Panggung Batu Langit
Panggung Batu Langit
Han Xue meregangkan pinggangnya yang lemas setelah berdiri beberapa saat dan melihat ada sesuatu yang terjadi. Lekuk tubuhnya yang sempurna sangat menggoda di balik gaun berwarna perak. Setelah itu, ia duduk di kursi yang terbuat dari batu dan meletakkan tangannya di atas meja batu. Ia menopang pipinya, memperlihatkan daya tarik yang besar ketika matanya mengawasi sekelilingnya.
Dibandingkan dengan Han Yue yang pendiam, Han Xue tidak bisa duduk diam. Setelah tidak terjadi apa-apa di ruangan itu meski sudah menunggu selama setengah hari, ia tanpa sadar bertanya, "Kenapa ia belum keluar juga? Ini adalah hari ke-tiga. Ayah dan yang lainnya bersiap-siap menuju ke Panggung Batu Langit."
"Kenapa kau begitu gelisah? Tenang saja, menurutku, ia bukanlah orang yang memiliki masalah dengan ketepatan waktu. Karena ia setuju untuk membantu, tidak ada akan terjadi hal yang tak terduga." Han Yue menutup mulutnya dan dengan halus tertawa ketika ia melihat saudarinya yang biasanya dingin dan cuek bertingkah seperti ini.
Han Xue menghentikan langkah kakinya ketika mendengar ini. Ia hanya diam sebentar sebelum akhirnya bertanya lagi, "Kakak, apakah mungkin sesuatu terjadi padanya? Ia mengalami luka serius ketika aku menemukannya di gurun waktu itu. Ia sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk bangun."
Han Yue kaget. Ia mengangkat kepalanya sedikit dan wajah cantiknya melihat ke arah Han Xue dengan serius, di mana sedikit pesona hadir di tengah kedinginan. Kecemasan juga nampak terlihat padanya.
"Kakak, apa yang kau lihat?" Han Xue secara tak sadar berbicara seolah terganggu karena dilihat oleh Han Yue.
"Xue-er, kau... Apakah kau jatuh cinta kepada Xiao Yan?" Han Yue sesaat ragu sebelum tiba-tiba bertanya.
Wajah cantik Han Xue memerah ketika ia mendengar ini. Ia berkata dengan malu, "Kak, omong kosong apa yang kau katakan. Aku baru mengenalnya sebentar."
"Aku cuma mengingatkan bahwa Xiao Yan memang hebat. Namun, hati seseorang yang hebat sulit untuk didapatkan. Terlebih lagi, ia juga sudah memiliki gadis yang ia suka..." Han Yue berbicara dengan nada serius.
Han Xue agak menurunkan matanya. Ia memalingkan kepalanya dan dengan halus berkata, "Itu tidak seperti yang kau pikir..." Ia terdiam sesaat setelah kata-katanya terucap dan tiba-tiba bertanya, "Apakah gadis itu sangat hebat?"
Tangan Han Yue yang lembut menyapu seutas rambut perak di depan dahinya. Ingatan melintas di mata cantiknya. Sesaat kemudian, ia dengan pahit tersenyum dan berkata, "Ia lebih dari hebat... Jika dibicarakan, ia sepertinya adalah orang yang tersembunyi paling dalam di antara murid dari angkatan kita. Kau sudah pernah kuberi tahu tentang Lin Xiu Ya. Ia berada di tingkat tiga teratas dari Peringkat Kuat. Namun, ia bahkan tidak bisa bertahan sampai sepuluh serangan melawan gadis itu. Ditambah lagi, ia sedikit lebih muda dari Xiao Yan. Talenta sejenis ini benar-benar seperti iblis..."
Han Xue menggigit bibir bagian bawahnya ketika mendengar Han Yue menghela nafas halus. Perasaan sentimental dan redup melintas di mata cantiknya tanpa ada yang mengetahui. Namun, perasaan ini dengan cepat ia sembunyikan. Ia melompat ke arah Han Yue dengan senyum manis dan bertanya, "Jangan bilang kalau ia lebih hebat dari kakak yang sombong?"
"Ha ha, kakakmu ini juga tidak bisa dibandingkan dengan dirinya. Jika tidak, aku sudah bisa merebut Xiao Yan di Akademi Dalam dulu." Han Yue tersenyum manis dan membalas.
"Krek..."
