Melawan Gu He
Melawan Gu He
Raut wajah Jia Xing Tian dan yang lainnya tiba - tiba berubah ketika mereka mendengar Xiao Yan ternyata berjanji seperti itu. Meskipun kekuatannya telah melonjak pesat, terdapat resiko yang cukup besar jika ia ingin mengalahkan Gu He dalam sepuluh serangan. Hari ini, seluruh faksi telah berkumpul dan bergerak menuju Sekte Misty Cloud, berharap untuk menghancurkannya dalam sekali percobaan. Terlebih lagi, terdapat seratus ribu tentara dari keluarga kekaisaran yang telah memulai mengepung kaki gunung. Jika Xiao Yan melakukan kesalahan saat ini dan membiarkan Gu He menerima sepuluh serangan, apakah mereka benar - benar perlu menghentikan seluruh invasi yang telah mereka persiapkan untuk waktu yang lama?
Tidakkah terlalu kekanak - kanakan jika bertindak seperti ini? Setelah mereka mundur hari ini, kemungkinan besar, Sekte Misty Cloud akan menyerang dengan seluruh kekuatan di hari berikutnya dan mencari mereka satu per satu.
Xiao Yan melambaikan tangannya ketika ia melihat raut wajah semua orang. Setelah itu, ia mengepakkan sayap api hijau giok di punggungnya, dan hawa panas yang tidak biasa membuat orang - orang di sekitarnya merasakan perasaan panas yang mendidih. Wajah muda yang tenang itu membuat Jia Xing Tian dan yang lain sedikit lebih tenang.
"Tenang, mengingat perselisihan darahku dengan Sekte Misty Cloud, aku pasti tidak akan bertindak sembrono…" Xiao Yan tersenyum dan berkata perlahan.
Semua orang saling menatap satu sama lain setelah mendengar hal ini. Mereka tidak berkata apapun setelah melihat kegigihan Xiao Yan. Bagaimanapun juga, mereka masih cukup percaya terhadap Xiao Yan yang sekarang. Terlebih lagi, mereka jelas paham watak Xiao Yan, dan tentu saja tahu bahwa ia tidak akan bertindak dengan asal di tempat seperti ini.
"Xiao Yan, berhati - hatilah. Gu He telah meningkat ke kelas Dou Huang. Bahkan, ia juga mengendalikan semacam api yang sangat kuat. Meskipun ini bukan sebuah 'Api Surgawi', kekuatannya tak boleh diremehkan." Fa Ma mengingatkan dengan suara yang dalam.
Xiao Yan sedikit mengangguk. Ia melirik sayap ungu di punggung Gu He. Selama itu bukan sebuah 'Api Surgawi', hal tersebut tidak terlalu mengancamnya.
Jia Xing Tian dan yang lainnya berhenti, sebelum perlahan mundur setelah ragu sejenak. Mereka memberi ruang yang luas bagi mereka berdua di angkasa.
Perbincangan - perbincangan pribadi di bawah semakin berkurang setelah semua orang bergerak mundur. Meskipun sudah ada banyak berita mengenai Xiao Yan yang menyebar di seluruh Kekaisaran Jia Ma baru - baru ini, banyak orang tidak pernah secara langsung melihat pemuda ini, yang telah kembali dengan kekuatan dahsyat, dalam pertempuran sepihak di ibukota kala itu. Karena itu, cukup banyak orang di samping yang terlihat sedang memandang dengan mata dingin, ketika mereka mendengar bahwa Xiao Yan tanpa rasa malu menyombong bahwa ia dapat mengalahkan Gu He dalam sepuluh serangan. Beberapa ahli yang memiliki hubungan cukup baik dengan Gu He seketika menggelengkan kepala mereka tanda mengejek. Semua orang berkata bahwa orang ini memiliki kekuatan yang dahsyat, tetapi pada akhirnya ia hanyalah seorang anak muda…
Yun Shan kembali berbalik dan duduk di kursi pemimpin. Ia memandang dua orang di langit, dan sudut mulutnya terangkat membentuk sebuah senyuman yang kelam. Ia sudah tahu bahwa Gu He tidak akan bisa menahan penghinaan ini, dan ikut campur tangan. Meskipun perjanjian sepuluh serangan memang sedikit di luar perkiraannya, kemungkinan, ini berarti Gu He akan berusaha sekuat tenaga. Pada saat itu, ia seharusnya bisa membuat Xiao Yan cedera, meskipun jika ia kalah.
