Satu Nafas Tersisa
Satu Nafas Tersisa
Cahaya intens terang berwarna emas memenuhi setengah angkasa di arena. Cahaya merah gelap itu seperti sebuah bulan sabit saat melesat keluar. Keduanya membawa cahaya yang sangat tajam dan ruang di sepanjang jalan bergetar. Garis - garis retakan menyebar keluar dan sebuah tenaga penghancur mengerikan membuat wajah semua orang di panggung penonton penuh keterkejutan dan ketakutan. Jika mereka di posisi itu, kemungkinan, energi kecil yang merembes keluar akan cukup untuk mengejutkan mereka setengah mati. Sebuah pertarungan setaraf ini sedikit terlalu mengerikan.
Dua serangan yang luar biasa menakutkan hendak bertabrakan dengan sebuah ledakan. Banyak sekali mata yang menonton memantulkan cahaya emas dan merah gelap, ketika dua serangan itu bergerak menyatu seperti batu meteor!
Hati semua orang secara refleks berdegup kencang ketika mereka berdua sangatlah dekat. Siapa yang akan menang dalam pertarungan mengerikan semacam ini?
Di hadapan antisipasi dan ketidakpastian di dalam hati semua orang, cahaya emas dan merah tua dengan hebat bertabrakan di udara sesaat kemudian… Namun, ketika semua orang menutupi telinga mereka dan menunggu ledakan yang sangat besar yang hendak bergema di seluruh tempat itu, secara aneh, tumbukan di udara itu tidak memancarkan sedikitpun suara.
Banyak tatapan mata tertegun perlahan terangkat. Setelah itu, mereka memandang dua gumpalan seperti cairan berwarna merah gelap dan kuning emas, yang saling menggerus satu sama lain di angkasa. Meskipun adu serangan semacam ini hening, mata semua orang masih mendapati ruang yang ada telah menjadi sangat piuh saat dua energi ini bersentuhan. Sekilas, hal itu membuat orang merasakan ilusi berbahaya.
Arena yang sunyi senyap itu penuh dengan suara mendesis, yang terpancar dari energi yang saling menggerus satu sama lain di udara. Warna merah gelap dan kuning emas itu seperti dua gumpalan awan yang luar biasa besar, yang menyelimuti langit di atas arena. Adu serangan yang tampak tenang itu sebenarnya mengandung ambisi untuk melahap satu sama lain.
Mata Xiao Yan menatap dengan saksama pada dua gumpalan energi raksasa di udara. Setelah cahaya pedangnya meninggalkan pedang penguasanya, seluruh tubuhnya tampak telah menjadi kehabisan tenaga. Wajahnya sepucat selembar kertas dan tubuhnya gemetaran. Jika pedang berat di tangannya tidak bersentuhan dengan tanah, kemungkinan, bahkan seluruh tubuhnya tidak akan bisa stabil. Jelas, 'Api Pembelah Tsunami' kali ini benar - benar menguras Dou Qi sedikit yang tersisa di dalam tubuh Xiao Yan.
Dibanding Xiao Yan, Liu Qing tampak sedikit lebih baik. Akan tetapi, raut mukanya juga seputih kertas. Tatapan matanya dengan gelisah memandang dua gumpalan energi di udara. Kedua hal itu berulang kali menggerus dan melahap satu dengan yang lainnya.
Banyak sekali tatapan mata yang terhenti pada keadaan di udara. Segera, seluruh stadion menunggu hasil adu serangan di antara dua gumpalan energi ini, yang mengandung kekuatan penghancur semengerikan itu.
Dua energi merah gelap dan kuning emas di udara yang berulang kali melahap dan menjerat, tiba - tiba menjadi seperti air mendidih di hadapan semua orang. Sebuah riak hebat muncul. Seketika, dua gumpalan energi itu mendadak membengkak di hadapan tatapan mata semua orang yang terpaku!
Banyak tatapan mata tertegun ketika mereka memandang dua gumpalan energi raksasa yang tiba - tiba membengkak dengan aneh. Mereka merasakan kegelisahan, entah mengapa.
Setelah pembengkakan itu mencapai sebuah batas tertentu, dua gumpalan energi raksasa itu mendadak menghentikan semua pergerakannya. Sebuah kilauan gelap yang aneh, yang seperti sebuah titik terang kecil mendadak muncul… Setelah kemunculan kilauan itu, ruang yang ada mendadak mulai bergejolak. Sebuah mutase kecil tampak telah muncul ketika serangan terkuat Xiao Yan dan Liu Qing bertemu dan melahap satu sama lain. Kondisi sejenis ini adalah sesuatu yang bahkan mereka sendiri terkejut dan kebingungan.
