Jurang Sepuluh Ribu Ular
Jurang Sepuluh Ribu Ular
Beberapa titik hitam berangsur-angsur muncul di akhir jalan. Sesaat kemudian, titik-titik hitam itu mendekat. Itu ternyata adalah sebuah konvoi. Terdapat hampir seratus penjaga dengan wajah-wajah yang garang menjaga konvoi tersebut. Banyak tatapan mata yang waspada menatap ke sekitar mereka. Tangan mereka juga dengan erat menggenggam senjata di punggung mereka.
Lokasi dari bagian gurun ini sudah mendekati bagian luar dari wilayah Dataran Tengah utara. Jadi, terkadang seseorang akan melihat satu atau dua sosok. Namun, mereka sangatlah jarang dan akan menghilang dalam sekejap mata. Seluruh jalan itu hanya berbunyi dengan suara tapak-tapak kuda dan teriakan elang yang terpancar dari langit.
Xiao Yan bersandar di jendela di dalam kereta kuda yang banyak bergoncang itu. Tatapannya melihat ke arah penjaga yang tampak galak dari klan Han. Suasana hari ini berbeda dari perasaan santai yang biasanya. Bahkan Gui Tou dan beberapa orang lain yang pada dasarnya bercanda setiap hari juga menutup mulut mereka. Tangan mereka, yang memegang senjata mereka, mengencang dan melemas berulang kali, mengungkapkan kegelisahan di hati mereka.
"Sepertinya Xia Mang si ular iblis atau apalah itu, memiliki reputasi yang cukup sengit di sini. Ia benar-benar bisa membuat orang-orang ini menjadi sangat gelisah... '' Xiao Yan bergumam pelan setelah menatap ekspresi orang-orang di sekitar dengan matanya.
Xiao Yan merenung sejenak sebelum menggelengkan kepalanya. Setelah itu, ia duduk bersila di kereta, menutup matanya, dan memulihkan diri ...
Goncangan di dalam kereta kuda itu berlanjut sekitar dua jam sebelum tiba-tiba berhenti. Pada saat ini, Xiao Yan di dalam kereta kuda tiba-tiba membuka matanya. Tatapan matanya melewati celah jendela dan secara kebetulan bisa melihat puncak gunung yang curam tidak jauh dari sana. Di tengah-tengah puncak gunung ada celah yang tampak telah dibelah. Retakan itu ukurannya sekitar beberapa meter, muncul seperti jurang.
Ketika kereta berhenti, Penglihatan Roh Xiao Yan benar-benar merasakan bahwa detak jantung semua orang menjadi sedikit lebih cepat. Tampaknya, inilah yang seharusnya disebut sebagai 'Jurang Sepuluh Ribu Ular'...
"Semuanya, berhati-hatilah, kita memasuki area Sepuluh Ribu Jurang. Gui Tou, bawa beberapa orang untuk menyebarkan bubuk pengusir ular di sepanjang jalan. Ular di dalamnya adalah mata Xia Mang. Selama mereka tidak terganggu, kita seharusnya bisa melewatinya dengan lancar. Selain itu, bahkan jika kita ditemukan, jangan menyerang tanpa perintah. Mereka yang tidak patuh akan dihukum sesuai dengan aturan klan!" Teriakan keras Han Chong tiba-tiba terdengar dari luar gerbong sementara Xiao Yan berpikir mendalam.
"Baik!"
Sebuah jawaban mengikuti setelah teriakan Han Chong terdengar.
"Ayo pergi!"
Raut wajah Han Chong serius saat ia mengangguk. Ia seketika melambaikan tangannya dan memerintah dengan suara yang dalam.
Konvoi itu mulai bergerak lagi setelah diperintah Han Chong. Kemudian, konvoi itu perlahan maju menuju pegunungan yang terjal…
"Adik Xiao Yan, jika ada yang terjadi nanti, aku ingin meminta sesuatu darimu. Cobalah untuk membawa xiao-jie pergi menjauh." Sebuah suara rendah terdengar dari luar ketika Xiao Yan sedang bersandar di jendela kereta kuda itu. Ia secara refleks terkejut. Ia menoleh, dan melihat orang itu adalah Han Chong.
