Perjuangan Menembus Surga

Keberangkatan



Keberangkatan

2Xiao Yan duduk di kursi batu di dalam halaman yang tenang. Meja teh berada di sebelahnya, terbuat dari batu, dan dua piring cemilan ditaruh di atasnya. Semangkuk teh hijau memancarkan awan samar yang menyebarkan sedikit aroma. Xiao Yan dengan tenang duduk di atas kursi batu. Ia sesekali mencicipi seteguk teh hijau, dan seketika merasa sedikit terharu. Lagipula, ia akan meninggalkan tempat ini. Apa lagi, masa depan dipenuhi dengan ketidakpastian. Terlepas dari seberapa kuat orang itu, hati mereka akan merasakan kemurungan dalam menghadapi masa depan yang tidak mereka yakini.     

Xiao Yan melihat dedaunan pohon yang agak kekuningan di halaman dan tanpa sadar menghela nafas pelan. Ia memalingkan kepalanya dan melihat ke sosok yang berdiri di pintu masuk dari halaman. Ia tersenyum dan bertanya, "Kakak kedua, kau sudah datang?"     

Xiao Li di pintu masuk menganggukkan kepalanya sebelum ia perlahan memasuki halaman. Ia terdiam untuk beberapa saat sebelum ia berbicara, "Aku baru saja bergegas dari Gerabang Xiao. Dari apa yang dikatakan Tetua Kepala, apa kau berencana untuk pergi?"     

Xiao Yan tersenyum dan menjawab, "Sudah waktunya untuk pergi. Berlanjut untuk berada di tempat ini tidak akan memungkinkanku untuk benar-benar mendapatkan kekuatan bersaing dengan 'Aula Jiwa'."     

"Kau selalu tepat di depan… akan tetapi, tempat ini memang terlalu kecil untuk dirimu yang sekarang. Dataran Tengah akan paling cocok untukmu." Xiao Li menghela nafas merasa sedih. Ia terfokus pada Xiao Yan dan beberapa emosi sekali lagi muncul di dalam hatinya. Pemuda yang lembut pada waktu itu tanpa sadar telah tumbuh sedemikian rupa…     

Mata Xiao Yan tanpa sadar berubah masam ketika tia melihat ke Xiao Li yang agak tidak bahagia. Keberangkatan kali ini tidak seperti waktu dulu. Jarak antara Dataran Tengah dan 'Daerah Pelosok Hitam' atau Kekaisaran Jia Ma sulit untuk dihitung. Karenanya, ia tidak tahu kapan ia akan kembali setelah keberangkatan ini…     

Xiao Li bergegas menguatkan perhatiannya ketika ia melihat Xiao Yan yang agak terdiam. Xiao Li menepuk pundaknya dan tersenyum saat ia berkata, "Jangan bersikap begitu terharu dengan kakak keduamu. Jika kakakmu tahu bahwa aku menghalangimu di sini, ia mungkin akan memarahiku sampai mati."     

Hati Xiao Yan menjadi hangat saat kakak pertamanya disebut. Ia berkata, "Kakak kedua harus mengurus Gerbang Xiao setelah aku pergi. Dengan bantuan dari 'Gerbang Pan,' itu akan sulit untuk membatasi potensi dari Gerbang Xiao. Pada saat aku kembali, Gerbang Xiao mungkin telah menjadi penguasa dari seluruh 'Daerah Pelosok Hitam'…"     

Xiao Li membuka mulutnya dan tertawa. Ia berkata dengan sangat bangga, "Kau bisa yakin bahwa hanyalah masalah waktu sebelum situasi tersebut terjadi."     

