Memasuki Kota
Memasuki Kota
"Ini memang mahal…"
Xiao Yan berpaling ke kerumunan orang di mana aura-aura ganas berulang kali lewat, saat ia menghela nafas dari mulutnya. Ia tak dapat menahan untuk merasa agak penasaran. Ia telah bertemu cukup banyak orang dengan kekuatan dahsyat dalam perjalannya ke tempat ini. Terlebih lagi, dilihat dari rute mereka, jelas mereka mengarah ke 'Kota Kaisar Hitam'. Dengan adanya begitu banyak orang kuat, yang memiliki emosi aneh yang membara berkumpul di sebuah kota semacam itu, kemungkinan besar, hari-hari berikutnya di kota ini tidak akan tenang.
Kekacauan adalah suasana yang khas yang dimiliki 'Daerah Pelosok Hitam' ini dengan jumlah yang besar. Tak peduli seberapa kuat sebuah faksi, akan mustahil untuk benar-benar menghentikan terbentuknya kekacauan semacam ini. Orang-orang di dalam 'Daerah Pelosok Hitam' tak menghiraukan perintah ataupun peraturan apapun. Ukuran tinju seseoranglah yang merupakan kenyataan yang paling penting!
Xiao Yan tertawa lantang saat pemikiran-pemikiran ini melintas di hatinya. Ia tidak mendiskriminasi kekacauan. Selama seseorang memiliki kekuatan yang cukup di 'Daerah Pelosok Hitam', orang itu akan menjadi seseorang yang agung.
Xiao Yan berteriak lembut, sebelum menggenggam Zi Yan yang sedang memandang kesana kemari, dan menariknya ke sampingnya. Ia berkata pelan, "Kau sebaiknya patuh setelah memasuki kota itu. Mungkin ada banyak harta karun di dalamnya, tetapi jika kau bertindak sesuka hatimu seperti sebelumnya, kau pasti akan mengundang masalah yang tak berujung jumlahnya. Apakah kau paham?"
Zi Yan hanya bisa menjawab 'ya' dengan muram ketika ia melihat raut wajah serius Xiao Yan.
"Ayo pergi."
Xiao Yan melambaikan tangannya. Ia menarik Zi Yan, tersenyum ke Dokter Peri Kecil di sampingnya, dan memimpin berjalan menuju pintu masuk kota.
Dokter Peri Kecil sedikit mengangguk ketika ia mendengar hal ini. Mata ungu abu-abunya dengan santai menatap orang-orang yang lewat di sekitar, yang berulang kali melayangkan pandangan mereka ke arahnya. Sebuah raut wajah yang dingin mendadak muncul di biji matanya, menyebabkan rasa bahaya bangkit di hati orang-orang ini, dan mereka semua pun bergegas menarik mata lancang mereka.
Dokter Peri Kecil mendengus dingin saat ia merasakan tatapan dingin dengan cepat ditarik. Amarahnya perlahan dikumpulkan ke dalam tangannya. Selama ia menggerakkan kelima jarinya, seketika tak akan ada kehidupan di jalan ini, selain orang-orang yang benar - benar kuat.
Dokter Peri Kecil mempercepat langkah-langkah lembutnya dan mengikuti Xiao Yan setelah menarik tangannya kembali. Meskipun ia tak lagi dingin dan tak acuh setelah mengikuti di sebelah Xiao Yan selama kurun waktu ini, itu hanya ditunjukkan kepada Xiao Yan dan teman-temanya. Jika itu seorang pejalan kaki biasa, Dokter Peri Kecil akan benar - benar tidak menghiraukan nyawa mereka. Tak masalah baginya untuk mencabutnya. Jika seseorang membunuh terlalu banyak, ia tentu akan merasa mati rasa akan hilangnya nyawa manusia. Jumlah orang yang telah mati di tangan Dokter Peri Kecil selama bertahun-tahun ini kemungkinan telah mencapai angka yang sulit untuk dihitung. Sudah sangat sulit baginya untuk menekan perasaan dingin tak acuh di hadapan Xiao Yan…
Hawa dingin di jalan itu diam-diam berhamburan setelah Dokter Peri Kecil berbalik dan pergi. Banyak tatapan mata menjadi penuh dengan kewaspadaan saat mereka memandang sosok anggun yang berada jauh di depan. Mereka seketika menyeka sebagian keringat dingin di tubuh mereka. Tak terduga bahwa wanita ini bukanlah orang biasa. Untungnya, mereka tidak dengan kurang ajar melangkah maju. Jika tidak…
Hawa dingin menggelora keluar dari hati para pejalan kaki saat mereka mengingat mata tak berperasaan yang menatap mereka. Mereka merasa seperti telah ditatap oleh seekor ular berbisa.