"Seharusnya tidak ada yang terjadi. Xia Mang itu hanya ingin mendapatkan retribusi jalan. Tidakkah semuanya akan terselesaikan jika kau memberinya uang pada saat itu?" Xiao Yan bertanya.
"Jika xiao-jie tidak ada, kemungkinan kita bisa menyelesaikannya hanya dengan membayar sejumlah uang. Namun... uh, ular brengsek itu tidak hanya serakah, tetapi juga seperti binatang buas ketika bertemu dengan seorang wanita cantik. Oleh karena itu, jika ada kecelakaan yang terjadi pada saat itu... masih ada jarak yang cukup jauh ke Kota Tian Bei dari sini. Bahkan klan Han akan mengalami kesulitan memberikan banyak ancaman kepadanya." Han Chong melihat kereta depan yang mengeluarkan aroma yang tenang, menghela nafas, dan tertawa kecut.
Xiao Yan baru tiba-tiba paham setelah mendengar ini. Mereka sebenarnya mengkhawatirkan Han Xue. Tidak heran kelompok itu tampak seolah-olah mereka akan bertemu musuh besar.
"Kakak Han, kau dapat yakin bahwa tidak ada yang akan terjadi pada semua orang." Xiao Yan tersenyum ketika menjawab.
Han Chong hanya menganggap kata-kata Xiao Yan sebagai bentuk penghiburan. Ia tertawa pahit sambil mengejek dirinya sendiri. Ia jelas mengerti bahwa Xiao Yan saat ini adalah orang yang terluka serius, namun entah kenapa ia masih datang dan mengatakan hal ini kepadanya. Jika sesuatu terjadi pada saat itu, kemungkinan Xiao Yan bahkan tidak akan memiliki kemampuan untuk melindungi dirinya sendiri. Bagaimana ia akan membantu nona muda?
Han Chong menghela nafas. Ketika ia melihat kereta lambat laun memasuki jurang, ia hanya bisa menggelengkan kepalanya tanpa daya. Setelah itu, ia menunggang kudanya dan dengan cepat berlari ke depan sebelum mulai memeriksa dengan ketat sisi-sisi yang ada jika ada pergerakan apapun.
Pada saat ini, konvoi itu masih sedang bergerak memasuki Jurang Sepuluh Ribu Ular. Karena mereka takut mengganggu apapun, kereta mereka semua ditutupi oleh kain. Mulut banteng bertanduk hitam yang menarik truk itu juga terhalang. Kelompok itu menyelinap ke jurang dengan cara yang sembunyi-sembunyi ini ...
Semua penjaga klan Han di kedua sisi kereta kuda sudah menghunuskan senjata mereka. Tangan mereka yang lain memegang bubuk berwarna putih yang berulang kali mereka hamburkan di kedua sisi jalan.
Konvoi itu tidak bertemu dengan apa pun di tengah suasana gelisah ini. Sekitar lebih dari sepuluh menit kemudian, mereka melewati bagian tengah jurang. Dari sini, mereka samar-samar bisa melihat pintu keluar jurang di kejauhan. Hampir semua orang diam-diam menghela nafas lega di hati mereka ketika mereka melihat ini.
Ketika semua orang merasa rileks, Xiao Yan di dalam kereta kuda perlahan membuka matanya. Ia seketika menghela nafas lembut. Mereka memang tidak bisa bersembunyi dari masalah.
Helaan nafas itu baru saja terdengar ketika seluruh jurang dalam sekejap berguncang. Seketika, pohon-pohon di kedua sisi jurang dengan cepat runtuh, menunjukkan beberapa ular raksasa.
"Sialan, kita telah ditemukan. Tingkatkan kecepatan kita. Bergeraklah!"
Han Chong berteriak murka. Raut wajahnya menjadi jauh lebih buruk ketika ia melihat kejadian ini.