Xiao Yan meringis ketika ia mendengarkan jawabannya. Ia menggelengkan kepalanya dan berkata. "Jangan meremehkan orang-orang itu di 'Daerah Pelosok Hitam.' Namun, aku sudah berbicara ke Tetua Kepala. Ia akan mencoba yang terbaik untuk membantumu. Akademi Jia Nan biasanya memiliki hubungan yang jelek dengan faksi-faksi di 'Daerah Pelosok Hitam.' Dulu, itu adalah target semua orang. Namun, dengan Gerbang Xiao yang sekarang, Akademi Jia Nan memiliki sekutu. Dengan pengaruh Gerbang Xiao yang menyebar di 'Daerah Pelosok Hitam,' itu akan bisa membantu Akademi Jia Nan menjauh dari situasi memalukan…     

Xiao Yan tersenyum. Ia ragu-ragu untuk sesaat sebelum mengeluarkan botol giok dari Cincin Penyimpanannya. Ada pil obat ungu merah di dalamnya. Tangan Xiao Yan membelai botol giok sebelum memberikannya ke Xiao Li beberapa saat kemudian. Ia berkata dengan pelan, "Saat aku pergi, aku ingin menyusahkan kakak kedua untuk mengirim seseorang untuk mengirimkan pil obat ini ke Kekaisaran Jia Ma dan secara pribadi memberikannya ke tangan Cai Lin."     

"Cai Lin? Ratu Medusa ya…" Xiao Li sedikit terkejut ketika ia mendengarkan nama ini. Namun, untungnya ia juga menyadari tentang hubungan antara Cai Lin dan Xiao Yan. Oleh karena itu, ia menganggukkan kepalanya. Ia tidak bertanya tentang alasanya saat ia menerima pil obat dan dengan hati-hati menaruhnya di dalam Cincin Penyimpannya. Ia berkata, "Adik ketiga, tolong yakinlah bahwa aku sendiri yang akan mengirimkan ini ke Kekaisaran Jia Ma ketika aku mempunyai waktu."     

Xiao Yan tersenyum dan mengangguk. Ia dengan pelan berkata, "Selain itu, kau harus lebih sering menghubungi kakak pertama. Aliansi Yan berkembang di dalam Kekaisaran Jia Ma. Dengan adanya Cai Lin yang menjaganya, 'Aula Jiwa' akan kesulitan untuk menyakiti Aliansi Yan kecuali para ahli sesungguhnya terlibat. Saat kekuatan Gerbang Xiao meningkat kedepannya, kita akan bisa menduduki timur dan barat dengan Aliansi Yan. Pada saat itu, kedua faksi akan mendominasi wilayah barat laut ini."     

"Baik."     

Xiao Li menganggukkan kepalanya. Ia melihat ke Xiao Yan dan bertanya, "Kapan kau akan kembali setelah pergi kali ini?"     

Xiao Yan terdiam. Ia segera menggelengkan kepalanya dan berkata pelan, "Aku tidak tahu…"     

"Kapan kau akan berangkat?"     

"Besok."     

Xiao Li tanpa sadar tertawa pahit ketika mendengarkan itu. Ia melangkah maju dan dengan kasar memberikan Xiao Yan pelukan. Tangannya dengan kuat menepuk pundak Xiao Yan sambil berkata, "Anak muda, jaga dirimu. Ingat perkataan kakak pertama. Klan Xiao tidak bisa melakukannya tanpamu. Penyelamatan Ayah juga sesuatu yang hanya bisa kau capai!"     

Mendengar suara Xiao Li seketika menjadi serak, tanpa sadar mata Xiao Yan berubah merah terlepas dari sifatnya.     

"Kakak kedua, kau harus jaga diri."     

Sinar matahari yang hangat menyebar dari langit di hari berikutnya dan menyinari pintu masuk dari Akademi Dalam. Sekelompok kepala manusia bergerak di sana. Banyak tatapan yang melihat ke bukit kecil di luar pintu, saat beberapa sosok berdiri tepat di tempat itu.     

"Tetua Kepala, kakak kedua, tidak apa-apa hanya dengan mengirim kami sampai tempat ini."     

