Perjuangan Menembus Surga

Membunuh Hong Tian Xiao



Membunuh Hong Tian Xiao

2Dou Qi merah membara muncul seperti api ketika hawa panas terpancar dan membungkus Hong Tian Xaio. Tangannya memegang sebuah pedang lengkung yang besarnya lebih dari tiga meter. Pedang lengkung itu bergerak dengan perkasa, membawa sinar dari bilah tajam yang berisi angin panas dan suara berdesir. Pedang lengkung tersebut langsung menebas ke arah tubuh Boneka Iblis Bumi.     

"Klang! Klang!"     

Pedang lengkung itu dengan bengis mencincang tubuh Boneka Iblis Bumi. Dengan kekuatan penuh dari Hong Tian Xiao, beberapa bekas luka terlihat di permukaan tubuh boneka tersebut yang berwarna perak. Namun, tidak ada darah segar yang mengalir keluar. Boneka Iblis Bumi nampaknya tidak menyadari luka yang ada di tubuhnya saat tinjunya yang kuat membawa dentuman yang rendah dan dalam yang menghantam ke arah Hong Tian Xiao. Tinju ini membuat Hong Tian Xiao tampak sedikit menyedihkan ketika ia mencoba untuk menghindar. Bagaimanapun juga, ia tidak kebal dari segala rasa sakit seperti Boneka Iblis Bumi.     

Sudut mata Hong Tian Xiao memandang ke arah sosok yang perlahan melangkah melalui udara kosong. Wajahnya yang awalnya buruk menjadi semakin gelap. Dengan teriakan penuh amarah, pedang lengkung besar di depannya bergerak lincah dan membentuk angin liar. Pedang lengkung tajam bercahaya mengeluarkan suara 'shua shua' ketika menangkis tinju dari Boneka Iblis Bumi.     

"Bilah Pembelah Api!"     

Dou Qi merah membara dikumpulkan secara besar-besaran pada pedang lengkung besar. Mata Hong Chen Tian berubah menjadi dingin saat mencabik-cabik. Sinar pedang lengkung memotong ruang dan dengan kejam menyerang lengan Boneka Iblis Bumi. Pedang lengkung itu memotong sedalam setengah inci. Pedang lengkung merah api yang mengeluarkan suara 'chi chi' ketika asap putih keluar dari lengan Boneka Iblis Bumi.      

"Bum!"     

Mata dari Boneka Iblis Bumi tetap kosong meski telah menerima serangan seperti itu. Boneka itu mengabaikan pedang lengkung besar yang menancap di lengannya ketika tinju berwarna perak tiba-tiba dilayangkan. Tinju itu menghantam dada Hong Tian Xiao.     

"Hmmm!"     

Kekuatan menakutkan muncul ketika tinju menghantam. Hong Tian Xiao mengerang. Tubuhnya bergetar dan ia segera melangkah mundur. Seutas kemanisan di tenggorokannya dengan kuat ditahan.     

"Karena kau sudah berani menyakiti bonekaku, kau harus mati!"     

Kaki Hong Tian Xiao menyeimbangkan tubuhnya. Tetapi, sebelum ia memiliki waktu untuk melakukan hal lain, suara yang tampak tak acuh tiba-tiba terdengar di belakangnya.     

Hong Tian Xiao mendengar suara itu, dan matanya langsung menyipit. Pandangannya menatap ke arah di mana Xiao Yan berada, hanya melihat bayangan yang perlahan menghilang.     

Hawa dingin muncul di hati Hong Tian Xiao ketika ia melihat bayangan yang menghilang. Rasa dingin itu menjadi nyata ketika angin yang menakutkan melesat dari belakangnya.     

Hong Tian Xiao cepat-cepat berbalik arah ketika hatinya merasa terkejut. Tangannya memegang pedang merah api tidak merasa ragu sedikit pun. Ia mengumpulkan Dou Qi di seluruh tubuhnya dan membacok secara brutal.     

"Chi!"     

