Petir Pil
Petir Pil
"Petir Pil…"
Su Qian tetap melayang di langit. Raut wajahnya serius saat ia memandang petir yang seperti ular perak itu, yang sedang berkelana di dalam awan-awan gelap sebelum perlahan berbicara dengan suara yang dalam.
Dokter Peri Kecil dan Zi Yan berdiri di kekosongan langit di sebelah Su Qian. Bahkan hati mereka merasa takut di hadapan tekanan alamiah ini.
"Semua Tetua, dengarkanlah. Mulai bentuk sebuah formasi di dalam Akademi Dalam. Bertindaklah segera jika ada Petir Pil yang terjatuh ke Akademi Dalam!" Awan-awan gelap tebal di langit itu sepertinya telah menyelimuti setengah Akademi Dalam. Melihat hal ini, Su Qian akhirnya berteriak lantang dengan wajah yang serius.
"Baik!"
Tidak ada banyak Tetua Akademi Dalam itu yang berani meremehkan perintah yang diberikan oleh Su Qian. Mereka seketika menjawab berbarengan, sebelum bergegas turun dan berpencar ke seluruh penjuru Akademi Dalam. Dou Qi kuat menggelora keluar dari tubuh mereka dan seketika mulai bertindak seirama degnan satu sama lain.
"Semua murid Akademi Dalam harus kembali ke asramanya segera. Jangan berkeliaran di sekitar tempat ini!" Su Qian masih agak khawatir setelah melihat banyak Tetua itu mematuhi perintahnya. Ia akhirnya menoleh dan berteriak ke Akademi Dalam.
Melihat wajah serius Su Qian, para murid itu hanya bisa kembali dengan patuh ke asrama mereka, meskipun cukup banyak dari mereka masih merasa penasaran mengenai perubahan yang tak terduga di langit. Setelah itu, mereka berdiri di pintu masuk asrama mereka dan dengan cermat menonton langit.
"Ketika beberapa pil obat yang tingkatnya terlalu tinggi terlahir, kekuatan besar memicu sebuah gejolak di alam dan Petir Pil pada akhirnya muncul. Diriku yang tua ini telah melihat Petir Pil dua kali dalam hidupku. Sekali ketika aku sedang berlatih di Dataran Tengah ketika aku muda, aku melihat seorang ahli kimia tingkat 7 memurnikan sebuah pil obat. Akhirnya, langitnya penuh dengan petir samar ketika pil itu terbentuk. Kedua kalinya adalah sekarang… terlebih lagi, Petir Pil yang Xiao Yan mulai bahkan lebih kuat daripada ahli kimia tingkat 7 kala itu." Su Qian akhirnya menghela nafas sedikit setelah memerintah. Ia mendongak dan memandang lapisan awan hitam yang berulang kali memancarkan suara-suara bergemuruh, sebelum berbicara perlahan.
"Tetua Kepala, menurutmu… bisakah Xiao Yan menerima Petir Pil ini?" Mata indah Dokter Peri Kecil melirik pemuda berjubah hitam yang berdiri dengan tangan di belakang punggungnya di atas mimbar batu itu, sebelum ia secara refleks bertanya dengan agak khawatir.
Su Qian pun ragu sedikit ketika ia mendengar hal itu. Seketika, ia tersenyum kecut dan menggelengkan kepalanya. Ia berkata, "Aku juga tidak yakin mengenai hal ini. Lagipula, jumlah Petir Pil yang aku saksikan hanya sedikit. Namun, saat aku melihat Petir Pil kala itu, ahli kimia itu telah mengundang tiga ahli dengan kekuatan Dou Zong tiga bintang agar bisa menahannya. Petir Pil Xiao Yan kali ini jelas lebih kuat. Dengan kekuatannya sendiri, mungkin… akan akan ada beberapa masalah."