Xiao Yan melihat ke arah Su Qian dan Xiao Li di pintu masuk sebelum sekali lagi melihat ke Wu Hao dan murid-murid Akademi Dalam di belakang. Ia tanpa sadar tersenyum dan berbicara lantang dengan suara jelas.     

Melihat wajah pemuda berjubah hitam yang dipenuhi dengan senyuman hangat, Su Qian juga merasa agak terharu. Ia berkata, "Jumlah kalian cukup banyak. Xin Lan juga belum mencapai kelas Dou Wang dan belum bisa terbang. Karena itu, kau harus menggunakan griffon ini untuk menggantikan langkah kakimu."     

Sebuah sosok hitam besar membawa teriakan elang saat perlahan turun dari langit setelah suara Su Qian terdengar. Sosok itu mengepakkan sayapnya yang besar, membawa angin liar yang menyebabkan pohon-pohon kecil di sekitar menekuk tubuh mereka.     

"Terima kasih banyak Tetua Kepala…"     

Hati Xiao Yan juga merasakan kehangatan saat ia melihat griffon di depannya. Setelah itu, ia menangkupkan tangannya memberi hormat dan tersenyum berterima kasih pada Su Qian.     

Setelah mengatakan semuanya, Xiao Yan bersiap untuk tidak berencana untuk tinggal di suasana perpisahan ini untuk lebih lama. Tubuhnya bergerak dan muncul di atas griffon. Dokter Peri Kecil, Zi Yan, dan Xin Lan juga mengikuti dari belakangnya dengan dekat. Namun, untungnya ruangan di atas griffon cukup besar. Oleh karena itu, hal itu tidak tampak rumit meskipun empat orang berada di situ.     

"Xiao Yan, berhati-hatilah dalam perjalanan!"     

Xiao Li sekali lagi berteriak keras saat melihat griffon yang perlahan mengepakkan sayapnya.     

Xiao Yan menganggukkan kepalanya sedikit ke arah Xiao Li sementara berdiri di atas kepala besar dari griffon itu. Tatapannya seketika menyapu ke semua orang. Akhirnya, ia mengambil nafas dalam dan melambaikan lengannya. Angin membantu griffon saat makhluk itu dengan cepat terangkat ke langit.     

"Ketua, pergilah dengan baik!"     

Raungan keras dan jelas seketika terdengar dari pintu masuk akademi di bawah saat griffon perlahan naik ke udara. Xiao yan memalingkan kepalanya dan melihat cukup banyak anggota dari Gerbang Pan berteriak dengan wajah memerah.     

Xiao Yan tersenyum sedikit. Ia menangkupkan tangannya ke semua orang di bawah dan tawa keras perlahan terpancar ke bawah ketika griffon itu naik.     

"Tidak ada yang berubah. Semuanya, aku yakin kita akan bertemu lagi suatu hari! Jika sudah ditakdirkan, mari bertemu di Dataran Tengah!"     

Sementara tawa jelas perlahan terdengar ke bawah dari langit, griffon di langit sudah berubah menjadi titik hitam kecil dan dengan cepat menghilang dari pandangan semua orang. Cukup banyak orang yang merasa agak terharu dari suara yang sisa yang tersisa.     

Su Qian menarik tatapannya. Ia memalingkan kepalanya dan melihat Xiao Lin di sebelahnya sebelum tersenyum dan berkata, "Tidak ada yang perlu dicemaskan. Mengingat sifat orang itu, ia juga akan bisa bertahan dengan baik bahkan di Dataran Tengah."     

"Ia adalah kebanggan Klan Xiao." Xiao Li tersenyum. Perkataannya mengungkapkan sedikit kebanggaan.     