Sinar pedang tajam diayunkan ke arah bola meriam spiritual melingkar yang besar. Keduanya berhenti sesaat sebelum lengan Hong Tian Xiao gemetar dan bola meriam spiritual tiba-tiba meledak.     

"Bum!"     

Gelombang udara yang tak terlihat menyebar. Hong Tian Xiao, yang pertama terkena gelombang, sekali lagi merasakan tenggorokannya menjadi manis. Seutas darah segar merembes dari sudut mulutnya. Ia tidak sempat menghapus bercak darah ketika ia dengan cepat membuka mulutnya, "Adik Xiao Yan, masalah ini adalah antara Paviliun Petir Angin Utara dan kau, tidak ada urusannya dengan aku yang tua ini, jadi, aku yang tua ini terpaksa menyerang."     

"Kau pikir aku akan percaya padamu?" Xiao Yan melihat Hong Tian Xiao. Wajahnya mengandung keseriusan. Orang tua ini sangat cepat menghindar dari tanggung jawab.     

"Adik Xiao Yan, klan Hong memang salah dalam hal ini. Selama mulutmu terbuka, klan Hong akan senang hati mengganti kerugianmu!" Ekspresi Hong Tian Xiao suram ketika ia melihat ini. Tatapannya berputar ketika ia berbicara dengan cepat.     

"Ganti rugi?" Langkah kaki Xiao Yan terhenti ketika ia bertanya dengan penasaran.     

Melihat Xiao Yan yang akhirnya tertarik, Hong Tian Xiao juga merasa gembira. Ia segera mengangguk. Walau ia mengungkapkan rasa bahagia yang sungguh-sungguh di wajahnya, hatinya terisi keganasan.     

"Dari apa yang sudah dikatakan oleh Tetua Wu Lei sebelumnya, kekuatan bocah ini sepertinya berasal dari tubuh spiritual miliknya. Dengan kata lain, ia tidak akan bisa menjaga kondisi seperti ini untuk waktu lama. Ketika waktunya sudah habis, ia akan kelelahan. Saat itu, aku akan mencari celah untuk membunuhnya... Bajingan kecil ini telah membuat klan Hong mengalami rugi besar. Terlebih lagi, ia jelas bukan orang yang memiliki belas kasih. Pasti sangat sulit untuk saling meminta maaf kepadanya setelah apa yang klan Hong sudah lakukan. Maka dari itu, bocah ini harus mati!"     

Meski pikiran jahat ini berkeliaran di hati Hong Tian Xiao, wajahnya dipenuhi senyuman. Ia berhenti bersikap arogan seperti biasanya. "He he, selama adik Xiao Yan memiliki niat, klan Hong akan berusaha dengan maksimal. Jika kita bisa menyelesaikan masalah kita, kita berdua bisa saja menjadi teman."     

Xiao Yan nampak berpikir serius. Tak lama, ia sedikit mengangguk dan berkata, "Karena senior Hong memiliki niat seperti itu, tentu saja aku..."     

Sebelum Xiao Yan menyelesaikan kalimatnya, matanya tiba-tiba berubah menjadi gelap dan dingin. Hong Tian Xiao dalam hatinya berkata 'tidak baik' ketika ia melihat ini. Namun, sebelum ia bisa menghindar, angin yang menakutkan tiba-tiba muncul di belakangnya.     

"Xiao Yan, keparat. Kau berani menipu aku yang tua!"     

Hong Tian Xiao segera mengeluarkan teriakan marah ketika merasakan kekuatan besar dari angin di belakangnya. Ia dengan cepat mengayunkan pedang lengkung di tangannya secara keji ke arah belakangnya. Akhirnya, suara 'klang klang' dengan jelas terdengar ketika memotong lengan Boneka Iblis Bumi. Namun, boneka itu tidak mundur sedikit pun. Ia malah maju, menarik lengannya, dan dengan erat memeluk Hong Tian Xiao.     

Hong Tian Xiao terkejut ketika anggota tubuhnya tertahan. Ia dengan cepat mulai melawan. Dou Qi merah api keluar dari tubuhnya seperti gunung api yang meletus. Namun, Boneka Iblis Bumi dengan erat menahan Hong Tian Xiao di bawah perintah Xiao Yan. Boneka itu benar-benar mengabaikan panasnya Dou Qi.     