Pintu yang tertutup rapat tiba-tiba terbuka setelah Han Yue berbicara. Segera, seorang pemuda dengan pakaian dari kain berjalan perlahan. Ia kaget melihat dua gadis bercengkrama di halaman.
Kedatangan Xiao Yan juga membuat Han Yue dan Han Xue terkejut. Wajah mereka menjadi merah terang. Mereka segera berhenti bermain, membenarkan pakaian mereka, dan akhirnya kembali bersikap diam.
"He he, sudah waktunya?" Xiao Yan membalikkan tangan dan menutup pintu sebelum akhirnya bertanya dengan senyuman.
"Iya." Han Xue mengangguk. Mata indahnya memandangi Xiao Yan ketika ia bertanya dengan khawatir, "Bagaimana lukamu?"
"Aku sudah hampir pulih sepenuhnya." Xiao Yan tersenyum ketika membalas. Setelah itu, ia melambaikan tangannya dan berjalan keluar ke halaman. "Ayo. Jangan sampai paman Han dan yang lainnya menunggu terlalu lama."
Melihat Xiao Yan yang sudah mengenal jalan dan seperti berada di rumah sendiri, Han Yue dan Han Xue secara tidak sadar bergumam pada diri mereka sendiri. Setelah itu, mereka agak berlari dan mengikuti dengan cepat.
Panggung Batu Langit berada di tengah Kota Tian Bei. Besarnya sekitar seribu kaki lebih. Jika diperhatikan dengan saksama, dapat dilihat bahwa Panggung Batu Langit seluruhnya terbuat pada batu yang besar. Batu besar ini sudah ada sejak Kota Tian Bei pertama kali membangun panggung itu. Waktu membuatnya terkikis, tapi bekas kikisan ini tidak begitu terlihat. Tempat ini juga menjadi pusat perhatian di Kota Tian Bei. Ini karena, setiap ada faksi yang mengalami konflik, tapi tidak ingin berperang, mereka memilih untuk bertanding di panggung...
Panggung Batu Langit hari ini benar-benar panas dibanding dua tahun belakangan, karena yang akan bertanding hari ini adalah dua faksi utama Kota Tian Bei, yaitu klan Hong dan klan Han.
Terlebih, menurut rumor yang beredar, orang yang mewakili klan Hong dalam pertarungan adalah Hong Chen, yang sudah diterima menjadi murid di Paviliun Petir Angin. Warga penduduk Kota Tian Bei cukup mengenal nama ini. Orang ini selalu arogan. Namun, ia memiliki talenta yang mengejutkan semenjak kecil. Setelah dewasa, ia menarik perhatian Paviliun Petir Angin. Dapat dikatakan jika Hong Chen hidup dalam keberhasilan. Aura orang jenius tidak pernah hilang dalam dirinya. Jika dibicarakan, jika Xiao Yan tidak mengalami kejadian itu waktu masih muda, sepertinya ia akan mengikuti jejak Hong Chen. Di waktu mendatang, Xiao Yan mungkin menarik perhatian salah satu sekte terbesar di Kekaisaran Jia Ma, Sekte Misty Cloud, karena bakat latihan yang luar biasa, dan berakhir menjadi salah satu anggotanya.
Namun, kehadiran Yao Lao mengubah takdirnya. Itu adalah takdir yang membuat Xiao Yan bisa hidup sampai sekarang, dan mencapai tingkat setinggi ini.
Di sekitar Panggung Batu Langit dipenuhi tempat duduk rapat yang dibuat dari batu besar. Pada saat ini, tempat duduk itu dipenuhi kerumunan orang. Sekarang, pertarungan antara klan Hong dan klan Han menarik perhatian seluruh warga Kota Tian Bei.
Ada beberapa kursi yang nampak elegan terletak di dua titik tertinggi barat dan utara Panggung Batu Langit. Hanya ketua dari beberapa faksi Kota Tian Bei yang boleh duduk di sana. Tempat ini membuat mereka bisa melihat arena dari atas secara keseluruhan. Saat ini, sisi utara tempat duduk sudah ada diisi banyak orang. Kebanyakan orang memakai jubah merah. Di dada mereka, ada lencana yang menandakan bahwa mereka adalah klan Hong...
Di salah satu tempat duduk klan Hong ada Hong Chen, yang sudah pernah dilihat oleh Xiao Yan sebelumnya. Dia melipat kedua tangannya di dada dan bersandar pada kursi batu. Wajahnya memanas ketika melihat pintu keluar arena. Sosok cantik itu, yang berkeliaran di dalam mimpinya, selalu terpaku dalam hatinya. Di hatinya, ia percaya bahwa wanita itu miliknya!