Di bawah panggung pernikahan, Yun Yun seketika mengangkat wajah cantiknya pada saat ini. Sepasang mata cerah memandang jubah hitam di langit. Ia merasa seperti sulit bergerak, saat ia memandang wajah yang tak asing itu dengan terkejut. Wajah itu terlihat tidak selembut yang dulu dan lebih dewasa dibanding tiga tahun lalu. Jelas, pemuda yang kala itu telah benar - benar berubah selama tiga tahun ini.
Sebuah perubahan dari seorang yang lemah menjadi kuat!
Ketika Jia Xing Tian dan yang lain mundur dari langit, suasana yang ada mendadak menjadi panas, ketika mata Gu He menatap Xiao Yan di depannya dengan saksama. Tiga tahun lalu, pemuda berjubah hitam ini, hanya bisa bertanding dengan muridnya. Namun, tiga tahun kemudian, ia ternyata berani membuat perjanjian sepuluh serangan di hadapannya. Perbedaan dalam perubahan ini seperti Langit dan Bumi.
"Hari ini, aku akan mengalahkanmu di depan Yun Yun!" Gu He perlahan berkata. Suaranya baru saja terdengar, ketika Dou Qi ungu kuat tiada banding menggelora keluar dari tubuhnya. Dou Qi itu berdiam di kulitnya dan menggeliat berulang kali, tampak seperti gumpalan - gumpalan api padat berwarna ungu yang memancarkan suhu panas.
Suara Xiao Yan tidak bergejolak banyak saat ia melirik Gu He yang terlihat muram. "Jika kau bersikeras untuk membiarkan dirimu digenggam oleh Yun Shan seperti sebuah tombak, sudah sewajarnya aku tidak akan menunjukkan belas kasihan…"
"Jika begitu, kita akan lihat apakah kau mampu melakukannya." Gu He tersenyum marah. Ia mengepalkan tinjunya, dan Dou Qi-nya bergejolak. Dalam sekejap kemudian, Dou Qi itu menggumpal dan membentuk sebuah pedang panjang berwarna ungu tua di telapak tangannya. Sebuah api ganas membara di pedang panjang tersebut.
Xiao Yan tersenyum. Tangannya menghadap ke tanah dari kejauhan, dan mendadak mencengkeram dengan kelima jarinya. Seiring cengkraman tangannya, pedang penguasa berwarna hitam yang sedari tadi menancap di tanah, seketika melesat, sebelum berubah menjadi sebuah bayangan hitam yang melesat kembali ke tangan Xiao Yan.
Cukup banyak orang berseru ketika mereka melihat keterampilan yang telah dikeluarkan Xiao Yan dengan santainya. Dengan bisa mengendalikan sebuah senjata Dou Qi sejauh itu, Dou Qi seseorang harus mencapai presisi yang tinggi. Tak terduga bahwa Xiao Yan bisa memiliki kendali sehebat itu terhadap Dou Qi-nya, di umur yang semuda itu.
"Sepuluh serangan." Xiao Yan mengangkat pedang beratnya dengan mendatar dan menghunuskannya ke arah Gu He, sebelum berkata pelan.
Wajah Gu He sedikit gemetar. Ia tidak bertele - tele saat matanya melebar. Ia berteriak tajam dan mengepakan sayap api ungu di punggungnya. Tubuhnya dalam sekejap berubah menjadi sebuah sosok ungu yang melesat meledak - ledak menuju Xiao Yan secepat kilat.
