Halo Suamiku!

Mengaku Padanya



Mengaku Padanya

2Mungkin itu karena hubungan yang gagal sebelumnya, jadi sebaliknya, dia menjadi semakin merasa bahwa dia harus menemukan seseorang yang mencintainya daripada yang dia cintai.     

Selain itu, An Yan sama sekali tidak membenci dirinya, bukan?     

Tidak salah lagi.      

An Yan sedikit menyukainya dan Ye Zi bisa melihat itu…...     

Belum lagi, Xiao Huahua yang juga menyukai dirinya.      

Ye Zi bisa melihat itu dengan jelas.      

Sepertinya dia ingin tahu pasangan seperti apa dirinya dan An Yan nanti di masa depan.     

Cocok.      

Satu kata ini adalah yang paling penting.      

Terlebih lagi, waktu dapat mengubah segalanya. Sekarang dia tidak mencintai siapapun, tetapi waktu adalah hal yang paling kuat di dunia.     

Karena siapa yang bisa menjamin bahwa dia tidak akan jatuh cinta dengan pria yang juga mencintainya?     

Mungkin orang itu adalah An Yan, mungkin juga bukan, tetapi bagaimanapun juga, secara fisik dan mental dia sudah benar-benar lelah, jadi dia tidak akan lagi memiliki kekuatan untuk mengejar dan menunggu seseorang.     

Dia hanya ingin dicintai dan dimanjakan selama sisa hidupnya.     

Ye Zi meminta cuti hari ini. Setelah dia selesai, dia akan langsung pulang.     

Dia tinggal di sebuah pondok bertingkat tiga yang indah.     

Hidup seorang diri.     

Bagaimanapun, dia sudah dewasa dan tidak bisa hidup dengan ayah besar dan ayah kecilnya.     

Setelah Ye Zi pulang, dia mandi dan membuat kopi, lalu mengganti pakainnya dengan baju tidur. Saat itu, dia bersiap untuk mengeluarkan komputernya dan membuat laporan penelitian.     

Waktu berlalu.     

Ponsel yang dia taruh di tangannya tiba-tiba bergetar saat ini.     

Dia mengangkat dan melihatnya.      

Itu adalah An Yan.     

Melihat itu, dia langsung mengangkat alisnya.      

Tetapi begitu membukanya, dia melihat pesan darinya yang mengatakan sesuatu bagaimana keadaan Xiao Huahua setelah mereka pulang.      

Saat membaca pesannya.      

Bibirnya tidak bisa menahan senyum dan alisnya menekuk.      

Seolah dia bisa membayangkan jika pesan itu dikirmkan oleh Xiao Huahua yang cantik dan polos itu.      

Namun, di baris belakang, An Yan mengetikkan sesuatu yang membuat Ye Zi berhenti sejenak, dan tidak tahu harus menjawab apa. .     

An Yan berkata:      

Ye Zi, aku juga menyukaimu.      

Menyukaimu…..      

Begitu Ye Zi membaca ini, bulu matanya gemetar, jantungnya berdetak kencang, dan entah apa yang dia rasakan di hatiya.      

Baru saja, dia dapat merasa jika An Yan menyukai dirinya.      

Namun, itu semua hanya tebakan belaka.      

Tetapi dia tidak menyangka bahwa An Yan akan segera mengungkapkan isi hatinya kepada dirinya.     

Dan saat ini, Ye Zi sama sekali tidak mempersiapkan hatinya.      

Ye Zi buru-buru berdiri, memegang ponsel, diam-diam pergi ke sisi dapur, minum secangkir air dingin, dan langsung diteguknya untuk menahan emosi yang menderanya.     

Dia harus membalas apa?      

Tiba-tiba saja An Yan membuat Ye Zi benar-benar gugup. Tak pelak lagi, itu sebuah pengakuan. Bukan?      

Lalu.      

Tepat ketika Ye Zi sudah tahu bagaimana akan membalas, tiba-tiba saja terdengar ketukan di pintu.      

Ketukan itu kembali mendebarkan jantungnya.      

Ye Zi benar-benar terkejut dengan suara ketukan itu.      

Mau tak mau, dia bergegas untuk melihat apa yang sedang terjadi.     

Saat ini, di luar sudah gelap.     

Malam baru saja tiba dan semuanya diselimuti kegelapan.     

Ye Zi berjalan ke pintu.      

"Siapa yang mengetuk pintu?"     

Sembari bertanya, dia mengintip dari lubang kucing yang ada di pintunya.     

Ternyata, ada seorang pria mabuk di luar.     

Yang terus menggedor pintunya sembari berteriak——     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.