Wanita ini adalah seseorang yang tidak bisa mereka singgung.
Regu Xiao Yan berjalan menuruni lereng dan hanya butuh beberapa saat sebelum gerbang kota raksasa muncul di depan mata Xiao Yan. Sebuah antrian manusia yang panjang terbentuk di luar gerbang kota. Kebisingan menyebar dari tempat ini, menyebabkan telinga orang merasa sedikit sakit.
Alis Dokter Peri Kecil mengernyit saat ia memandang banyak pria yang berkumpul menjadi satu itu. Mereka bertelanjang dada, yang mana menunjukkan bekas luka mereka di mana-mana. Karena memiliki sedikit obsesi terhadap kebersihan, ia tidak menyukai situasi semacam itu.
Xiao Yan menyipitkan matanya dan menatap pintu masuk dari kota itu, nyaris seperti ia menyadari kekhawatiran Dokter Peri Kecil.
"Hei, wanita ini sungguh menarik. Sudah lama sejak aku melihat hal seistimewa itu."
"He he, gadis kecil itu juga lumayan. Wajah kecilnya sungguh sangat menyenangkan…"
"Hai Zi, kau punya tubuh semacam itu namun kau suka gadis kecil. Gadis muda yang terakhir kali itu mati karenamu. Betapa tidak beruntungnya."
Tawa cabul yang menusuk telinga mendadak terdengar saat mata Xiao Yan menatap situasi yang ada di pintu masuk kota.
Xiao Yan perlahan menarik tatapan matanya dari pintu masuk kota itu. Matanya tenang saat ia mengikuti suara yang ada dan melirik ke sana, dan melihat lebih dari sepuluh pria yang terlihat kekar berkumpul jadi satu. Tatapan-tatapan mata yang cabul itu berulang kali menatap ke arah Dokter Peri Kecil dan Zi Yan. Orang-orang yang mengantri di sekitar langsung tertawa dengan penuh makna tersirat ketika mereka mendengar tawa cabul regu ini. Bisa melihat wanita-wanita secantik itu yang enak dipandang, di saat kebebasan mereka direnggut dalam masa menunggu yang menjemukan ini, bisa dianggap sebagai cara yang bagus untuk menghabiskan waktu.
Raut wajah Dokter Peri Kecil tidak berubah karena hal ini. Tangan lembutnya menggenggam Zi Yan, yang menunjukkan raut wajah murka di wajah kecilnya, saat matanya memandang ke arah Xiao Yan.
"Ayo pergi…"
Sudut mulut Xiao Yan terangkat membentuk sebuah senyum aneh. Namun, ia tidak bertarung dengan para pria yang tampak kekar ini seperti dugaan semua orang. Alih-alih, ia menoleh dan tersenyum kepada Dokter Peri Kecil sebelum menarik Zi Yan untuk berjalan ke pintu kota.
"Huu…"
Tindakan Xiao Yan ini seketika membangkitkan cemoohan penuh penghinaan dari sekitar. 'Daerah Pelosok Hitam' mengagumi orang-orang yang kuat. Seseorang yang bertindak layaknya tak ada yang terjadi setelah wanitanya dilecehkan adalah sesuatu yang dianggap sangat memalukan oleh orang lain.
