereka berjalan cepat menuju puncak menara yang tampak berada di ujung pandangan mereka.     

Tempat itu sudah dipenuhi dengan banyak orang ketika kelompok Xiao Yan sampai. Karena sepuluh besar dari 'Peringkat Kekuatan' hendak memasuki bagian bawah menara itu, Akademi Dalam telah melarang murid yang tersisa untuk memasukinya. Walaupun tindakan itu membuat semua orang mengeluh, mereka juga tahu bahwa ini adalah aturan yang dibentuk beberapa generasi lalu, dan mereka juga tak berdaya untuk melakukan apapun.     

Kemunculan kelompok besar Xiao Yan seketika menarik perhatian dari segala arah. Xiao Yan, yang nama baik dan reputasinya akhir - akhir ini tidak kalah dengan Lin Xiuya, tentu saja dikenali semua orang dalam sekejap. Seketika, banyak suara terdengar di kerumunan itu.     

Xiao Yan mengabaikan suara itu. Kelompoknya bergantung pada jumlah mereka yang banyak dan ia membagi kelompoknya itu seperti sebuah pisau tajam ditusukkan ke sebuah kerumunan. Kemudian, mereka berjalan dengan penuh rasa bangga ke arah tempat kosong di luar yang terletak dekat dengan pintu utama 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara'.     

Terdapat sebuah area luas di lahan kosong depan pintu utama itu. Akan tetapi, tempat semacam ini dikhususkan untuk faksi - faksi dengan kekuatan yang cukup besar. 'Gerbang Pan' yang saat ini, tentu saja memiliki kualifikasi semacam itu. Oleh karena itu, kelompok ini tidak kebingungan ketika mereka mencari tempat yang bagus sebelum mereka duduk dengan kaki yang disilangkan.     

Xiao Yan mengamati kelompok yang berdesak - desakkan di belakangnya dan seketika, menghela nafas. Lebih dari setengah tahun yang lalu, ia juga hanya memiliki kualifikasi untuk duduk di luar dan melihat faksi - faksi menduduki tempat terbaik dengan penuh rasa iri. Sangat tak terduga bahwa akhir - akhir ini, posisinya telah tergantikan.     

"Hei, Liu Qing juga berada di sini." Tubuh Lin Xiuya melintas cepat ke arah Xiao Yan, lalu ia duduk, sebelum bibirnya diarahkan ke suatu arah ketika ia berbicara.     

Xiao Yan terkejut ketika ia mendengar hal itu. Matanya juga mengarah ke arah yang sama dengan Lin Xiuya dan ia benar - benar mendapati keributan yang mendadak terjadi di dalam kerumunan orang itu. Setelah itu, sebuah kelompok dengan aura yang dipenuhi dengan kesombongan berjalan mendorong mereka sebelum mereka berjalan cepat menuju pintu utama. Ketua dari kelompok itu adalah Liu Qing yang membawa Tombak Pembelah Gunung di punggungnya. Di belakangnya, terdapat Liu Fei, Yao Sheng, dan juga kelompok yang beranggotakan orang - orang kuat, yang auranya tak lebih lemah dari anggota 'Taring Serigala' milik Lin Xiuya.     

Liu Qing merasakan sesuatu ketika mata Xiao Yan terfokus pada dirinya. Ia sedikit menolehkan kepalanya, matanya bertemu dengan mata pemuda berjubah hitam yang sedang duduk sambil menyilangkan kaki di tanah.     

Keempat mata memandang satu sama lain dan langkah kaki Liu Qing berangsur - angsur melambat. Sebagai pusat perhatian di tempat itu, setiap aksinya tentu saja menarik perhatian semua orang. Karenanya, banyak mata kembali mengarah ke Xiao Yan.     

Percakapan - percakapan pribadi di sekitar mendadak menjadi lebih pelan ketika mereka melihat dua pesaing yang dapat disebut dengan frasa 'lawan sering bertemu'.     

