Perjuangan Menembus Surga

Permulaan Kompetisi Besar



Permulaan Kompetisi Besar

0Ketika Xiao Yan melaporkan angkanya, raut muka Bai Cheng seketika membeku. Selain itu, bahkan mukanya tampak memucat.     

Bai Cheng telah menyimpan dendam kepada Xiao Yan semenjak ia dikalahkan di tangannya dan ia telah menyalahkan kekalahannya pada masalah bahwa Xiao Yan menelan 'Pil Kekuatan Naga'; mungkin hal ini karena ia tidak ingin mengakui alasan kekalahannya yang sebenarnya. Akan tetapi, tepat pada saat ini juga, perasaan takut yang sangat samar bangkit di dalam hatinya. Hal itu muncul meskipun ia enggan mengakuinya dengan mulutnya, tetapi, di suatu tempat di lubuk hatinya, ia memang merasa takut terhadap Xiao Yan.     

Bai Cheng mengencangkan genggamannya pada tongkat bambu dan memandang senyum riang yang tergantung di ujung mulut Xiao Yan. Wajahnya sedikit berkedut ketika ia menurunkan matanya. Tatapan itu layaknya ia sedang menggenggam seekor serigala yang sangat lapar dengan tangannya. "Sialan, meskipun aku harus mengerahkan segalanya kali ini, aku tidak akan memberimu kesempatan untuk berada pada posisi sepuluh besar 'Peringkat Kekuatan'.     

Xiao Yan dengan tenang memandang Bai Cheng yang telah menunduk. Ia bermain dengan tongkat bambu di tangannya, tetapi tidak terlalu khawatir di dalam hatinya. Dahulu, ketika ia hanyalah seorang Dou Ling bintang satu, ia telah mampu mengalahkan Bai Cheng. Kini, setelah kekuatannya telah sedikit meningkat, ia tidak lagi perlu melakukan sesuatu seperti membuat dirinya lelah karena menghabiskan terlalu banyak tenaga seperti saat itu.     

Setelah Xiao Yan, terdapat beberapa orang yang lanjut memilih tongkat - tongkat bambu. Di antara mereka, lawan Wu Hao adalah seorang Dou Ling bintang satu yang berperingkat ke - 43 pada 'Peringkat Kekuatan'. Kekuatan semacam ini hanya bisa dianggap barisan belakang di 'Peringkat Kekuatan'. Meskipun kekuatan Wu Hao hanya berada di puncak kelas Da Dou Shi, kesempatan menangnya cukup besar jika ia mengerahkan segala kekuatannya. Dilihat dari tampangnya yang tersenyum, jelas bahwa ia bergembira akan keberuntungannya.     

Setelah pesaing terakhir memilih undiannya di hadapan semua orang, kebanyakan urutan pertandingan di arena telah diatur. Jumlah orang - orang yang putus asa dengan tampang tak berdaya tidaklah sedikit. Hal ini karena lawan mereka adalah para ahli yang berada pada peringkat atas 'Peringkat Kekuatan'. Di antara mereka, seseorang yang telah mencapai kekuatan seorang Dou Ling bintang empat secara kebetulan telah mengambil sebuah angka yang sama dengan Liu Qing. Tepat saat angka itu dibacakan, raut muka orang ini segera berubah menjadi kelabu. Meskipun kekuatannya bisa dianggap berada pada kelas menengah pada 'Peringkat Kekuatan', kesempatan menangnya tak dapat dipungkiri terjun hingga tak berarti lagi di hadapan seorang ahli seperti Liu Qing.     

Yang menarik adalah lawan Zi Yan. Orang ini adalah seekor kuda hitam yang baru - baru ini menjadi pusat perhatian dan masuk ke 'Peringkat Kekuatan'. Bahkan, dilihat dari sikapnya, ia tampaknya merupakan seseorang yang hanya tahu bagaimana cara bertapa dan berlatih. Hal ini membuatnya tidak begitu paham mengenai Zi Yan. Oleh karena itu, ketika ia melihat lawannya ternyata adalah seorang gadis kecil, ia mulai membuka mulutnya dan tertawa dengan jijik di hadapan beberapa pasang mata di sekitarnya yang menatapnya layaknya ia seorang idiot. Melihat pemandangan ini, Xiao Yan dan yang lainnya menahan tawa mereka. Mungkin, orang ini akan seketika menangis hingga senja tiba setelah kompetisi ini dimulai.     