"Ha ha…"
Lebih dari sepuluh pria itu semula terkejut ketika mereka melihat tindakan Xiao Yan. Mereka mulai tertawa liar. Namun, tubuh-tubuh orang - orang itu dengan aneh menjadi kaku tepat ketika tawa mereka terdengar. Seketika…
"Bum! Bum!"
Suara - suara ledakan rendah dan dalam mendadak terdengar. Seketika, kebisingan di tempat ini berhenti. Mata semua orang tertegun saat mereka melihat tempat di mana pria-pria besar tadi berada. Gumpalan-gumpalan jelaga hitam muncul tanpa penjelasan. Sesaat kemudian, lingkaran di sekitar seketika mundur layaknya mereka telah melihat sesosok hantu. Cukup banyak orang tersadar segera setelah itu dan tatapan mata terkejut mereka menatap punggung regu Xiao Yan sembari mereka berjalan menuju gerbang kota. Gelombang-gelombang hawa dingin bangkit di dalam hati mereka saat mereka mengingat kejadian aneh tadi. Mereka tidak lagi berani mengeluarkan bahkan sedikitpun suara, takut bahwa kejadian seperti tadi akan terjadi di tubuh mereka.
Situasi aneh ini dengan cepat menyebar di sepanjang rantai manusia ini. Banyak tatapan mata yang takjub dengan cepat melirik ke arah Xiao Yan yang perlahan berjalan menuju gerbang kota. Semua orang bergegas melangkah mundur beberapa kali dimanapun Xiao Yan lewat.
Regu Xiao Yan tak menghiraukan tatapan mata terkejut di sekitar saat mereka berjalan menuju gerbang kota. Ia langsung mengarah ke sebuah pintu ungu di pintu masuk itu. Terdapat lebih dari dua belas pria besar mengenakan zirah kuning pucat berdiri dengan sangat tegap di sana. Aura-aura kuat yang terpancar dari tubuh mereka menyebabkan orang-orang yang mengantri di samping takut mendekat. Mereka hanya bisa menunggu dengan muram hingga aliran manusia di samping perlahan maju.
Arah di mana regu tiga orang Xiao Yan menuju jelas adalah pintu ungu ini. Melihat tindakannya itu, tatapan mata di sekitar seketika menunjukkan keterkejutan. Pintu besar itu adalah sesuatu yang telah dipesan oleh Sekte Kaisaran Hitam untuk digunakan para ahli dari 'Daerah Pelosok Hitam'. Orang bisa melupakan mengenai memasuki pintu ini tanpa kekuatan seorang Dou Huang. Bisakah pemuda ini, yang tampak sekitar dua puluh tahun merupakan ahli semacam itu?
Regu tiga orang Xiao Yan berhenti di depan pintu ungu sembari diamati oleh tatapan mata di sekitar. Sepuluh lebih pria bersenjata penuh seketika melesatkan mata tajam mereka ke arahnya. Tawa seorang pria tua seketika terpancar dari belakang.
"He he, kawan-kawan ini, pintu masuk ini diatur secara khusus bagi seorang ahli Dou Huang. Mohon berbaliklah jika kalian belum mencapai kelas ini." seorang pria berjubah kuning, yang sedang memegang sebatang tembakau di tangannya, perlahan berjalan keluar. Matanya yang menyipit mengamati regu tiga orang Xiao Yan, sebelum ia tertawa lantang.
"Bagaimana bisa kau mengidentifikasi apakah orang yang datang adalah seorang ahli Dou Huang dengan kekuatanmu yang bahkan belum mencapai Dou Wang bintang lima?" Xiao Yan melirik pria tua itu sebelum berbicara dengan sebuah senyuman.