"Aku yang tua ini tidak akan membiarkanmu membunuhku dengan mudah!" Mata Hong Tian Xiao mengungkapkan kegilaan setelah sadar bahwa Xiao Yan berniat membunuhnya setelah ia terperangkap oleh Boneka Iblis Bumi. Dou Qi di dalam tubuhnya menggila. Segera, kekuatan ganas dan liar keluar. Dari penampakannya, orang tua ini berpikir untuk menghancurkan dirinya sendiri.     

Xiao Yan nampak telah mengantisipasi rencana Hong Tian Xiao. Dou Qi di dalam tubuhnya keluar, dan tubuhnya menerjang ke depan seperti hantu. Matanya dingin seperti es ketika telapak tangan api hijau giok muncul. Bentuknya seperti kerucut api ketika menembus ke depan dengan ganas.     

"Chi!"     

Hong Tian Xiao yang melawan tiba-tiba terdiam di tengah suara halus. Ia perlahan menurunkan kepalanya dengan kesulitan dan melihat ke arah tangan api yang menembus dadanya. Kekejaman di matanya belum mencapai puncak ketika memadat.     

Xiao Yan tidak berekspresi setelah melenyapkan nyawa Hong Tian Xiao dengan satu kali serangan. Xiao Yan tiba-tiba meletakkan tangannya di kepala Hong Tian Xiao dan dengan penuh kekerasan menariknya. Bayangan tubuh spiritual tiba-tiba tertarik keluar.     

"Bajingan kecil Xiao Yan. Aku yang tua akan mati bersamamu hari ini!"     

Bayangan arwah Hong Tian Xiao ditarik keluar ketika mengeluarkan teriakan yang kejam. Namun, sebelum jiwanya bisa meledakkan diri, Kekuatan Spiritual yang agung keluar dari tubuh Xiao Yan dan dengan keras bertabrakan dengan jiwa Hong Tian Xiao. Segera, Hong Tian Xiao berubah menjadi samar dan kewarasan di matanya dengan cepat menghilang.     

Tabrakan antara dua jiwa adalah hal paling berbahaya yang dapat terjadi. Jika tidak berhati-hati, bukan hanya pikiran salah satu pihak yang bisa rusak, tetapi kedua belah pihak juga bisa terluka. Namun, untungnya, setelah meminjam Kekuatan Spiritual dari Tian Huo zun-zhe, Kekuatan Spiritual Xiao Yan menjadi jauh lebih kuat dibandingkan Hong Tian Xiao. Oleh karena itu, tabrakan ini secara besar mengurangi kesadaran jiwa Hong Tian Xiao.     

Xiao Yan menggenggam jiwa Hong Tian Xiao ketika ia melihat kelumpuhan di matanya. Kekuatan Spiritual yang agung digunakan dengan cara paling brutal untuk menghujani jiwa Hong Tian Xiao. Setelah menyapu melaluinya, Xiao Yan secara menyeluruh menghilangkan kesadaran diri Hong Tian Xiao.     

Xiao Yan dengan cepat mengambil botol giok setelah menghilangkan kesadaran Hong Tian Xiao. Setelah itu, ia memasukkan arwah ke dalam botol. Ia menggosok tangannya dan api yang tak kasatmata muncul. Segel api diletakkan di lubang botol.     

"Arwah dan tubuh seorang Dou Zong bintang lima. Apa yang aku dapatkan cukup besar kali ini. Jika aku bisa mendapatkan Inti Monster peringkat 7 lagi, aku bisa membuat boneka lain. Tentu saja, syaratnya aku harus cukup beruntung untuk bisa berhasil membuatnya..."     

Xiao Yan melambaikan tangannya dan ia pun menyimpan tubuh Hong Tian Xiao, yang perlahan berubah menjadi dingin, ke dalam Cincin Penyimpanan. Ia akhirnya menepuk tangannya dan berbicara pada dirinya sendiri.     

