Sayang, Menyanjunglah
Sayang, Menyanjunglah
Mata Sang Xia berbinar begitu mendengar kata-kata itu. Bahkan dia ingin berpura-pura tidak mendengarnya.
Sialnya, anggota tubuhnya sama sekali tidak bisa berkompromi dengan keadaan. Saat ini, akar telinga sangat memerah.
Tanpa aba-aba, Sang Xia menggosok wajahnya dengan kasar lalu menguburkannya ke dalam selimut. Sementara Rong Zhan yang melihatnya, menggigit telinga belakang Sang Xia dan berbisik menyihir, "Oh? Kamu ingin mengatakannya atau tidak? Aku sangat marah, tapi aku memberimu kesempatan terakhir untuk menyenangkanku."
Sang Xia tahu jika Rong Zhan memang tidak tahu malu, tetapi dia tidak menyangka jika pria itu bisa begitu tidak tahu malu.
Dia meminta Sang Xia untuk memuji… miliknya!
Namun, Rong Zhan sangat mengintimidasi sehingga membuat Sang Xia tidak bisa menahan rona merah pada pipinya. Hanya saja, dengan ragu-ragu, Sang Xia masih mencoba mempertanyakannya, "Bagaimana cara menyanjungnya? Aku tidak mengerti."
Dia memiliki terlalu banyak trik.
Dalam hal ini, Rong Zhan tidak pernah menjadi pemula. Setiap kali dia membuat Sang Xia lemah tak berdaya, pada akhirnya gadis itu akan menangis meminta ampun.
Rong Zhan telah belajar dengan baik tentang hal itu sejak usia 13-14 tahun dengan menonton banyak film. Mendapati kenyataan itu, awalnya Sang Xia tidak bisa mempercayainya. Bahkan saat pertama kali tidur dengan Rong Zhan, Sang Xia masih perawan.
Mendengar pertanyaan Sang Xia, dengan samar Rong Zhan menggertakkan giginya, "Tidak bisakah kamu mengatakan yang sebenarnya padaku? Kamu berani mengatakan jika milikku tidak besar?"
Rong Zhan telah mengalami reaksi fisiologis dan selalu siap untuk bergerak di belakangnya.
Sedangkan Sang Xia yang mendengarnya mengucapkan kata-kata lugas semacam ini, terpaksa tidak ada jalan lain. Dia hanya bisa tersipu sembari membenamkan wajahnya di bantal, dan mengeluarkan suara pengap untuk menanggapinya, "Bisa masuk sangat dalam."
Masuk sangat dalam, apa itu masih belum cukup?
"Dalam, seberapa dalam?"
Aaaahhhh.
Kali ini Sang Xia benar-benar ingin mencekiknya.
"Satu langkah sampai ke perut."
Jawaban kali ini sudah cukup memuaskan.
Begitu kata-kata itu keluar, Rong Zhan membelai perut Sang Xia yang ada di depannya dengan alis bertaut yang mendandakan ekspresi serius, "Sampai ke perut."
Kali ini, Sang Xia tidak bisa mentolerir lagi. Dia mengangkat kepalanya dan berteriak, "Benar-benar luar biasa, bajingan!"
Rong Zhan hanya bisa terdiam mendengarnya.
Ya, itu juga bisa. Itu sangat kuat!
**
Tadi malam, mereka sangat lengket dan banjir oleh keringat sepanjang malam. Setelahnya, Sang Xia memegang mangkok dan makan mie dengan kaki bersilang. Ketika Rong Zhan menurunkannya dan baru saja keluar dari dapur, ponsel di baju tidurnya tiba-tiba berdering!
Melihat itu, Rong Zhan sedikit mengernyit.
Siapa yang meneleponnya selarut ini?
Mau tak mau dia harus melihat siapa penelepon itu. Begitu melihat nomornya, dia menyipitkan mata.
"Halo, ada apa? Ingin berterima kasih?"
"Terima kasih apanya! Sial, sesuatu telah terjadi!"
Suara Tang Ye terdengar mendesak di seberang telepon.
"Ada apa?"
Namun Rong Zhan masih menanggapinya dengan suara malas.
"Polisi diserang oleh wanita gila itu saat dalam perjalanan kembali ! Beberapa mobil polisi hancur total dan mereka semua ditembak mati! Dan Sang Zhirou telah dibawa pergi!"
"Apa?"
Begitu kata ini keluar, suara Rong Zhan tiba-tiba naik beberapa oktaf! Bahkan wajahnya langsung berubah menjadi biru!
Benar saja.
Seharusnya dia membunuh Sang Zhirou, si wanita gila itu, alih-alih hanya memasukkannya ke dalam penjara. Entah bagaimana, tapi sekarang bagaimana bisa dia melarikan diri?
Meski begitu, kuncinya bukan pada Sang Zhirou.
Tapi seseorang yang membantu Sang Zhirou!
Siapa yang berani membunuh polisi di negara bagian Cina dan menyelamatkan para penjahat! Tujuan mereka melakukan itu pasti untuk digunakan menangani mereka nanti!
"Kamu tahu, rumah orang tuaku adalah vila pinggiran kota. Hanya ada sedikit lampu jalan dalam perjalanan ke rumah orang tuaku. Sekarang, kami bahkan tidak akan tahu jika ada penjahat yang sedang bersembunyi di dekat kami."
Tang Ye sendiri juga sangat kesal. Dia baru saja membalas Sang Zhirou dengan sangat kejam, dia pikir…