Perjuangan Menembus Surga

Makhluk Hidup Magma



Makhluk Hidup Magma

0Angin sepoi-sepoi panas mendadak tiba. Di titik genting, Xiao Yan menunjukkan kekuatan perlawanannya yang agak mengerikan. Dapat dilihat sebuah sinar perak mengkilat di bawah kakinya saat tubuhnya berputar membentuk lengkungan aneh, dan angin itu lewat tepat di atas pundak Xiao Yan. Angin panas itu menyebabkan rasa sakit membara terpancar dari pundaknya.     

Tubuh Xiao Yan gemetar setelah menghindari serangan itu. Ia dengan cepat mundur. Ketika ia mundur, ia berbalik, dan ia memandang ke arah di mana angin itu berasal. Wajahnya pun sekali lagi menjadi tertegun     

Terdapat sosok berwarna merah raksasa sebesar sepuluh meter yang sedang berenang di dalam magma. Warnanya mirip dengan magma di sekitar. Jika seorang tidak mengamati dengan cermat, akan sulit untuk menemukannya. Terlebih lagi, tubuh warna merah tua itu diselimuti dengan sisik berwarna merah, dan ekornya yang berwarna merah sepanjang lima kaki sedikit berayun. Sosok merah itu berdiri dengan kedua kakinya, tetapi kakinya sangat besar. Kepalanya juga bundar dan diselimuti dengan sisik-sisik kecil. Sepasang mata kecilnya memancarkan keganasan samar. Mulutnya yang besar sedikit terbuka, menunjukkan gigi-gigi tajam. Dari penampilan makhluk ini, sepertinya itu adalah kadal yang berjalan dengan dua kaki.     

Dari penampilan luar makhluk itu sosok berwarna merah misterius ini jelas bukanlah seorang manusia. Alih-alih, makhluk itu adalah sejenis makhluk hidup. Xiao Yan benar-benar tidak mengetahui sebenarnya apa hal itu karena ia belum pernah melihat sesuatu yang bisa hidup di dalam magma sebelumnya.     

Xiao Yan menghela nafas lega setelah mendengar bahwa makhluk itu bukanlah manusia. Namun, ia tidak melepaskan kewaspadaannya di dalam hatinya. Ia tidak merasakan bahkan sedikitpun aura selama perjalanan ini. Namun, makhluk hidup misterius ini telah melepaskan sebuah serangan kepadanya bahkan tanpa ia rasakan. Jelas, makhluk itu cukup kuat. Terlebih lagi, makhluk itu memiliki keunggulan tempat yang mana adalah rumahnya. Jika Xiao Yan tidak bertindak dengan berhati-hati, ia mungkin akan benar-benar gagal ketika ia tidak menduganya.     

"Ji Ji!"     

Ketika mata Xiao Yan sedang menatap dengan saksama ke arah makhluk itu, makhluk itu juga dengan ganas menatapnya. Kedua belah pihak saling menghadapi satu sama lain untuk sesaat, sebelum sinar ganas di dalam mata makhluk magma itu mendadak menggelora. Sebuah teriakan yang memekakkan telinga terpancar dari mulutnya. Setelah itu, makhluk itu mengayunkan ekornya dan sebuah cakar hewan buas yang tajam membelah magma melesat lurus menuju Xiao Yan.     

"Kau cari mati!"     

Mata Xiao Yan berubah sedikit dingin saat ia melihat makhluk itu menerjang ke arahnya sekali lagi. Ia mendadak mengayunkan lengan bajunya dan sebuah pilar Dou Qi berwarna hijau giok disemburkan dari telapak tangannya. Setelah itu, hal itu dengan keras menghantam ke dalam makhluk magma itu, memaksanya mundur lebih dari sepuluh meter. Baru setelah itu makhluk itu mendesis dan menstabilkan tubuhnya. Namun, setelah diberikan pelajaran. Sebuah keganasan liar berwarna merah tua seketika menggelora ke dalam matan makhluk magma itu. Makhluk itu membuka mulut besar yang dipenuhi dengan gigi tajam dan magma di sekitar seketika mengalir masuk dengan cepat. Hal itu berubah menjadi sebuah bola magma sepanjang satu kaki yang diluncurkan ke arah Xiao Yan, layaknya sebuah bola meriam.     

"Hmmm!" Keganasan menggelora di dalam hati Xiao Yan ketika ia melihat bahwa makhluk ini terus akan mengganggunya. Ia membuka telapak tangannya sebelum mendadak mengepalkannya. Dapat terlihat bola api magma sedang dengan cepat melesat mendekat. Lalu, kecepatan bola itu berkurang sebelum akhirnya berubah menjadi magma yang terbelah ketika hal itu masih berada beberapa meter dari Xiao Yan. Bola magma itu pun kembali ke lautan magma di sekitarnya.     

Makhluk magma misterius itu menjadi murka setelah melihat Xiao Yan kembali memecahkan serangannya. Makhluk itu berulang kali memancarkan sebuah suara 'ji ji' dari mulut besarnya sebelum membuka dan menutupnya. Banyak bola-bola magma seukuran kepala dengan cepat disemburkan dan melesat ke arah Xiao Yan.     