Pertempuran di angkasa terlihat oleh banyak orang di Kota Tian Bei. Ketika mereka melihat akhir dari Hong Tian Xiao, dan beberapa orang menelan ludah mereka. Bocah ini benar-benar kejam... Dengan apa yang ia lakukan, klan Hong pada dasarnya sudah tamat. Kehilangan perlindungan dari leluhurnya, Hong Tian Xiao, kekuatan klan Hong akan berkurang.     

Klan yang pernah menguasai Kota Tian Bei, benar-benar dihancurkan oleh tangan pemuda bernama Xiao Yan. Klan Hong bisa dianggap sudah mati saat ini...     

Xiao Yan yang ada di langit menyimpan lagi Boneka Iblis Bumi setelah menghabisi Hong Tian Xiao. Setelah itu, ia menatap ke arah klan Han. Tubuhnya bergerak, dan perlahan menghilang dari langit.     

Han Xue melihat Xiao Yan yang menghilang dari lapangan yang sunyi di kediaman klan Han. Wajah cantiknya secara tidak sadar menjadi cemas. Ia baru saja akan menggunakan sayap Dou Qi-nya untuk naik ke udara ketika suara perlahan terdengar dari lapangan kecil.     

"Sepertinya Paviliun Petir Angin Utara tidak akan menggunakan klan Han sebagai sandera lagi di masa mendatang. Selama klan Han tidak menyebutkan keberadaanku, kalian bisa hidup dengan tenang.     

Han Xue dan Han Yue dengan cepat memalingkan kepala mereka ketika mendengar suara ini. Mereka melihat ke arah pemuda yang muncul di halaman. Han Xue menjadi bersemangat dan mengambil dua langkah ke depan. Namun, dengan segera ia menyadari sesuatu. Wajah cantiknya menjadi pucat ketika bertanya, "Kau tidak akan kembali lagi ya setelah pergi?"     

Xiao Yan tersenyum dan dengan halus membalas, "Aku sudah membuat Paviliun Petir Angin tersinggung. Jika aku terus bersama kalian, hal seperti ini akan terjadi lagi. He he, ketika kekuatanku sudah mencapai titik di mana aku tidak lagi takut dengan Paviliun Petir Angin, aku akan kembali mengunjungi klan Han. Semoga kau tidak mengejarku saat itu."     

Han Xue menggigit bibir bagian bawahnya yang merah dengan giginya. Tubuh indahnya merasa tidak nyaman. Ia secara tak terlihat sadar bahwa ia mungkin akan kesulitan untuk bertemu dengan Xiao Yan lagi di masa yang akan datang setelah mereka berpisah hari ini.     

"Xiao Yan, terima kasih. Klan Han akan mengingat bantuanmu!"     

Han Yue menghela napas dengan lembut. Ia melangkah maju, menarik Han Xue, dan dengan lembut berbicara pada Xiao Yan.     

"Senior Han Yue terlalu berlebihan. Aku hanya menyelesaikan masalah yang sudah aku perbuat." Xiao Yan tersenyum. Ia segera memandang wajah pucat Han Xue dan menghela napas di dalam hati. Ia menangkupkan tangannya, dan berkata, "Aku minta tolong sampaikan ucapan selamat tinggal kepada kakak Han Chong dan yang lainnya. Kalian adalah teman pertama yang aku miliki setelah tiba di wilayah Dataran Tengah... Semoga, kita bisa bertemu lagi!"     

Suara Xiao Yan terucap sebelum tubuhnya gemetar dan perlahan menghilang.     

Han Xue melihat Xiao Yan yang perlahan menghilang. Ia akhirnya tanpa sadar melompat ke arah pelukan Han Yue dan mulai menangis.     

Han Fei tiba-tiba muncul di pintu masuk halaman. Namun, ketika melihat Han Xue yang menangis, ia hanya bisa menghela napas. Pandangannya melihat ke arah langit yang jauh dan bergumam, "Xiao Yan, kawan kecilku, klan Han akan menerima bantuanmu ini. Kami akan membalasnya di masa depan jika kami punya kesempatan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.