Dokter Peri Kecil mengepalkan tangannya sedikit saat ia diam-diam mengangguk. Dou Qi agung di dalam tubuhnya diam-diam mulai mengalir. Ia sudah membulatkan tekadnya untuk seketika turut campur tangan, jika Xiao Yan menunjukkan tanda-tanda tidak bisa bertahan!
"Ugh, perhatikan dia baik-baik. Kita berdua akan turut campur tangan jika ada yang salah. Meskipun aku tidak tahu apakah aku bisa menghalangi Petir Pil itu, aku setidaknya akan bisa cukup meringankan beban Xiao Yan…" Su Qian pun menghela nafas dan berbicara.
Dokter Peri Kecil menurunkan dagunya yang seputih salju dan berkata, "Kami akan merepotkan Tetua Pertama…"
Ketika mereka berdua berbicara, awan-awan hitam di langit telah menjadi jauh lebih tebal. Dari kejauhan, awan-awan itu tampak hendak menyentuh tanah, membuat orang merasakan tekanan yang sangat dahsyat.
Dari penglihatan orang-orang di dalam Akademi Dalam di bawah, bagian atas kepala Xiao Yan saat ini penuh dengan lapisan awan-awan gelap. Petir berwarna perak mengalir ke seluruh bagian dalam awan itu. Mereka terkadang akan saling bertumbukan dan suara keras guntur akan meledak. Kehebatan surgawi itu membuat hati orang menjadi panik.
Jadi, semua murid dan bahkan beberapa Tetua mengagumi Xiao Yan karena bisa tetap tenang saat ia berdiri di atas mimbar batu di hadapan situasi semacam ini.
Chi La!
Sinar setebal sebuah lengan bergegas turun dari awan gelap di langit. Cahaya itu begitu menyilaukan hingga membuat langit yang gelap menyala.
Xiao Yan di atas mimbar batu mendongak dan memandang awan-awan hitam dalam jarak dekat. Petir yang bergejolak di dalam terasa memekakkan telinganya, menyebabkan sensasi berdering terpancar dari gendang telinganya.
"Inikah Petir Pil?"
Xiao Yan menatap petir yang seperti ular perak itu yang mengalir di dalam awan gelap. Ia merasakan energi raksasa terkandung di dalamnya. Keterkejutan dan sebagian hawa panas melintasi matanya…
Harapan terbesar banyak sekali ahli kimia adalah agar bisa memurnikan sebuah pil obat yang dapat memanggil Petir Pil. Menurut mereka, ini adalah semacam kehormatan besar. Begitupun halnya untuk Xiao Yan. Ia jelas mengingat bahkan ketika Yao Lao bertindak memurnikan Pil Roh Tanah kala itu, ia tidak menyebabkan kejadian semengerikan itu. Kemungkinan besar, Yao Lao akan merasa puas jika ia mengetahui pemandangan ini hari ini…
"Guru… kau menyebutkan kala itu bahwa jika murid ini bisa memurnikan sebuah pil yang dapat memanggil Petir Pil, murid ini sudah mencapai kelayakan untuk lulus. Sayangnya, kau tidak bisa secara langsung menyaksikan kejadian ini…"
Petir berwarna perak berulang kali melintas di mata hitam gelap Xiao Yan. Tangannya dengan lembut mengusap segel api di keningnya saat ia menggumam pelan.
"Bum!"
Petir perak itu mulai silang-menyilang satu sama lain, dan menjadi semakin intens. Pada akhirnya, atmosfer seluruh langit telah menjadi sangat menekan. Sekitar lebih dari sepuluh detik kemudian, awan gelap mendadak membelah menjadi sebuah garis retakan. Seketika, sebuah petir selebar setengah kaki membawa suara yang keras, yang menggema di langit, saat hal itu melesat keluar dari awan-awan hitam seperti sebuah ular piton raksasa berwarna perak. Sasarannya secara mengejutkan adalah… pil obat merah ungu di depan Xiao Yan di atas panggung batu!
Keseriusan juga melintasi mata Xiao Yan ketika ia melihat petir perak itu mendadak bergerak. Ia mengepalkan tangannya dan sebuah Pedang Penguasa Xuan Berat muncul.
