Sang Xia, Saatnya Kita Mendapat Buku Nikah
Sang Xia, Saatnya Kita Mendapat Buku Nikah
Kulitnya juga langsung memerah.
Dia memejamkan mata dan membelakangi Rong Zhan, tetapi tangannya tidak bisa menahan untuk meraih lengannya, mencubit dan memelintirnya. Suara gertakan gigi terdengar samar, "Rong Zhan, apa kamu masih punya malu?"
"Kenapa? Apa ada yang salah dengan yang aku katakan? Dimana letak kesalahannya?"
Janggutnya tetap terasa menggelitik saat dia mencium bahu Sang Xia. Sementara Sang Xia hampir dipermalukan sampai mati olehnya. Dia menggulung dirinya di dalam selimut, tapi selimut itu tidak mampu menutupi dirinya dan membungkus dirinya dengan erat.
Rong Zhan segera memohon ampun dan berusaha masuk beberapa kali tanpa hasil.
Akhirnya, dia bangun tanpa daya, setengah bersandar dan mencium bibirnya, lalu dia menggigitnya dan berkata, "Dasar genit, kamu tidak tahu apa yang kusuka di bawah ini."
Setelah Rong Zhan menyelesaikan kalimatnya, sebelum Sang Xia berhasil menimpuk tubuhnya dengan bantal, dia lebih dulu bangkit dan melarikan diri.
Meninggalkan Sang Xia yang dipermalukan sendirian.
Bajingan ini!
Brengsek!
Kurang ajar!
Siapa yang justru seharusnya disalahkan.
**
Meskipun dia mungkin lebih menarik saat ini, tapi Rong Zhan tidak bisa dengan bebas melakukannya seperti dulu. Kecuali warna madu pada kulitnya, yang lainnya tetap sama, namun nafasnya lebih anggun dan galak seperti cheetah.
Dan bau hormon pada dirinya yang semakin kuat.
Kali ini, Rong Zhan mencukur jenggotnya dan menyentuh rahangnya yang halus. Mau tak mau, dia kembali mengingat adegan itu di benaknya. Perlahan, bibirnya menyunggingkan senyuman yang sangat jahat.
Sementara saat ini, Sang Xia tetap di tempat tidur. Dia tetap tidak membuka tirai, jadi dia tidak tahu jika di luar sedang turun salju.
Kota T sedang dilanda hujan salju saat memasuki musim dingin pertama.
Padahal sekarang sudah hampir januari.
Rong Zhan memutuskan untuk mengambil cuti dan beristirahat selama dua hari untuk menemani kekasihnya.
Koki dan ahli gizi juga sudah dipersiapkan untuk memasak makanan mewah di dapur. Saat itu, lilin diletakkan di atas meja mahoni panjang di ruang makan.
Makanan besar akan datang satu demi satu. Lafite tahun 1982 juga akan datang, diiringi irama makan malam dengan cahaya lilin.
Semua jenis makanan yang dihidangkan terasa enak, semua makanan juga memiliki level sebanding dengan makanan bintang lima.
Sekarang ini, dia sedang menunggu kekasihnya turun untuk membuat sapi panggang. Sebelumnya dia berkata bahwa ketika mereka kembali, dia akan makan seekor sapi utuh.
Dia melihat ke meja, yang panjangnya tujuh meter. Di sana, ada lebih dari tiga puluh makanan besar di atasnya, yang lebih dari cukup untuknya dan kekasihnya. Saat Rong Zhan memanggilnya lagi, Sang Xia sudah bangkit. Sebelumnya, Sang Xia memutuskan untuk mandi terlebih dulu. Setelah mandi, dia mengenakan pakaian rumah kasual, menginjak sandal katun, dan membuka tirai. Ketika melihat salju tebal di luar, dia benar-benar terkejut.
Begitu dia membuka jendela, kepingan salju langsung menyeruak masuk.
Meskipun udaranya dingin, tetapi bibirnya tidak bisa menahan senyuman yang menawan. Mau tak mau, dia harus membungkus kerahnya dengan erat,.
Pagi pertama saat kembali, salju turun sangat lebat. Sudah berapa tahun dia tidak melihatnya?
Indah, sangat indah.
Antara langit dan bumi tampak murni dan bersih, seolah-olah semua ini berada dalam dongeng mimpi.
Ketika Rong Zhan muncul, dia melihat pemandangan seperti itu.
Sang Xia berdiri di depan jendela, mengulurkan tangannya, membentangkan telapak tangannya, dan kepingan salju jatuh di atasnya.
"Sangat cantik."
"Tidak peduli seberapa indah pemandangannya, tapi itu tidak seindah dirimu."
Rong Zhan merasa Sang Xia begitu cantik.
Bahkan kecantikan terpancar dari tulang.
Perlahan, dia mendekat, lalu memeluknya dari belakang.
Sag Xia bersandar di dadanya sembari menutupi tangannya.
Rong Zhan menunduk dan berkata perlahan di telinganya, "Sang Xia, ayo kita resmikan hubungan kita dan mendapat buku nikah besok."
Dengan mendapat buku nikah itu, Sang Xia akan benar-benar resmi menjadi istrinya.