Tubuhnya melesat melintasi langit dan ujung pedang yang tajam dengan mudah membelah udara dengan bantuan Dou Qi kuat. Dalam sekejap mata, ujung pedang itu sudah mencapai dada Xiao Yan.
"Klang!"
Sebuah sosok hitam melesat dan sebuah pedang berat raksasa dengan aneh muncul di depan Xiao Yan. Benda itu layaknya sebuah perisai tebal yang dengan mudah menahan pedang panjang api ungu tadi.
Pedang panjang dan pedang berat itu bertumbukan, dan angin kencang seketika menyebar dari titik sentuhan. Hal itu mengguncang udara dan menyebabkan banyak riak terbentuk.
"Chi!"
Pergelangan tangan Gu He berguncang setelah serangannya sia - sia. Pedang panjangnya yang tajam tampak seperti seekor ular berbisa, saat dengan cepat berputar dan bergerak di sepanjang pedang berat Xiao Yan, dan kemudian menusuk ke depan.
"Klang!"
Pedang panjang tajam itu baru saja melesat melewati pedang besar itu, ketika sebuah jari panjang dengan cepat terjulur keluar. Jari itu seketika menjentik, dan sebuah angin secara akurat menerjang pedang tersebut, memantulkannya ke samping. Bersamaan dengan itu, pedang berat itu diayunkan dan menghantam ke arah wajah Gu He.
Tubuh Gu He bergerak mundur dan dengan mudah menghindari serangan Xiao Yan. Matanya mendadak menjadi galak, saat Dou Qi itu mengalir liar di dalam tubuhnya. Pedang Gu He bergetar dengan hebat, dan banyak bayangan dalam sekejap muncul di depan tubuhnya, saat ia berguncang tanpa henti.
"Seribu Pedang Api!"
Bayangan - bayangan pedang yang muncul ke segala arah membungkus bagian depan tubuh Gu He dalam beberapa kali hembusan nafas. Tangannya gemetar, dan pedang api ungu itu terdorong ke depan dengan keras. Seketika, banyak sekali bayangan pedang melesat, menusuk menuju Xiao Yan seperti semburan air deras.
Bayangan - bayangan pedang panas tadi memenuhi mata Xiao Yan. Meskipun bayangan - bayangan itu tampak samar, tenaga yang dibawa bukanlah sesuatu yang bisa diremehkan. Jika Xiao Yan secara sembrono menerima serangan semacam itu, sinar pedang asli yang tersembunyi di dalam bayangan akan muncul dalam sekejap tanpa terduga, benar - benar mengejutkannya yang tidak waspada.
Dapat dilihat seberapa hebat kemampuan asli Gu He hanya dengan memandang Teknik Dou pedang yang ia gunakan. Itu memang bukanlah sesuatu yang dapat ditandingi oleh seorang ahli biasa. Terlebih lagi, Dou Qi itu disokong oleh api ungu, memberikannya kekuatannya yang bahkan lebih dahsyat. Karena itu, banyak sorakan terdengar di tanah lapang terbuka di bawah, ketika serangan Gu He dilepaskan. Raut wajah Jia Xing Tian dan yang lainnya secara refleks menegang.
Dibandingkan sorakan dan kekhawatiran orang lain, tak dapat sedikitpun riak di dalam benak Xiao Yan. Tatapan matanya dengan tenang memandang bayangan - bayangan pedang panas yang mendekat dari segala arah. Pedang berat di tangannya terangkat ke depan dan seketika membentuk sebuah lengkungan. Tangannya bergetar, dan badan dari pedang berat itu membawa sosok hitam yang menusuk ke depan dengan cekatan. Meskipun pedang besar itu sepertinya tidak membawa sedikitpun kekuatan, teknik pedang berat itu sebenarnya membawa sebuah gerakan hebat yang seperti gelombang, dimana satu gelombang melampaui yang lain dalam hal kekuatan serangan.