"Penguasa Pengalir Tubuh Enam Sendi!"
Sebuah teriakan rendah bersuara dan sosok-sosok pedang penguasa mendadak muncul dengan rapat. Dalam dua hingga tiga kali hembusan nafas, mereka berubah menjadi sebuah lapisan sosok-sosok pedang penguasa yang begitu rapat, hingga angin tidak bisa menembusnya. Mereka juga membungkus di sekitar tubuh Xiao Yan.
"Bum!"
Petir perak itu mendadak tiba. Meskipun itu dilemahkan sedikit oleh sebuah tanda ruang di sekitar panggung batu, hal petir itu masih membawa kehebatan alamiah yang dengan keras menghantam sosok pedang penguasa tadi. Sebuah suara yang keras seketika bergema di langit.
Banyak sekali petir dialihkan oleh sosok-sosok pedang penguasa itu, ketika petir yang ganas tiba. Mereka seperti ular-ular perak yang luar biasa pekat yang dilemparkan di sekitaran mimbar batu itu.
"Amukan Api!"
Sosok pedang penguasa itu menumpuk lapis demi lapis, tampak tak berakhir saat hal itu menerima petir perak yang ada. Sesaat kemudian, sebuah teriakan rendah terdengar dan beberapa sinar pedang penguasa besar mendadak saling menyilang satu sama lain, sebelum seketika melesat maju dan bertumbukan keras dengan petir perak itu, memecahkan petir tersebut.
Xiao Yan menghirup nafas dalam-dalam setelah memecahkan petir itu dalam sekali serangan. Ia mengepalkan tangannya yang agak mati rasa, sebelum dengan keras menancapkan pedang Penguasa Xuan Berat ke dalam tanah. Ia mendongak dan berteriak, "Lanjutkan!"
Karena provokasi Xiao Yan, gumpalan awan hitam itu mulai bergejolak dengan lebih hebat. Sesaat kemudian, sebuah suara 'chi la' kembali berdering. Sebuah petir berwarna perak yang setidaknya berukuran dua kali lipat dari yang sebelumnya, sekali lagi melesat keluar dari dalam awan hitam itu.
"Ha ha!"
Mata membara Xiao Yan memandang petir berwarna perak itu yang melintasi langit. Ia seketika tertawa lantang saat kedua tangannya membentuk sebuah segel secepat kilat.
"Segel Gunung Terbuka! Hancurkanlah!"
Sebuah cap tangan energi raksasa muncul di depan Xiao Yan. Dalam sekejap, hal itu mendesing keluar dan akhirnya bertemu dengan petir raksasa itu tanpa menyusut kembali di hadapan banyak sekali tatapan mata yang terkejut di bawah.
"Bum!'
Cap tangan energi itu bertumbukan dengan petir raksasa dengan sebuah suara ledakan. Sinar-sinar perak raksasa meledak layaknya kembang api di langit. Dalam sekejap kemudian, segel tangan energi itu dengan cepat berubah pucat. Petir perak yang telah menjadi jauh lebih gelap masih berlanjut mengarah ke Xiao Yan dengan sangat keras kepala.
"Ini memang pantas disebut sebagai kekuatan alam. Namun, aku ingin tahu sebenarnya berapa banyak kali kau bisa bertahan!"
Keterkejutan melintasi mata Xiao Yan ketika ia melihat petir perak itu dengan paksa menghancurkan Segel Gunung Terbuka. Ia seketika tertawa dan segel tangannya kembali terbentuk.
Sebuah segel tangan energi raksasa lain muncul ketika segel-segel di tangannya berubah. Hal itu tanpa basa-basi bertumbukan dengan sisa petir yang ada. Akhirnya, keduanya dibinasakan di tengah-tengah sebuah ledakan bergemuruh.