Titik cahaya itu dengan cepat membesar di dalam dua gumpalan energi tersebut. Pada akhirnya, titik cahaya itu menjadi semakin menyilaukan. Ruang yang mendesir telah menjadi semakin hebat pada saat ini juga.
Seluruh Tetua di kursi para juri mengerutkan dahi dengan hebat, ketika mereka memandang sedikit perubahan saat energi itu bersentuhan. Teknik Dou kelas Di ke atas mungkin bisa meminjam energi alam untuk menguatkan serangan mereka. Akan tetapi, ketika hal itu bertabrakan dengan Teknik Dou yang sama kuatnya, berbagai macam kejadian tak terduga sangat mudah muncul. Beberapa perubahan yang tak terkira adalah sesuatu yang bahkan orang - orang yang menggunakannya tidak bisa perkirakan. Dilihat dari situasinya tadi, jelas bahwa sebuah perubahan yang tidak biasa telah terjadi ketika serangan Xiao Yan dan Liu Qing sedang melahap satu sama lain.
Tetua Kepala Su Qian mengerutkan dahinya sedikit saat ia memandang titik cahaya besar yang semakin menyilaukan di dalam gumpalan energi tersebut. Sesaat kemudian, ia tampak telah merasakan sesuatu dan menggerakkan tubuhnya sebelum menghilang dari kursi para juri.
Tepat saat Su Qian menghilang, dua titik cahaya di langit tampak seperti balon yang telah dipecahkan. Sebuah energi alami liar aneh yang hebat seketika menyebar di angkasa.
"Bum!"
Cahaya intens yang menyilaukan mata, berhamburan turun dari ufuk langit. Ketika energi alami itu menjadi ganas, gumpalan energi merah gelap dan kuning emas akhirnya tidak bisa menahan pergerakan aneh energi tersebut. Seketika… sebuah ledakan seperti guntur, yang membawa angin ribut yang sangat mengerikan, turun menyapu dari atas. Seluruh tempat berdesir, dimanapun angin ribut itu lewat.
Banyak orang di balkon penonton menunjukkan raut muka terkejut, ketika mereka memandang angin ribut energi yang dengan cepat menyebar. Walaupun mereka berada jauh dari arena, mereka masih dapat merasakan kengerian yang ada di dalamnya. Jika angin ribut ini menyebar ke arah mereka, kemungkinan, hanya sedikit dari mereka yang akan selamat.
"Kunci Ruang!"
Sebuah sosok orang tua mendadak melesat ke udara tepat waktu. Sebuah teriakan tua terdengar dan sebuah energi aneh menggelora keluar dari tubuhnya. Ruang kosong telah mulai bergejolak seperti air yang beriak pada saat ini juga. Akhirnya, hal itu berguncang seperti petir, sebelum akhirnya benar - benar mengeras!
Segala hal di arena, termasuk angin ribut energi yang menyebar, benar - benar dihentikan.
Meskipun angin rebut energi itu dihalangi oleh Su Qian, masih ada dua gumpalan energi yang lolos. Gumpalan dua energi ini mengikuti untaian kecil relasi samar yang tersisa dari dua Teknik Dou yang telah dilepaskan. Di hadapan tatapan mata yang terkejut, mereka menabrak tubuh Xiao Yan dan Liu Qing yang tidak siap, dengan secepat kilat.
"Grek!"
Dengan terpukul dengan kejam oleh dua energi liar dan ganas ini, seteguk darah segar seketika dimuntahkan keluar dari mulut mereka berdua. Dalam sekejap, tubuh mereka menggesek tanah, saat mereka melesat dengan hebat. Akhirnya, mereka seperti dua garis hitam yang menghantam keluar dari arena dan melesat ke dalam dua balkon penonton, membangkitkan sebuah keributan.
Raut wajah Su Qian berubah sedikit ketika Xiao Yan dan Liu Qing terguncang dan tersebar karena energi yang telah tumpah itu. Energi yang telah diciptakan oleh kedua Teknik Dou itu memiliki kekuatan liar dan ganas, yang jauh lebih kuat daripada kekuatan Teknik Dou murni sebelumnya, setelah melahap dan menggerus satu sama lain. Saat ini, Xiao Yan dan Liu Qing sedang berada dalam keadaan kehabisan tenaga. Hasil dari dihantam dengan keras seperti ini…
Raut muka Su Qian kelam dan serius. Segel di tangannya bergerak mendadak, saat mulutnya berteriak dingin, "Hancurlah!"
Saat teriakan itu terdengar, energi angin rebut yang mengeras itu perlahan musnah dan menghilang.
Su Qian melambaikan tangannya setelah menghancurkan angin ribut energi tadi dan dua Tetua melesat dari kursi para juri. Akhirnya, mereka melesat di arah di mana dua orang terhempas ke belakang. Sesaat kemudian, masing - masing dari mereka membawa dua sosok manusia dengan baju compang - camping dan penuh bercak darah itu. Arena yang hancur lebur itu juga penuh dengan bercak darah.