Tubuh Xiao Yan melesat seperti hantu saat ia menghindari bola-bola magma satu per satu. Ketika ia menyadari bahwa makhluk magma itu bisa menyembuhkan bola-bola magma kuat yang tak terhitung jumlahnya, ia mengerutkan dahinya. Sinar perak di kakinya mengkilat dan tubuhnya membawa sebuah riak Magma yang muncul di belakang makhluk magma itu secepat kilat. Ia melengkungkan jari-jarinya dan tangannya membentuk sebuah bentuk seperti bilah dan dengan keras menancapkannya ke dalam dada makhluk magma itu.     

Meskipun sisik-sisik dari makhluk magma ini sangat keras, bilah tangan milik Xiao Yan, yang menjadi lebih tajam daripada sebuah belati di bawah rangsangan Dou Qi nya, dan dengan mudah menembus dada makhluk itu hanya dalam sekejap.     

Mata dari makhluk magma itu bergertar dengan hebat setelah menerima pukulan mematikan ini. Sebuah keganasan melintas muncul di dalam matanya. Seketika, sebuah suara 'ji ji' tajam berulang kali terpancar dari dari mulutnya. Akhirnya suara itu dengan cepat menyebar di dalam magma layaknya gelombang-gelombang air.     

Suara itu berlanjut sesaat sebelum berangsur-angsur melemah. Nyawa di mata makhluk magma itu pun dengan tepat menghilang. Xiao Yan dengan dingin memandang makhluk magma itu yang berangsur-angsur menjadi kaku, sebelum ia perlahan menarik tangannya. Kakinya hendak mundur dari tubuh makhluk magma itu ketika sebuah pemikiran mendadak melintas melalui hatinya. Ia mengutak-ngatik bagian dalam tubuh itu dengan tangannya. Ketika ia akhirnya menariknya, terdapat sebuah manik-manik merah terang di dalamnya.     

Di tangan Xiao Yan, tidak ada sedikitpun darah segar setelah ditarik dari tubuh makhluk magma itu. Yang ada adalah sejenis minyak. Manik-manik merah terang itu berkedip dan memancarkan hawa panas yang samar.     

Xiao Yan mengamati manik-manik merah terang ini dengan agak penasaran. Keterkejutan seketika melintasi matanya. Ia mendapati bahwa di sana ada sebuah energi afinitas api kuat yang terkandung di dalam manik-manik itu. Energi sejenis ini bahkan lebih murni daripada energi yang bisa ia serap dari dunia magma. Terlebih lagi, jumlahnya juga cukup besar. Xiao Yan akan harus berlatih setidaknya dua hari agar bisa menyerap energi yang berjumlah sama, dibandingkan apa yang terbaring di dalam manik-manik kecil itu.     

"Ini seharusnya adalah sesuatu yang mirip dengan Inti Monster di dalam seekor Binatang Magic. Namun, hal ini adalah sebuah obat yang jarang dilihat oleh seseorang yang menerapkan energi afinitas api. Sayangnya, energi ini terlalu liar dan ganas, dan tidak bisa dikonsumsi langsung. Jika tidak, hal itu akan sama dengan semacam pil obat bertaraf tinggi…" Mata Xiao Yan penuh dengan keterkejutan. Jika orang lain berniat menyerap benda ini, mereka akan harus menggunakan hal lain untuk meredakan keganasan liar di dalamnya. Namun, hal itu bukanlah masalah besar bagi Xiao Yan, yang memiliki sebuah 'Api Surgawi.' Jadi, ia bisa mengonsumsi dan menyerap benda ini. Namun, yang membuatnya merasa agak kecewa adalah jumlahnya hanya ada satu. Efeknya tidak akan terlalu besar, dan yang akan ia dapatkan hanyalah kehilangan waktu pelatihan beberapa hari.      

Xiao Yan menghela nafas dengan kecewa. Ia menggenggam manik-manik merah terang itu di tangannya, dan tatapan matanya sekali lagi melesat ke dalam lingkaran cahaya tembus pandang itu. Namun, raut wajahnya mendadak berubah. Tatapan matanya seketika dilayangkan ke bagian barat magma merah terang. Sebuah kegaduhan hebat mendadak telah terpancar dari arah itu.     

Tatapan mata Xiao Yan menatap dengan saksama ke arah area di mana riak magma itu berasal. Dou Qi di dalam tubuhnya siap untuk bergerak. Wajahnya serius. Dunia magma ini memang penuh dengan bahaya…     

Magma merah terang itu dengan cepat mendesir. Sesaat kemudian, mata Xiao Yan mendadak menyusut. Ia dapat melihat sebuah kelompok besar sosok-sosok berwarna merah di belakang magma. Mereka tepat seperti sekelompok ikan yang datang menyerbu. Banyak mata yang mengandung keganasan dan mulut-mulut yang penuh dengan gigi-gigi besar menyebabkan kulit di kepala Xiao Yan menjadi mati rasa. Memang, tidak hanya ada satu manusia kadal terkutuk itu…     

Xiao Yan mengisyaratkan dengan tangannya dan Api Hati Gugur yang melayang di atas kepalanya ditarik ke dalam tubuhnya. Sebuah api hijau giok kuat menggelora keluar dari Xiao Yan. Ia akan kesulitan melepaskan diri dari manusia-manusia kadal api itu. Jadi, ia hanya bisa mengerahkan segalanya dan bertempur melawan mereka.     