Liu Qing meragu untuk beberapa saat di depan semua pandangan orang di sekitar. Akan tetapi, ia memimpin kelompoknya untuk berjalan dengan lambat menuju ke tempat Xiao Yan dan yang lain.     

Para anggota 'Gerbang Pan' di belakang Xiao Yan mendadak dipenuhi dengan amarah ketika mereka melihat kelompok besar Liu Qing menuju ke arah mereka. Setiap tatapan mereka menampakkan perseteruan. Bahkan, ada beberapa orang yang mengeluarkan senjata mereka.     

Aksi dari kedua kelompok ini seketika membuat suara di sekitar menjadi benar - benar sunyi. Mereka memandang dua faksi yang terlihat hendak memulai pertarungan besar itu.     

Langkah kaki Liu Qing terhenti di jarak sekitar sepuluh meter dari 'Gerbang Pan' Ia mengayunkan tangannya dan pria - pria besar beraura sombong menghentikan langkah mereka secara bersamaan. Suara langkah kaki rapi yang menghentakkan tanah itu mengeluarkan suara bum yang dipenuhi dengan kehadiran yang mengesankan.     

Liu Qing membawa Liu Fei dan Yao Sheng ketika ia berhenti di depan Xiao Yan dengan pelan. Matanya menatap serius pada pemuda yang dipenuhi senyuman itu. Beberapa saat kemudian, ia berbicara dengan nada yang dalam, "Kau sangat kuat. Aku telah meremehkanmu."     

Xiao Yan tersenyum saat ia mengepalkan tangannya untuk memberi hormat kepada Liu Qing dan berkata, "Aku hanya beruntung."     

"Tidak ada yang namanya keberuntungan di dalam sebuah pertarungan." Liu Qing berkata dengan pelan. Matanya yang memerah seketika mengarah ke Xiao Yan ketika ia berbicara, "Akan tetapi, aku memiliki satu tambahan lawan dari sekarang dan itu adalah suatu hal yang bagus untukku. Aku akan datang menemuimu untuk bertarung jika ada kesempatan mendatang."     

Liu Qing tidak menunggu Xiao Yan untuk membalas ucapannya. Ia membalikkan badan dan mengajak semua orang untuk duduk di sebuah tempat yang tidak jauh dan dengan tenang, menunggu pintu menara untuk dibuka.     

Xiao Yan menggelengkan kepalanya tanpa daya ketika ia melihat Liu Qing dan para anggotanya yang membalikkan badan kemudian meninggalkannya. Orang itu benar - benar menyebalkan...     

Terdapat beberapa orang lain yang berlari setelah pengikut Liu Qing datang. Kemudian, setelah hampir setengah jam, suara hembusan angin mendadak terdengar dari langit. Beberapa tetua terlihat di luar pintu menara. Orang yang memimpin mereka ternyata adalah Tetua Kepala, Su Qian.     

"He he, tampaknya, semua orang telah hadir. Demikian, aku tak perlu berbasa - basi." Mata Su Qian melihat sekitar. Ia tak menghabiskan nafasnya ketika ia mengayunkan tangannya. Pintu menara yang besar itu berbunyi sebelum terbuka dengan pelan.     

"Sebelas orang dalam sepuluh besar 'Peringkat Kekuatan' silakan mengikutiku. Orang lain tidak boleh masuk hari ini. Jika memaksa, kalian bisa melupakan untuk memasuki menara ini dalam setengah tahun ke depan." Su Qian berbicara dengan pelan, sebelum ia seketika mengabaikan semua orang yang terkejut akan hukuman berat ini hingga leher mereka menciut. Ia seketika membalikkan badan dan berjalan menuju menara.     

Xiao Yan adalah orang pertama yang berdiri setelah melihat punggung Su Qian. Setelah itu, ia melangkah menuju 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara' di depan semua mata yang dipenuhi dengan rasa iri!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.