Semua orang di stadion bergegas menegakkan tubuh mereka. Mereka memandang Xiao Yan dan Liu Qing yang telah jatuh pingsan di arena. Masing - masing dari mereka diam - diam menelan seteguk air liur dan seketika tersenyum kecut. Dua orang gila ini… hal itu hanyalah sebuah pertarungan untuk sepuluh besar, tetapi mereka sungguh membuat diri mereka berada dalam keadaan seperti ini…
"Akan tetapi, pertarungan itu tadi…" Semua orang berdecak saat mereka menikmati sensasi dari angin ribut energi yang menyapu tadi. Jika ditarik kebelakang, mereka merasa detak jantung mereka telah menjadi jauh lebih kencang.
Su Qian menggerakan tubuhnya dan muncul di arena. Ia memandang arena yang benar - benar hancur lebur dan dengan tak berdaya menggelengkan kepalanya. Sepertinya, pertandingan ini telah menciptakan kehancuran terbesar dalam bertahun - tahun Kompetisi Besar 'Peringkat Kekuatan' diselenggarakan.
Su Qian membungkuk dan dua gelombang Dou Qi menerjang Xiao Yan dan Liu Qing yang tak sadarkan diri. Sesaat kemudian, Su Qian menghela napas lega. Untungnya, nyawa mereka tidak berada dalam bahaya, meskipun mereka cedera serius.
Sekelompok sosok besar juga melesat turun dari panggung tinggi dan seketika, berkumpul di sekitar Su Qian dan yang lainnya.
Yan Hao melirik Liu Qing diam - diam, yang tubuhnya diselimuti darah segar. Sebuah perasaan aneh secara refleks muncul di dalam matanya. Ia bergumam, "Sungguh tak terduga. Bahkan dengan kekuatan Liu Qing, ia ternyata tetap mengalami keadaan menyedihkan seperti itu karena Xiao Yan."
Lin Xiuya di sampingnya sedikit mengangguk dengan raut wajah tenang. Akan tetapi, tangan di bawah lengan bajunya bergetar sedikit. Kekuatan penghancur yang terkandung dalam dua gumpalan energi yang kedua orang ini telah ciptakan tadi, jauh terlalu mengerikan. Ia jelas paham bahwa jika salah satu serangan itu mendarat di tubuhnya, ia kemungkinan akan cedera serius, atau bahkan mati!
Sebuah sosok dengan aneh muncul di samping Xiao Yan dan tangan lembutnya menggenggam lengan Xiao Yan. Sesaat kemudian, sosok itu akhirnya menghela napas lega. Ia berbalik dan tersenyum dengan manis ke arah Wu Hao, Hu Jia, dan yang lainnya, "Tenang, ia baik - baik saja."
Mata tua Su Qian mengamati Xun Er yang telah melesat turun. Ia sedikit terkejut dan seketika tersenyum dengan sikap yang ramah saat ia berbicara, "Tenang, ia baik - baik saja."
Orang - orang di sampingnya sedikit tertegun saat mendengar tawa ramah Su Qian. Su Qian menduduki sebuah posisi yang sangat tinggi di dalam Akademi Dalam. Ditambah kekuatannya yang mengerikan, jarang ada orang yang memiliki kemampuan untuk diperlakukan seperti ini olehnya.
Xun Er tersenyum manis kepada Su Qian, tetapi tidak menjawab. Ia hanya membantu Xiao Yan mengusap bercak darah di wajahnya, sembari merasakan kesakitan di hatinya. Wajah cantiknya yang sedikit memberengut, membuat hati para pria di sekitarnya mengencang.
"Tetua Kepala, kini setelah mereka berdua tak sadarkan diri, siapa yang dianggap sebagai pemenang pertandingan ini?" Seorang Tetua mendadak bertanya dengan ragu, ketika ia memandang dua orang yang tak sadarkan diri itu.
Telinga orang - orang di sekitar seketika terangkat ketika mendengar perkataannya itu. Hal ini adalah masalah yang paling penting.
Alis Su Qian sedikit mengernyit. Ia sedikit kesulitan menentukan, "Menurut peraturan yang ada, mereka berdua bisa dianggap telah meninggalkan arena. Terlebih lagi, mereka saat ini tak sadarkan diri. Sulit dikatakan siapa…"
Suara Su Qian baru saja terdengar ketika sebuah lengan yang diselimuti darah segar perlahan terangkat dengan sangat kesulitan, di hadapan tatapan banyak mata terkejut dari sekitarnya.
"*Cough*… Aku… Aku masih punya satu nafas."