"Aku percaya bahwa ia juga akan menjadi kebanggan Akademi Jia Nan…" Su Qian tertawa keras. Setelah itu, ia berbalik dan berjalan menuju Akademi Dalam. Sementara ia berjalan, ia berkata, "Aku benar-benar tidak tahu situasi menarik seperti apa jika orang ini bertemu kepala sekolah di Dataran Tengah`. Hee hee…"     

Mendengar tawa aneh di akhir perkataan Su Qian, orang-orang di pintu masuk akademi tanpa sadar saling menatap satu sama lain. Mereka merasa agak kebingungan saat mereka berbalik dan mengikuti…     

Griffon besar mengepakkan sayapnya di langit yang jauh ketika penghalang cahaya samar menyebar dari tubuhnya, sepenuhnya menghalangi angin liar yang menerjang mereka.     

Xiao Yan berdiri di punggung griffon dengan tangannya berada di belakangnya. Tatapannya perlahan berpaling dari arah Akademi Dalam yang sudah menghilang dari pandangan. Ia juga merasa sedih karena harus pergi.     

"Apakah kita benar-benar membawa gadis ini?"     

Dokter Peri Kecil di sebelah tampak menyadari kekesalan Xiao Yan saat ini. Ia berbicara pelan, mengganti topik sementara mata indahnya melihat ke wajah kecil bersemangat dari Zi Yan di sebelahnya.     

Xiao Yan menarik kembali perhatiannya ketika mendengarkan itu. Ia melirik ke Zi Yan dan dengan tak berdaya berkata, "Tetua Kepala memintaku untuk membawanya juga. Ia berkata bahwa beberapa rahasia yang terkait dengan tubuh aslinya mungkin terungkap di Dataran Tengah…"     

"Humph, saat ini aku berada di kelas Dou Huang. Jangan katakan padaku bahwa kau khawatir bahwa aku akan menjadi beban?" Meskipun percakapan Xiao Yan dan Dokter Peri Kecil pelan, hal itu masih bisa didengar oleh Zi Yan. Matanya segera melebar saat ia mengendus dengan ketidakpuasan.     

Xiao Yan dengan lembut membelai kepala Zi Yan dengan senyuman. Ia tidak berdebat dengannya. Malahan, tatapannya terarah kepada Xin Lan dan tersenyum berkata, "Kau harus menunjukkan rute berikutnya."     

"Baik." Xin Lan tersenyum mengangguk. Pandangannya mengabaikan tempat itu sebelum ia berkata, "Jika kita ingin untuk mencapai Dataran Tengah, kita harus mencapai kota yang disebut 'Kota Kaki Langit'. Dari tempat itu, kita akan dapat menggunakan Lubang Cacing untuk menuju Dataran Tengah."     

"Lubang Cacing?" Nama asing itu menyebabkan Xiao Yan tertegun.     

Xin Lan tanpa sadar menutup mulutnya dan tertawa ketika ia melihat kebingungan di mata Xiao Yan. "Lubang-lubang Cacing merupakan hal-hal khas di Dataran Tengah. Itu dibuat oleh Dou Zun elit menggunakan kekuatan ruang untuk menghubungkan dua tempat berbeda. Jarak dari 'Daerah Pelosok Hitam' ke Dataran Tengah akan membutuhkan setidaknya setengah tahun perjalanan bagi seorang Dou Zong elit. Namun, jika seseorang menggunakan Lubang Cacing, dia hanya akan membutuhkan waktu satu bulan. Namun, pembuatan Lubang Cacing cukup sulit, apalagi, harus sering diperbaiki. Selain itu, kekuatan perbaikan seseorang harus setidaknya berada di kelas Dou Zong. Karena itu, lubang cacing sangat jarang muncul di wilayah lain selain yang seperti Dataran Tengah…"     

Xiao Yan sekali lagi tertegun. Lubang Cacing? Membutuhkan Dou Zong elit untuk menjadi tukang reparasi? Dataran Tengah ini benar-benar memiliki hal misterius dan baru? Saat ini, Xiao Yan tampak mengalamai masalah orang udik yang memasuki kota…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.