Mata Su Qian perlahan menyapu seluruh tempat itu. Ketika ia melihat bahwa seluruh pesaing yang ada telah mengetahui lawan mereka, ia mengangguk pelan. Sebuah suara tua yang pelan bergema di stadion, "Karena penarikan undiannya telah selesai, kalian semua kembalilah ke tempat duduk kalian terlebih dahulu. Urutan pertandingannya akan diambil secara berurutan."     

Setelah perkataannya ini terdengar, tangan Su Qian menarik sebuah tongkat bambu dari sebuah silinder di depannya. Ia meliriknya dan berkata pelan, "Nomor tujuh."     

Tubuh dua orang di antara para pesaing di arena mendadak melompat berdiri setelah mendengar angka yang disebut Su Qian.     

"Orang - orang yang memiliki bagian tongkat bambu bawah berwarna biru dan merah dengan angka tujuh tinggalah. Yang lain bisa pergi." Su Qian memerintah sembari mengayunkan tangannya.     

Semua orang seketika bergegas keluar setelah mendengar perintah Su Qian. Hanya dua orang yang tersisa.     

Dua orang di arena juga tahu peraturannya. Sesaat setelahnya, mereka dengan cepat memfokuskan perhatian mereka. Wajah mereka sekencang Dou Qi samar yang membludak dari tubuh mereka. Masing - masing dari mereka mengeluarkan senjata saat tatapan mata mereka dengan tajam mengukur lawan mereka.     

Balkon penonton yang telah menjadi jauh lebih tenang, memandang niat bertarung berapi - api yang berangsur - angsur menyebar di arena dan perbincangan pribadi kembali pecah. Beberapa pasang mata juga menjadi panas mendidih saat ini juga. Kompetisi Besar 'Peringkat Kekuatan' yang telah mereka tunggu - tunggu untuk waktu yang lama akhirnya terbuka juga tirainya.     

Xiao Yan dan Wu Hao kembali ke panggung tinggi itu. Mata Xiao Yan bertemu dengan Lin Xiuya yang tidak berada jauh darinya, saling bertukar senyuman dan menganggukan kepala mereka.     

"Dua orang ini berada pada peringkat ke - 35 dan ke - 38. Kekuatan mereka tidak jauh satu sama lain. Akan ada kegelisahan ketika mereka bertarung." Wu Hao memandang dua orang di arena dan tertawa.     

Xiao Yan mengangguk cepat. Badanya bersandar pada pagar pembatas saat matanya dengan santai tertuju di arena.     

"Tidak terduga bahwa lawan Xiao Yan ge - ge ternyata adalah Bai Cheng lagi." Xun Er menutupi mulutnya dan tertawa pelan.     

"Ia hanyalah seseorang yang telah kukalahkan." Xiao Yan tersenyum dan menjawab. Di matanya, terdapat perasaan yang tidak diketahui. Walaupun terdapat dua orang yang akan berkata bahwa kemenangannya terhadap Bai Cheng adalah karena ia bergantung oleh bantuan sebuah pil obat, bahkan setelah ia mendirikan sebuah panggung dan menerima tantangan saat itu, hal itu tidak menyingkirkan akar masalahnya. Kini, saat mereka akan bertemu lagi, ia hanya bisa secara kebetulan dengan jelas menunjukkan kekuatannya agar semua orang melihatnya di depan umum. Jika ia bisa mengalahkan Bai Cheng sekali, makan ia akan bisa mengalahkannya untuk kedua bahkan ketiga kalinya!     

"Tetapi, orang itu tampaknya menyimpan dendam terhadapmu. Pertemuanmu kali ini mungkin akan berakhir pada sebuah pertandingan mati - matian. Meskipun kau tidak takut padanya, kau juga harus berhati - hati. Jika ia mencederaimu setelah kau berusaha mati - matian, kau akan kesulitan pada pertandingan - pertandingan berikutnya." Wu Hao mengerutkan dahi dan mengingatkan.     

