Tanpa Judul
Tanpa Judul
"Aku ada syuting sore ini. Kemasi barang-barangmu untuk menemaniku. Kamu akan mengetahui detailnya malam nanti."
Sebelumnya, Sang Xia bertanya kepada Anthony dan dia mengatakan jika syuting untuknya tidak akan berlangsung lama. Mereka akan pergi ke gurun dalam dua hari. Meskipun kondisi di sana cukup bersahabat dan pemandangannya spektakuler, mengingat dia adalah seorang wanita hamil, mereka akan mengambil gambar Sang Xia terlebih dahulu. Setelah proses pengambilan gambarnya selesai, mereka bisa pergi dari sini lebih dulu.
Jadi Sang Xia harus memanfaatkan waktu untuk melakukan apa yang ingin dia lakukan dengan Rong Zhan.
**
"Apa katamu? Apa kamu gila? Aku sudah menyiapkan segalanya. Bagaimana kamu bisa berubah pikiran semendadak itu?"
Suara seorang wanita di dalam telepon itu terdengar begitu terkejut seperti baru saja mendapati berita yang membuatnya hampir gila.
"Tenanglah sedikit, oke? Jangan mempertaruhkan nyawamu hanya untuk hal sepele semacam ini, apalagi hanya untuk seorang pria? Ada apa sebenarnya? Aku terbuka untuk itu!"
Suara yang mengatakan ini terdengar lembut dan nadanya cukup tenang, siapa lagi jika bukan Qiu Ci.
Qiu Ci sedang memegang ponsel dan tidak tahu harus menelepon siapa lagi. Dia terus berkata, "Kamu tidak tahu seberapa buruk pria itu. Entah jenis racun apa yang telah dibuat Sang Xia untuknya. Pria itu hanya tergila-gila padanya. Kamu tahu, jangan memikirkannya lagi. Itu terlalu tidak berharga untuk diperjuangkan, apalagi jika sampai mempertaruhkan nyawa."
"Tapi dia memotong salah satu jariku…...!"
Wanita di telepon berkata, suaranya hampir bergetar, "Saat dia memukulku dengan pistol, aku masih bisa baik-baik saja, tapi dia memotong jariku, membuangnya dan menyiramnya di toilet. Bisakah kamu bayangkan, aku hanya bisa melihat tanpa daya. Aku menjadi cacat, apa kamu mengerti, kamu mengerti--! "
Di akhir kalimatnya, dia mengatakannya sembari berteriak.
Qiu Ci menggigil. Entah apakah itu suaranya yang gila atau kata-katanya, tapi dia sangat terkejut hingga tidak bisa menahan diri untuk tidak gemetar.
Itu terlalu mengerikan.
"... Muzi, kamu tidak bisa seperti ini. Bukan aku tidak mau membantumu, tapi aku tidak bisa membantu. Aku juga masih menginginkan hidupku. "
Bagaimanapun, Qiu Ci juga hanyalah wanita yang lemah. Dia hanyalah seorang programmer senior yang mahir di bidang komputer. Ketika dia mendengar tentang pertengkaran berdarah mereka, dia selalu merasa bahwa dirinya jauh dari mereka. Jadi ketika dia mendengarnya, dia merasa lebih takut.
Karena Muzi gagal merayu Rong Zhan, apa dia masih ingin berfantasi tentang Rong Zhan?
Ya, itu hanyalah sebuah fantasi. Dia hanya cemburu pada Sang Xia. Dia telah memenangkannya sebelumnya dan sekarang dia memiliki karir yang begitu baik, pria dan suami yang begitu baik, berbanding terbalik dengan dirinya yang tidak memiliki apa-apa. Tentu saja, bagaimana dia tidak cemburu?
Mereka sama-sama wanita, tapi kesenjangan diantara mereka sangat jauh.
Dia memang bersekongkol dengan Muzi.
Mereka telah berteman selama bertahun-tahun.
Sudah lama mereka tidak saling berhubungan, tapi dia sama sekali tidak menyangka akan kembali berkomunikasi hanya karena seorang pria.
"Tapi aku tidak tahan. Aku selalu ingin balas dendam. Aku akan membalas semua perlakuannya padaku. Kalau tidak, aku tidak akan mati, dan aku akan membuat jari wanitanya patah...!"
"Muzi! Jika kamu benar-benar ingin, kamu harus menunggu sampai cederamu membaik, bukan? Meski kamu tidak memikirkannya untukku, tapi kamu harus memikirkannya untuk dirimu sendiri. Pria itu benar-benar menyebalkan."
Ketika Qiu Ci mengatakan ini, suaranya berhenti sejenak, sebelum akhirnya melanjutkan, "Sedangkan sisanya, aku tidak punya apa-apa untuk dikatakan. Kuharap kamu bisa melakukannya sendiri. Aku akan menutup telepon dulu…..."
"Halo...! Halo, halo!"
"Tut tut tut tut...!"
Saat ini, wanita yang berada jauh di gurun melihat telepon yang ditutup sepihak itu dengan perubahan warna wajah ekstrim yang muncul di wajah cantiknya!