Pada saat ini, tidak perlu baginya untuk berteriak. Para penjaga klan Han yang berpengalaman sudah berusaha mati-matian untuk mendesak banteng bertanduk hitam itu maju. Kemudian, konvoi itu menjadi riuh dan mempercepat pergerakan mereka, berusaha sebaik mungkin untuk bergegas keluar dari jurang.
"Bum!"
Ketika konvoi itu masih berada kurang dari seratus meter dari pintu keluar jurang, banyak sosok-sosok raksasa mendadak bergegas mendekat dari kedua sisi jurang. Akhirnya, mereka menyegel seluruh jalan. Mulut raksasa mereka yang buas menjulurkan lidah-lidah ular yang mengandung bau aneh dengan suara 'chi chi'. Mata-mata ular yang gelap dan dingin mengunci semua orang di konvoi itu.
"Sialan…"
Hati Han Chong seketika merasa putus asa saat melihat banyak sekali ular raksasa menghalau jalur mereka. Meskipun ular-ular raksasa ini hanyalah Binatang Magic tingkat 3, tubuh mereka sangatlah besar. Hanya dengan beberapa puluh dari mereka, mereka bisa menghalangi seluruh jalan hingga tidak ada sedikitpun celah yang tersisa.
Gelombang suara gemerisik dipancarkan dari semak-semak di sekitar setelah jalan dihalangi. Segera, banyak sekali ular berbisa besar dan kecil berbagai warna keluar dengan berhimpitan. Akhirnya, mereka mengepung seluruh konvoi itu.
"Ck ck, sekelompok orang bodoh benar-benar berpikir untuk melewati Xia tua yang hebat ini?"
Tawa aneh tiba-tiba terdengar dari langit setelah pengepungan terbentuk. Seketika, sosok hitam-hijau dengan cepat terbang turun dari puncak jurang. Dalam waktu singkat, ia muncul di langit di atas konvoi.
Sosok yang baru saja muncul di langit di atas konvoi itu cukup aneh. Tubuh manusianya dan anggota tubuhnya ditutupi dengan sisik hitam-hijau yang rapat. Tempat di mana kepalanya seharusnya berada memiliki kepala ular yang tampak buas. Mata kecilnya mengandung hawa dingin dan kekejaman ketika menatap orang-orang di bawah.
Selain itu, di belakang setengah-ular iblis setengah manusia ini terdapat sepasang sayap Dou Qi hitam-hijau, yang membawa angin liar yang kuat yang menyapu jurang saat dikepakkan.
Ekspresi kelompok Han Chong seketika menjadi pucat ketika mereka melihat sosok hitam-hijau yang muncul. Suara mereka sedikit gemetar.
"Ular iblis... Xia Mang ..."
Xia Mang menatap konvoi itu dari atas. Ia tiba-tiba tertawa ketika ia dengan santai berkata, "Kalian semua seharusnya tahu aturan kakek ini, bukan?"
Wajah Han Chong sedikit gemetar. Ia segera keluar dari konvoi, mengeluarkan kartu kristal dan dengan hormat berkata, "Tentu saja kita tahu tentang itu. Komandan Xia Mang, kami adalah konvoi dari klan Han di Kota Tian Bei. Ini adalah hadiah kecil yang saya harap komandan terima. "
Xia Mang mengulurkan tangannya. Sebuah daya hisap tanpa basa-basi menarik kartu kristal ke tangan Han Chong. Ia meliriknya sebelum membuka mulutnya dan tertawa, "Tidak buruk. Sepertinya kalian semua masih memiliki sebagian ketulusan. "
Wajah Han Feng bergembira sedikit saat mendengar hal ini. Ia dengan berhati-hati berkata, "Jika begitu, bisakah komandan membiarkan konvoi kami lewat?"
"Ini tentu saja…" Xia Mang tersenyum dengan aneh. Lidah ularnya menjilat sudut mulutnya sebelum jarinya mendadak menunjuk kereta di mana Han Xue berada. Ia tersenyum cabul dan berkata, "Namun, tinggalkan ia dulu!"
Raut wajah semua orang di dalam konvoi mendadak berubah. Cukup banyak orang diam-diam mengencang pegangan mereka pada senjata mereka. Han Chong pun dengan lembut menghirup nafas dan bertanya dengan hormat, "Apa maksud komandan?"