Xiao Yan tersenyum dan mengangguk. Wataknya aslinya sangat berhati - hati. Tentu saja, ia akan mengambil tindakan pencegahan mengenai masalah seperti itu. Apakah ia bisa memasuki sepuluh besar 'Peringkat Kekuatan' mempengaruhi masalah penting apakah 'Api Hati Gugur' akan berakhir di tangannya. Oleh karena itu, ia bersikap sangat berhati - hati terhadap kompetisi ini, khawatir jika sebuah kesalahan sepele akan terjadi yang akan membuat rencananya gagal.     

Saat beberapa mereka berbincang, dua orang di bawah telah secara mendadak bertubrukan di hadapan gelombang suara - suara berapi - api dari balkon penonton. Dou Qi kuat saling bertabrakan satu sama lain, meledakkan gelombang suara rendah dan dalam. Ketika sosok - sosok manusia itu melintas, suara logam jelas berulang kali muncul dan percikan api melesat keluar. Dari awal pertarungan, pemanasannya diabaikan dan mereka langsung masuk pada sebuah pertarungan mati - matian yang sebenarnya.     

Salah satu dari dua orang di arena memiliki Dou Qi afinitas api, sementara yang satunya adalah afinitas kayu. Meskipun kekuatan pemilik afinitas kayu sedikit kuat, ia tampak sedikit kesulitan menahan serangan lawannya karena Dou Qi miliknya ditekan oleh lawannya. Pesaing dengan Dou Qi afinitas api juga cukup pintar. Ia paham inti dari mengerahkan seluruh kekuatannya sekaligus. Saat serangannya dilontarkan, angin panas membara muncul terus - menerus. Dou Qi merah pucat yang terlihat seperti gumpalan - gumpalan api yang bergelora, melukiskan banyak lengkungan di udara dan dengan ganas menebas ke arah lawannya. Akan tetapi, di hadapan serangan buas dan ganas miliknya, murid dengan Dou Qi afinitas kayu itu tidak menunjukkan sedikitpun perubahan raut muka ataupun kepanikan. Wajahnya tenang saat ia menerima seluruh serangan lawannya. Meskipun ia tampaknya telah terjatuh dan terlihat tedesak, ia tidak menderita luka serius.     

Pertarungan di arena bisa dianggap sebuah pertarungan tingkat tinggi bahkan di Akademi Dalam. Karena itu, para penonton di sekitar balkon penonton terfokus pada acara itu. Mata mereka tidak berkedip ketika mereka menatap dua sosok manusia di arena. Teriakan meriah dan serempak terpancar dan menggema tanpa henti di arena.     

Meskipun pertarungan di arena sangatlah menarik bagi para murid di balkon penonton, hal itu hanya bisa membuat Xiao Yan dan yang lainnya menganggukkan kepala mereka pelan. Lagipula, dengan perbedaan kekuatan mereka, tentu saja mereka akan memandang hal yang ada dengan cara yang berbeda. Bagaimanapun mereka melihatnya, mereka akan memandang dengan sudut pandang yang berbeda.     

"Murid Dou Qi afinitas api itu hendak kalah." Xiao Yan dengan santai melirik pertarungan di arena, sebelum tiba - tiba membuka mulut untuk berbicara.     

"Hah?" Wu Hao dan Hu Jia di samping sedikit tertegun ketika mereka mendengar hal ini. Saat ini, orang dengan Dou Qi afinitas api itu ada dasarnya memiliki keunggulan mutlak dalam pertarungan tersebut.     

"Meskipun Dou Qi afinitas api memiliki serangan yang kuat dan ganas, hal itu tidak bisa bertahan lama. Sudah jelas bahwa pengalaman bertarung lawannya bahkan lebih kaya daripadanya dan ia tahu bagaimana cara menghindar dan mengulur waktu. Dou Qi afinitas kayu mungkin memiliki serangan yang lebih lemah daripada afinitas api, tetapi afinitas itu lebih tahan lama. Bahkan, hal itu juga bisa menyembuhkan luka dengan sendirinya. Jika dirasakan dengan cermat, seseorang akan bisa mendapati bahwa serangan murid dengan Dou Qi afinitas api itu sudah menjadi semakin lambat. Di sisi lain, lawannya sedang membalikkan situasinya. Sepertinya, pemenangnya akan ditentukan dalam sepuluh menit." Xun Er di samping tersenyum dan menjelaskan situasinya dengan suara yang lembut. Pengetahuannya sedikit pun tidak lebih lemah daripada Xiao Yan. Dilihat dari sudut pandang tertentu, ia bahkan bisa melihat dengan lebih akurat daripada Xiao Yan.     

