Memberikan Pelajaran Kecil
Memberikan Pelajaran Kecil
Matanya masih dipenuhi dengan air mata.
"Kamu merasa tidak nyaman, bukan? Tahukah kamu mengapa aku melakukannya?"
Sang Xia, "..."
Akhirnya Rong Zhan melanjutkan, "Karena rahasia yang kamu simpan dariku, wanita itu tidak hanya menggunakan ini untuk menabur perselisihan, tetapi juga berpakaian seperti itu untuk merayuku. Tahukah kamu? Kupikir kamu tidak peduli sama sekali. Apakah menjaga rahasiamu lebih penting dari itu?"
Mata Sang Xia sudah memerah, dan dia tidak bisa menahan tangis sembari menggelengkan kepalanya, "Tidak, bukan begitu."
Dia mengatakannya sambil terisak, seolah dia tidak mengerti. Dia menatap Rong Zhan dengan air mata yang terus mengalir keluar dan berkata, "Apa kamu tidur dengannya? Jika tidak, apa yang kamu lakukan di dalam..."
Sebelum Sang Xia berhasil menyelesaikan kalimatnya, darah di dahi Rong Zhan tiba-tiba jatuh dan mengenai tangannya, mencipratkan busur kecil, yang membuatnya terpana.
Dia ingin mengulurkan tangan untuk membantunya menyeka, tetapi Rong Zhan sama sekali tidak menganggapnya serius. Rong Zhan justru memegang tangannya dan berkata, "Apa yang aku katakan? Aku hanya mnegatakan dia merayuku, tapi aku tidak mengatakan tidur dengannya."
"Kalau begitu, kalian..."
"Dia merayuku dan aku hanya memotong salah satu jari kelingkingnya sebagai peringatan."
Bukankah dia melihat Rong Zhan membersihkan tangannya saat keluar?
Memotong salah satu jari kelingkingnya sebagai peringatan.
Memotong salah satu jari kelingkingnya…...
Begitu Sang Xia mendengar ini, air mata yang sebelumnya mengalir deras seketika saja membeku.
Setelah beberapa saat, dia menatap Rong Zhan dengan tidak percaya, "Kamu, apa yang kamu katakan?"
Dia ada di dalam sana di pagi buta dan ketika wanita itu ingin merayunya, dia memotong jari wanita itu?
"Kalau tidak? Kenapa aku tidak mengizinkanmu masuk? Ruangan itu telah ditutup. Aku punya orang yang menjaganya. Tidak ada yang bisa masuk atau keluar. Tidak hanya itu, aku menembaknya dua kali dan mematahkan tangannya. Saat aku menciummu saja kamu akan muntah, apalagi jika kamu masuk ke dalam. Apa kamu tidak berpikir bahwa kamu akan muntah lebih parah lagi?"
Rong Zhan mengangkat alis. Ketika dia sampai pada kalimat terakhir, tatapannya semakin dalam.
Dan begitu Rong Zhan mengatakan ini, Sang Xia hampir meragukan seluruh hidupnya.
Tapi dia masih harus memastikannya berulang kali, "...Kamu, kamu benar-benar tidak... naik ke ranjangnya…?"
Meskipun dia tidak percaya sepanjang waktu, tapi dia tidak menyangka Rong Zhan salah mengira dia muntah karena itu. Sekarang Rong Zhan mengklarifikasi padanya karena dia tidak memberi tahu rahasianya. Tentu saja, dia ragu bagaimana dia bisa membuat perubahan besar di hatinya.
Tapi entah.
Begitu keraguan menghinggapinya lagi, Rong Zhan pergi ke jendela dan membuka tirai.
Sembari menoleh ke belakang, dia meletakkan tangannya di resleting celananya, "Apa kamu meragukannya? Jika kamu tidak percaya, lihatlah saja sendiri."
Sang Xia, "..."
Tentu saja Sang Xia tidak ingin menyentuhnya.
Tapi dia sudah bereaksi, ritsleting telah dibuka olehnya.
Sulit untuk menggambarkan semua yang ada di baliknya. Sang Xia tidak ingin melakukan pemeriksaan langsung seperti itu, tetapi dia tetap tidak bisa menahan diri untuk tidak memeriksanya di bawah tuntunan Rong Zhan.
"Wanita itu mengancam bahwa dia mengetahui rahasia identitasmu, bahwa kamu tidak benar-benar mencintaiku, bahwa kamu telah menyembunyikan sesuatu dariku, lalu dengan semua itu, bisakah aku menanggungnya?"
Sang Xia menatapnya, dan detik berikutnya dia terus berkata, "Jadi aku memberinya pelajaran."
Sang Xia, "..."
Itu….. sedikit pelajaran.
Lalu Rong Zhan memandang Sang Xia yang hidung dan matanya memerah, "Dan kamu."
Saat mengatakannya, dia berpaling untuk mencari tisu untuk menyeka dahinya, dan berkata dengan nada tak berdaya, "Aku tidak ingin memberimu perasaan was-was dan bahaya. Kamu tidak tahu berapa banyak orang yang menginginkan kekasihmu ini, juga jangan berani untuk menyembunyikan sesuatu dariku."