"Hee hee, gadis kecil, tidak perlu bersembunyi. Kakek ini sudah mengendus semacam aroma di tubuh seorang wanita dari kejauhan. Terlebih lagi, kakek ini pun tahu bahwa kali ini aku telah bertemu dengan seseorang yang istimewa… jadi, kau sebaiknya keluarlah." Xia Mang tak menghiraukan Han Chong dan tertawa dengan aneh ke arah kereta yang ia tatap.
"Bum!'
Suara Xia Mang baru saja terdengar ketika atap dari kereta kuda itu meledak. Sebuah sosok manusia melesat ke atas sebelum berdiri di atas atap kereta kuda tersebut. Sebuah tatapan mata sedingin es melirik Xia Mang di langit.
Sebuah sinar merah seketika meletus di mata Xia Mang ketika ia melihat wajah Han Xue. Ia seketika tertawa ke langit, "Ini benar-benar seperti perkiraan kakek. Imbalan kali ini benar-benar besar. Sudah lama semenjak aku bertemu dengan benda yang seistimewa ini…"
Wajah Han Xue sedingin es. Sebuah hawa membunuh melintasi mata cantiknya. Ia mengepalkan tangan lembutnya dan sebuah pedang panjang muncul. Ia mengepakkan sayap-sayap Dou Qi di punggungnya, saat ia mendadak melesat menuju Xia Mang.
"Hee hee, gadis kecil, bagaimana kekuatan Dou Wang milikmu itu melarikan diri dari telapak tangan kakek ini?" Xia Mang tertawa lantang ketika ia melihat Han Xue menerjang mendekat. Ia melebarkan mulutnya dan sebuah pilar Dou Qi hijau giok melesat keluar. Akhirnya, hal itu menghantam pedang panjangnya secepat kilat. Pedang panjang itu dihancurkan dan sosok Han Xue juga dipukul mundur. Kepucatan muncul di wajah merahnya yang halus. Perbedaan di antara seorang Dou Wang dan seorang Dou Huang memang terlalu dahsyat.
"Komandan Xia, kami adalah orang-orang dari klan Han di Kota Tian Bei. Jika kau menyerang kita, kepala klan Han dan para Tetua sudah pasti tidak akan membiarkanmu pergi!" Han Chong seketika berteriak marah ketika ia melihat Han Xue mengalami kemalangan.
"Ck ck, klan Han ya? Meskipun ada keberadaan para orang tua itu, tetapi apa yang bisa mereka lakukan kepadaku? Aku selalu bisa kabur jika aku tak bisa mengalahkan mereka. Terlebih lagi, selama aku meninggalkan kalian semua di sini, siapa yang akan tahu bahwa aku menyerang orang-orang dari klan Han?" Xia Mang tertawa aneh. Kemudian, mulutnya memancarkan suara mendesis yang tidak biasa. Ketika suara mendesis ini terpancar, sinar-sinar dingin melintas di mata banyak ular-ular berbisa di kedua sisi jurang. Kejadian yang ini seolah-seolah sedang turun hujan ular berbisa, tampak sangat menyeramkan.
Wajah nyaris semua orang menunjukkan keputusasaan ketika mereka dihadapkan dengan serangan ular berbisa dengan jumlah yang mengerikan itu. Mereka menggenggam senjata mereka dengan erat dan bersiap untuk bertarung hingga mati.
Bum! Bum! Bum!
Ular-ular berbisa dari segala arah seperti berusaha menyelimuti langit. Namun, ketika mereka berada kurang dari tiga meter dari konvoi, tubuh mereka mendadak menjadi kaku. Seketika, mereka mengeluarkan suara kertakan saat mereka berubah menjadi gumpalan-gumpalan bola api. Dalam sekejap yang singkat, mereka berubah menjadi setumpuk abu yang berhamburan dari langit.
Melihat perubahan mendadak yang tak diduga ini, semua orang yang hadir, termasuk regu Han Chong, Han Xue, dan Xia Meng, semuanya tertegun.
"Ini… ini adalah?"