Wu Hao dan Hu Jia juga menjadi lebih memperhatikan ketika mereka mendengar analisis Xun Er. Sesaat kemudian, mereka menganggukkan kepala mereka dengan terkejut. "Benar juga."     

Xiao Yan melirik wajah tersenyum Xun Er di sampingnya. Gadis kecil itu memandang hal - hal dengan lebih akurat dibanding dirinya. Setidaknya, ia tidak bisa menentukan bahwa pemenang dari dua orang ini akan ditentukan dalam waktu sepuluh menit.     

Semuanya terjadi tepat seperti yang telah diprediksi Xun Er. Pada menit kedelapan, sebuah perubahan mendadak terjadi di pertarungan yang penuh kegelisahan itu. Murid Dou Qi afinitas kayu tadi, yang telah bertahan secara pasif, tiba - tiba melepaskan sebuah serangan yang sangat ganas. Dou Qi hijau pucat di tangannya seperti sebuah pilar cahaya saat melesat keluar. Akhirnya, hal itu menembus pertahanan lawannya secepat kilat dan menghantam dadanya dengan keras. Seketika, wajah murid dengan Dou Qi afinitas api itu berubah menjadi pucat pasi. Seteguk darah segar tumpah dari sudut mulutnya. Tubuhnya dengan hebat terjatuh keluar dari arena. Ketika ia merangkak naik, ia hanya bisa mendengar tepuk tangan hebat seperti guntur di seluruh stadion. Wajahnya murung dan putus asa.     

"Pertandingan pertama dimenangkan oleh He Bu!"     

Su Qian dengan tak acuh mengumumkan hasil pertandingan dari panggung tinggi. Pertandingan ini tidak bisa dianggap begitu sengit. Hal itu bak permainan anak - anak baginya. Tidak banyak yang bisa ia puji.     

Ketika tepuk tangan terdengar di seluruh stadion, Su Qian bersandar lembut pada sandaran bangkunya. Ia kembali mengambil sebuah tongkat bambu dari silinder bambu. Setelah sedikit terkejut, ia seketika tersenyum secara refleks, saat ia berkata kepada beberapa Tetua di sampingnya, "Sepertinya, kita akan melihat sebuah pertandingan yang lebih menarik daripada sebelumnya."     

"Pertandingan kedua, nomor dua puluh delapan."     

Ketika suara Su Qian terdengar, sesosok manusia mendadak melesat ke atas panggung. Orang itu adalah seorang pria yang wajahnya angkuh dan sombong. Sebagai kuda hitam yang pusat perhatiannya bahkan melebihi Xiao Yan, ia menerjang ke peringkat ke - 33 pada 'Peringkat Kekuatan' dari luar. Bahkan, orang ini tampaknya telah mengutarakan perkataan angkuh, berkata bahwa jika diberi lima hari, ia juga pasti akan menang akan Xiao Yan. Hal ini membuat sejumlah orang mengagumi keangkuhannya. Akan tetapi, Xiao Yan tidak berkomentar. Ia terlalu sibuk dengan pertapaannya dan tidak ada waktu untuk memperdulikan seseorang yang baru saja sukses.     

Tidak lama setelah pria itu naik ke panggung, sebuah tubuh kecil muncul di hadapan tatapan semua orang. Gadis kecil mengenakan pakaian putih perlahan memanjat ke panggung di hadapan tawa terkekeh - kekeh di depan Xiao Yan dan yang lainnya.     

"Ha ha, gadis kecil, tenanglah. Aku pasti akan menahan diri!" Pria itu tidak bisa menahan tawanya ketika ia memandang gadis kecil berbaju putih. Ia tampak sudah bisa melihat pemandangan cantik tentang dirinya yang meningkat.     

Xiao Yan, Lin Xiuya, Liu Qing dan yang lainnya di panggung tinggi menyeka keringat dingin dari kening mereka di hadapan tawa angkuh pria itu.     

"Orang yang menyedihkan ini…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.