Halo Suamiku!

Memergoki Perselingkuhan (2)



Memergoki Perselingkuhan (2)

2Setelah ayahnya mengatakan kalimat itu, Leng Yunchen pun juga mengingatnya baik-baik.     

Bahwa ia benar-benar tidak boleh menyentuh adiknya.     

Karena yang pasti, ia tidak bisa melewati batas yang jelas terbentang.     

Sedangkan kenapa ia sendiri tidak memberikan perlawanan…     

Leng Yunchen menarik napas dalam-dalam.     

Ada terlalu banyak alasan di hatinya, tetapi yang paling meyakinkan adalah ia merasa bahwa hatinya telah direnggut oleh seseorang.     

Youyou. Ya, ia sangat menyukainya.     

Namun, setelah Youyou menikah, ia berusaha untuk menyerah. Jadi alasan mengapa sampai saat ini ia belum juga memiliki kekasih adalah bukan hanya karena belum sepenuhnya bisa memberikan ketulusan pada seseorang, tetapi juga karena ia sibuk dengan pekerjaan, yang membuatnya tidak bisa berhubungan dengan lawan jenis.     

Ketika menyangkut masalah emosional, siapa pun pasti diselimuti keraguan.     

Seperti kabut, ia tidak bisa melihat perasaannya pada siapa pun dengan jelas.     

Bahkan perasaannya terhadap dirinya sendiri saja terkadang begitu membingungkan.     

Tentu saja, selain itu, ada banyak alasan lain yang tak bisa ia lawan. Misalnya, posisinya dengan Leng Xiaomo adalah kakak beradik. Jika saja ia benar-benar ingin memiliki hubungan intim suatu hari nanti, ia akan merasa bahwa dirinya benar-benar seorang bajingan, tidak normal, dan bahkan ia tidak akan dapat menerima dirinya sendiri untuk sementara waktu.     

Yang terpenting, Leng Yunchen tidak bisa menyakiti adiknya entah kenapa.     

Dan sekarang.     

Ia menyimak dengan seksama di mana posisi Leng Xiaomo yang diberitahukan oleh ayahnya.     

Leng Jue sendiri percaya bahwa putranya pasti mengingat apa yang ia katakan sebelumnya dan akan berhenti main-main. Jadi sekarang, kenapa ia memberitahu Leng Yunchen di mana Leng Xiaomo saat ini hanya karena berharap putrinya akan aman.     

Namun, Leng Yunchen justru termangu sesaat setelah mengetahui posisi adiknya kini.     

"Dia dalam penerbangan menuju ke Kota G untuk menonton konser. Jika tidak ada masalah yang berarti, jangan mengganggunya. Apa kamu mendengarku?!"     

"Ayah, seharusnya dia tidak datang ke sini, tidak bisa."     

Akhirnya, Leng Yunchen mengakhiri panggilannya dengan kepala berdenyut sembari menggeram samar. Wajahnya yang dingin mengernyit. Selain khawatir, sebuah kemarahan yang tak terkatakan juga menyelimutinya saat ini.     

Memang, ia tidak memberitahu orang tuanya apa yang sebenarnya terjadi karena mereka pasti akan sangat khawatir.     

Daripada membuat khawatir, lebih baik baginya untuk mengawal adiknya sendiri!      

Dan ia berharap semuanya akan berjalan dengan baik!     

 **     

Waktu berlalu dan konser sudah ada di depan mata.      

Jadi sembari menunggu hari itu tiba, Leng Xiaomo menghabiskan waktu dengan menemani Sang Xia berlatih, juga berjalan-jalan untuk bersantai.     

Tampaknya Kota G saat ini lebih dipadati orang daripada sebelumnya, terutama di daerah alun-alun dekat konser di gelar.     

Tapi karena Leng Xiaomo tidak suka tempat dengan terlalu banyak orang, alhasil, ia berjalan perlahan di sepanjang jalan.     

Entahlah, saat tiba di Kota G kali ini.     

Ia merasa aneh. Tanpa alasan pasti, ia mengenakan dress putih yang dibelikan Leng Yunchen saat itu. Sungguh, ia sendiri tidak tahu kenapa ingin memakai dress ini. Mungkin memang tidak ada alasan untuk itu.     

Ia hanya merasa dengan berpakaian seperti ini, dirinya terlihat seperti wanita cantik, dengan sosoknya yang mungil dan menawan.     

Mau tak mau membuat pikiran Leng Xiaomo berkeliaran mengingat kembali para kekasih yang ia miliki sebelumnya.      

Dulu ia biasa berpakaian dengan warna-warna monoton, kebanyakan hitam, selalu bercelana, dan jangan pernah berharap ia memakai dress seperti sekarang.     

Mungkin hanya akan ada beberapa pakaian berwarna putih dan abu-abu sebagai selingan. Namun tetap saja, gaya yang ia tampilkan tidak pernah berbeda. Meski juga para lelaki itu seringkali menunjukkan pakaian cantik yang lebih cocok untuk wanita, tapi Leng Xiaomo tidak pernah menghiraukannya.     

Bahkan Lu Anzhe sendiri tidak terkecuali.     

Leng Xiaomo tetap berpakaian dengan caranya sendiri.     

Tapi setelah kembali kali ini, tanpa diduga ia justru mengenakan dress yang dibelikan kakaknya dengan santai…     

Kakaknya…     

Ah! Leng Xiaomo tertegun sejenak dan kemudian buru-buru berhenti memikirkannya.     

Cepat-cepat ia berbalik dan melanjutkan langkah.     

Namun, begitu Leng Xiaomo melihat ke belakang, ia mendapati seorang anak laki-laki di sebuah hotel internasional tidak jauh dari sana bersama dengan seorang gadis cantik yang berperawakan sangat cantik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.