Andai saja ia bisa berjodoh dengan gadis sehebat itu!
Seiring waktu, jumlah orang yang datang ke Panggung Batu Langit juga bertambah. Suara rebusan muncul ke awan, membentuk gelombang suara yang menyebar seperti riak, membuat semua orang di Kota Tian Bei dapat mendengarnya.
Ketika tempat duduk yang ramai di Panggung Batu Langit perlahan terisi, sekelompok orang akhirnya muncul di pintu masuk arena. Penampakan mereka membuat kegaduhan dalam arena.
"Itu orang dari klan Han. Mereka akhirnya tiba."
"Kabarnya, Hong Chen berkata bahwa selama klan Han bisa mencari seseorang yang generasinya sama dan bisa mengalahkannya, klan Hong tidak akan menjadi musuh klan Han untuk sepuluh tahun ke depan."
"Hey, itu sangat bagus, tapi tidak ada generasi yang lebih muda di Kota Tian Bei yang mampu mengalahkannya. Itu akan sulit bahkan untuk Han Yue dari klan Han..."
"Jika klan Han kalah kali ini, mereka akan kehilangan putri secantik malaikat..."
Orang-orang dari klan Han perlahan naik ke panggung batu di antara banyaknya perbincangan. Setelah itu, mereka berhenti pada bagian batu yang berlawanan dengan klan Hong.
"He he, kepala klan Han, kau akhirnya sampai. Aku kira kau tidak akan datang hari ini." Seorang pria paruh baya bertubuh besar yang sedang duduk di kursi ketua klan Hong, yang seumuran dengan Han Chi, berdiri dan tertawa keras melihat kedatangan kelompok klan Han.
"Kepala klan Hong terlalu banyak berpikir. Karena klan Hong bersedia menjaga perdamaian dengan klan Han selama sepuluh tahun, kami tentu saja harus menerima. Jika tidak, kami akan merusak niat baik dari klan Hong." Han Chi mengangkat matanya dan bicara secara tak acuh.
"Itu adalah kepala klan Hong, Hong Li." Suara halus yang membawa aroma damai terpancar ke telinga Xiao Yan. Ia berpaling dan ternyata suara itu adalah milik Han Xue.
"Aku takut sebelum kau menerima niat baik dariku, kau akan kehilangan putrimu. Ha ha, jangan khawatir, aku akan sangat pengertian terhadap menantuku di klan Hong." Hong Li tertawa dengan dingin.
"Baiklah, jangan buang waktu. Aku tidak punya banyak waktu dan harus kembali ke paviliun utara untuk berlatih dua hari ini."
Hong Chen cemberut dan berdiri. Tubuhnya mengeluarkan suara petir, saat muncul ke panggung batu di bawah seperti hantu. Pandangan matanya arogan ketika melihat ke arah klan Han dan berteriak, "Tidak perlu panjang lebar. Kita akan bicara setelah bertanding. Siapa yang akan melawan aku?"
Pandangan semua orang langsung mengarah ke tempat duduk klan Han mendengar teriakan dari Hong Chen. Akhirnya, pandangan mengarah ke Han Yue. Nampaknya, hanya ia orang dari generasi muda klan Han yang berada di kelas Dou Huang.
Han Yue hanya tersenyum manis ketika semua mata fokus padanya. Ia segera menggelengkan kepala sedikit dan dengan lembut menunjuk ke tempat di sebelahnya. Suaranya yang jelas bergema ke seluruh arena.
"Lawanmu bukan aku. Tapi dia!"
Pandangan mendadak beralih. Akhirnya, pandangan terhenti ke arah orang asing yang duduk di klan Han, hanya mengenakan pakaian kain biasa. Semua orang terkejut...
Mata Hong Chen nampak gelap dan dingin ketika melihat Xiao Yan. Arogansi dan ledekan muncul di mata Hong Chen dan tidak tersembunyi sedikitpun.
"Bahkan jika kau ingin seseorang mati demi dirimu, kau harus mencari orang yang kuat, bukan?"
Xiao Yan hanya tersenyum mendengar tawa dingin tanpa hormat dari mulut Hong Chen. Senyumnya mengandung hawa dingin yang samar.