Chi! Chi!
Pedang berat yang membentuk sebuah lengkungan itu dalam sekejap bersentuhan dengan banyak bayangan - bayangan pedang. Dalam sekejap, sebuah tenaga kuat tiba - tiba meledak dari pedang berat tersebut. Terlepas seberapa banyak bayangan pedang yang ada, semuanya kesulitan mendobrak batasan dari tarian lambat pedang berat tersebut. Hal itu seperti anak - anak panah yang menghujani dari segala arah, tetapi ketika anak panah itu bertemu dengan gelombang - gelombang dahsyat yang seperti lautan itu, semua anak panah itu ditelan, terlepas seberapa banyak pun jumlahnya.
Wajah Gu He sedikit berubah ketika ia merasakan tenaga aneh yang terpancar dari pedang berat lawannya. Ia dapat merasakan pedang yang tersembunyi di dalam bayangan - bayangan itu berangsur - angsur ditarik mendekat ke pedang berat tersebut.
"Anak muda ini memang cukup terampil!" Pemikiran ini melintas di benaknya. Tangannya berguncang dan sebuah bayangan pedang dalam sekejap terlepas dari banyak bayangan tadi, menusuk menuju dada Xiao Yan
Bayangan pedang itu baru saja mengungkapkan bentuknya, ketika pedang berat yang menari - nari dengan aneh mendadak meningkatkan kecepatannya. Sebuah tenaga penghisap seketika meletus dan menarik pedang panjang yang menusuk itu, hingga arah serangannya berubah.
Gu He terkejut ketika arah serangan pedang panjang itu berubah. Ia hendak bergerak, ketika bayangan hitam di depannya tiba - tiba melesat. Sebuah telapak tangan yang mengandung tenaga yang mengerikan dengan keras menerjang mendekat. Melihat serangan alwannya, Gu He menolak melangkah mundur sedikitpun. Raut wajahnya berubah dingin, dan Dou Qi di telapak tangannya dengan cepat menggumpal. Ia seketika menekan telapak tangan Xiao Yan tanpa basa - basi.
"Bum!"
Kedua telapak tangan itu bertabrakan, dan sebuah ledakan yang mengguncang jiwa seketika meledak di seluruh langit. Dua sosok manusia seketika melesat ke belakang.
Xiao Yan terhuyung - huyung. Sosoknya yang sedang bergerak mundur menjadi stabil, sebelum ia mengayunkan pergelangan tangannya. Ia mendongak dan melihat Gu He yang melayang beberapa puluh meter, lalu tersenyum. Setelah pertukaran serangan tadi, ia sudah memastikan bahwa kekuatan Gu He sekarang seharusnya berada di sekitar Dou Huang bintang tiga. Mungkin ini karena api ungu itu, tetapi kekuatan bertarung Gu He sebanding dengan seorang Dou Huang bintang empat atau lima.
"Xiao Yan, kita sudah menyelesaikan delapan serangan tadi." Gu He mengepakkan sayap api ungunya untuk menstabilkan tubuhnya. Ia merasakan tangannya agak mati rasa, sebelum mendongak dan tertawa dingin.
Dalam sekejap mata, mereka sudah saling serang sebanyak delapan kali gerakan. Namun, dilihat dari pertempuran itu, sepertinya, kedua belah pihak sama kuatnya. Dari situasi yang ada, sepertinya perjanjian sepuluh serangan Xiao Yan yang tak tahu malu tadi hanyalah sebuah lelucon.
Gu He tidak menyembunyikan suaranya. Karena itu, wajah semua orang di tanah lapang terbuka mendadak berubah menjadi tersenyum. Beberapa orang bahkan tertawa terbahak - bahak. Orang ini memang hanyalah seorang anak bandel yang bertindak angkuh, dengan bergantung pada kekuatan kecilnya itu.