Mata pria tua berjubah kuning itu sedikit terpaku. Seorang pembawa pesan bergegas berlari mendekat, sebelum mengatakan sesuatu dalam perasaan takutnya. Saat mendengar laporan dari pembawa pesan ini, mata pria tua itu menatap tubuh Xiao Yan dengan raut wajah yang tertegun. Sesaat kemudian, ia melambaikan tangannya dan menyuruh pergi pembawa pesan itu. Ia berkata dengan sopan sambil tersenyum, "Tuan ini. Bolehkah aku mengetahui namamu? Faksi mana yang berkaitan denganmu?"
"Yan Xiao, tidak dari faksi manapun." Xiao Yan menjawab pelan.
"He he, tuan Yan Xiao, aku rasa, kau juga telah datang ke Kota Kaisar Hitam karena pelelangannya bukan?" Mata pria tua berjubah kuning itu sedikit mengkilat saat ia tertawa setelah mendengar Xiao Yan menyebutkan namanya.
"Ya." Xiao Yan mengangguk acak. Ia seketika mengerutkan dahi dan bertanya, "Bolehkah aku masuk?"
"He he, tentu saja boleh…" Pria tua berjubah kuning itu bergegas menganggukan kepalanya. Ia mengeluarkan sebuah piringan sabuk berwarna hijau dan menyerahkannya kepada Xiao Yan, sebelum berbicara sambil menyeringai, "Tuan Xiao Yan, Kota Kaisar Hitam saat ini menderita masalah karena terlalu penuh. Cukup sulit untuk mencari sebuah tempat untuk tinggal. Namun, Sekte Kaisar Hitam kami sudah menyiapkan tempat secara khusus bagi para ahli dari 'Daerah Pelosok Hitam' untuk tinggal. Selama kau membawa piringan ini ke 'Paviliun Kaisar Hitam' di bagian tengah kota, akan ada seseorang yang akan mengatur sebuah tempat untuk beristirahat bagimu. Sebagian besar orang yang bisa tinggal di sana adalah para ahli dengan reputasi di 'Daerah Pelosok Hitam'..."
Mata Xiao Yan bergerak ketika ia mendengar hal ini. Ia menerima tablet itu sembari lewat, sebelum tersenyum ke arah pria tua itu. Setelah mengucapkan 'terima kasih', ia memimpin Dokter Peri Kecil dan Zi Yan dengan berjalan dengan lambat melalui pintu ungu itu…
"Oh ya, tuan Xiao Yan, orang-orang yang kau bunuh tadi mungkin adalah beberapa sampah, tetapi mereka termasuk dalam Geng Serigala Kui. Kau sebaiknya sedikit berhati-hati." Pria tua berjubah kuning itu mendadak berbicara ketika regu Xiao Yan hendak memasuki pintu ungu itu.
"Terima kasih atas peringatannya…" suara pelan terpancar dari kejauhan sebelum regu Xiao Yan menghilang seutuhnya di bayangan terowongan kita.
Pria tua berjubah kuning itu menyipitkan matanya saat ia mengamati punggung yang menghilang dari regu Xiao Yan itu. Ia seketika melambaikan tangannya dan memanggil seorang pembawa pesan ke arahnya. Dengan suara yang lembut, ia berkata, "Pergi ke sekte dan beritahu Tetua mengenai orang-orang ini. Dengan kekuatan semacam itu, mustahil bagi mereka untuk benar-benar tidak diketahui. Situasi di Kota Kaisar Hitam saat ini rumit. Tidak boleh ada yang salah…"
"Baik tuan!" Pembawa pesan itu menjawab dengan hormat sebelum berbalik dengan cepat untuk pergi.
Batang tembakau pria tua berjubah kuning itu dengan lembut menepuk lengannya saat ia menyipitkan matanya. Mulutnya menggumam pada dirinya sendiri.
"Yan Xiao? Wilayah dalam 'Daerah Pelosok Hitam' sepertinya tidak memiliki seorang Dou Huang ahli muda dengan nama ini… hei, orang ini cukup misterius. Aku akan membuat Geng Serigala Kui merasakannya terlebih dahulu…"