Dalam beberapa kejapan singkat, ratusan sosok-sosok merah itu melesat dan bergegas mendekat, sebelum akhirnya mengepung Xiao Yan. Mata mereka ganas dan kejam saat mereka menatap dengan saksama pada manik-manik merah terang di tangan Xiao Yan.     

Xiao Yan dengan cepat menyimpan manik-manik itu ke dalam Cincin Penyimpanannya di hadapan tatapan begitu banyak mata kadal api. Sepertinya makhluk-makhluk ini telah dipanggil oleh manusia kadal tadi tepat sebelum ia mati. Tak terduga bahwa terdapat begitu banyak makhluk yang hidup di bawah magma, yang tidak Xiao Yan sadari sebelumnya.     

Api hijau giok di permukaan tubuh Xiao Yan menjadi lebih pekat ketika matanya menunjukkan kewaspadaan, saat perlahan menatap manusia-manusia kadal itu. Manusia-manusia kadal itu sepertinya cukup takut terhadap Api Hati Teratai Berlapis. Jadi, mereka hanya mengepung Xiao Yan, tetapi tidak langsung menerjang maju untuk merobeknya menjadi potongan-potongan.     

Keadaan terkunci ini tidak berlangsung lama sebelum dipecahkan oleh keengganan para manusia kadal api. Mata mereka merah terang sembari sebuah suara 'ji ji' yang memekakkan telinga terpancar dari mulut mereka. Akhirnya, mereka membelah magma dan menerjang ke arah Xiao Yan secepat kilat.     

Raut wajah Xiao Yan sedikit berubah, saat banyak manusia kadal itu mengepung dan menyerangnya. Tangannya mengencang. Angin-angin telapak tangan yang tajam, yang membawa sebagian hawa panas, terbentuk saat ia menyerang, menghasilkan riak-riak hebat di dalam magma. Serangan-serangan ini menghantam dengan tepat ke dalam banyak sosok berwarna merah yang datang menerjang.     

Ada banyak sekali manusia kadal itu, dan mereka bahkan tahu bagaimana untuk mengendalikan kekuatan magma. Jika seorang ahli biasa di puncak kelas Dou Wang dikepung oleh mereka, nasib mereka tidak akan baik. Namun, mereka bukanlah ancaman besar bagi si Xiao Yan. Setiap kali angin telapak tangan itu melesat keluar, sebuah tenaga tersembunyi akan menghancurkan seorang manusia kadal. Jadi, ada hampir dua puluh manusia kadal yang telah mati di tangan Xiao Yan setelah saling bertukar serangan hanya dalam beberapa menit.     

"Ji ji."     

Dengan adanya semakin banyak manusia kadal yang dibunuh di tangan Xiao Yan, manusia kadal yang tersisa akhirnya paham sebenarnya seberapa kuat orang di depan mereka itu. Namun, mereka tidak mundur karena hal ini. Sebaliknya, lebih banyak gelombang-gelombang suara yang memekakan telinga mulai dengan cepat terpancar dari mulut mereka.     

Raut wajah Xiao Yan sedikit berubah di hadapan tindakan makhluk-makhluk ini. Dari kejadian itu, ia tentu saja paham bahwa makhluk-makhluk ini sedang memanggil rekan mereka. Dengan kekuatannya sekarang, memang tidak terlalu sulit untuk menghadapi lebih dari seratus manusia ular. Namun, jika ada ribuan atau lebih, kemungkinan besar yang tidak akan beruntung adalah dirinya.     

Xiao Yan mendadak menggertakkan giginya saat pemikiran ini melintasi hatinya. Ia tidak mempedulikan penghalang cahaya tembus pandang itu lagi. Tubuhnya bergerak dan kabur ke atas. Tepat ketika tubuhnya telah bergerak lebih dari sepuluh meter jauhnya, sebuah riak hebat terpancar dari atas magma. Seketika, Xiao Yan melihat sosok-sosok berwarna merah muncul dalam penglihatannya…     

Terlebih lagi, hal yang membuat hati Xiao Yan putus asa adalah terdapat seorang manusia kadal yang luar biasa besar di depan banyak sosok-sosok berwarna merah itu. Bahkan Xiao Yan merasakan tekanan samar ketika berhadapan dengan manusia kadal ini. Jelas, kekuatan makhluk besar itu jauh melampaui manusia kadal biasa…     

"Benar-benar merepotkan kali ini…"     

Xiao Yan hanya bisa menghentikan tubuhnya, menghirup nafas dalam-dalam, dan menggumam saat ia memandang kelompok besar para manusia kadal itu bergerak ke arahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.