Banyak sekali orang di Akademi Dalam tertegun ketika mereka melihat Xiao Yan dengan paksa memecahkan dua petir. Juga, terdapat kegirangan yang sulit mereka tekan bersamaan dengan keterkejutan mereka, melawan kehebatan alam dengan kekuatan sendiri. Perolehan ini menyebabkan semua pria merasakan darah mereka mendidih, apalagi murid-murid ini yang masih berada dalam masa muda mereka.
Bum! Bum! Bum!
Pemecahan dua petir perak yang berkelanjutan oleh Xiao Yan itu sepertinya telah menyebabkan awan-awan gelap bahkan menjadi lebih murka lagi. Seketika, banyak sinar perak melintas saat banyak serangan-serangan petir yang seperti piton perak itu mendobrak kekangan awan gelap dan dengan hebat menghantam ke arah Xiao Yan di atas mimbar batu satu demi satu.
Sebuah hawa panas liar melintasi mata Xiao Yan saat ia menerima petir perak yang berjajar rapat yang terjatuh dari langit. Pengalamannya bertahun-tahun ini telah menciptakan wataknya yang tenang. Namun, itu mungkin karena ia akan segera pergi, tetapi dirinya yang sekarang tampak luar biasa angkuh. Harus dikatakan baru Xiao Yan yang sekarang yang memiliki sikap yang benar-benar termasuk dalam seseorang seumurannya…
Anak muda harus berani dan bersedia bertarung. Ia berani menghadapi bahkan alam itu sendiri!
Sebuah api hijau giok bangkit di sekitar tubuh Xiao Yan saat ia mendongak dan tertawa liar. Tawanya seperti guntur saat hal itu bergema tanpa henti melintasi seluruh Akademi Dalam. Ia dengan liar mengibaskan lengan bajunya saat banyak pilar-pilar Dou Qi selebar tiga meter melesat dari tubuhnya dan bertemu dengan petir perak yang menyebar di langit tanpa rasa takut…
Bum! Bum! Bum!
Ledakan-ledakan bergemuruh yang keras berulang kali meledak melintasi langit. Setiap kali mereka meletus, sebuah riak lain akan muncul di langit.
Petir perak di langit turun dari segala arah. Gerakan yang seperti kiamat itu menyebabkan relung-relung dalam dari roh seseorang memancarkan rasa takut.
Setelah berlarung langsung dengan petir perak sebanyak beberapa puluh serangan, Xiao Yan di atas panggung batu mulai berangsur-angsur menunjukkan raut wajah pucat di wajahnya. Sebuah bercak darah bahkan muncul di sudut mulutnya. Meskipun begini, hawa panas liar di dalam matanya tidak sedikitpun melemah…
Kekuatan petir yang mematikan rasa dengan cepat mengalir di dalam tubuh Xiao Yan, membuatnya merasa kekurangan kekuatan. Ia berangsur-angsur terjatuh dalam keadaan tidak unggul selama perlawanannya itu.
Perlawanan Xiao Yan perlahan melemah. Namun, Petir Pil itu bahkan menjadi lebih ganas. Daya gerak itu seolah-seolah tidak akan menyerah jika hal itu tidak menghancurkan pil obatnya.
"Bum!"
Sebuah sinar perak menyalakan seluruh tempat, saat sebuah Petir Pil berwarna perak selebar lima kaki kembali melesat turun dari awan-awan hitam!
Raut wajah Su Qian dan Dokter Peri Kecil sedikit berubah saat mereka merasakan kekuatan dari petir perak ini. Tubuh mereka bergerak dan baru saja hendak meluncurkan penyelamatan, ketika tawa lantang Xiao Yan kembali terpancar dari mimbar batu itu.
"Boneka Iblis Tanah, munculah!"
Sebuah sosok berwarna perak muncul entah dari mana di depan Xiao Yan, saat tawa lantangnya terdengar. Tinjunya seketika mengepal dan diluncurkan tanpa keterampilan yang rumit!
Petir itu hancur saat tinju tersebut dilontarkan!
Keheningan menyebar di langit. Banyak tatapan mata tertegun menjadi terpaku...