Entah Hidup atau Mati (1)
Entah Hidup atau Mati (1)
Jelas-jelas ia menunggunya turun dari pesawat karena ada sesuatu hal yang ingin ia luruskan.
Lagipula, untuk apa ia begadang semalaman hanya untuk menunggu kabar?
Kini, Leng Yunchen membaca berita itu cukup lama dengan wajah memucat yang terlihat sangat mengerikan. Sungguh, dari ketidakpercayaan di awal hingga ketakutan besar menggelayutinya, ia merasa seolah-olah dirinya akan runtuh.
Ia sangat takut jika Leng Xiaomo benar-benar mengalami kecelakaan, bencana, atau mungkin sekarang——
Seketika jantung Leng Yunchen merasakan sakit yang tajam, kemudian menyebar dari tulang ke seluruh anggota tubuhnya.
Tidak sekali pun ia berani memikirkannya.
Benar-benar tidak berani.
"Kapten Leng...?" Pria itu memandang Leng Yunchen dengan khawatir, bahkan ia tidak berani mengatakan apa-apa lagi.
Sementara Leng Yunchen sendiri tidak menanggapinya. Kini ia hanya memegang ponsel erat-erat dengan wajah yang sangat pucat. Lalu tepat di detik setelahnya, sebuah pemikiran seolah-olah melintas di kepalanya, yang membuatnya tiba-tiba bergegas keluar meninggalkan kantor.
Tidak peduli bagaimana pria di belakangnya terus memanggil, ia tidak berbalik.
Dengan cepat Leng Yunchen meninggalkan Distrik Jun. Bahkan ujung jarinya terus gemetar tak terkendali selama ia mengemudi.
Tentu ia tahu jika Leng Xiaomo sedang berada dalam bahaya, tetapi ia tidak pernah bisa memikirkan apa yang harus dilakukan jika adiknya benar-benar tertangkap oleh orang-orang itu. Sekarang Leng Xiaomo hilang dan ia tidak tahu apakah adiknya hidup atau mati.
Hidung Leng Yunchen pun tiba-tiba serasa tersumbat saat memikirkannya.
Matanya sedikit merah dan tanpa diduga, ia memukul setir dengan keras, mengumpat, lalu kemudian terus mengemudi dengan kecepatan tinggi.
Ya, ini kesalahannya.
Semua ini salahnya.
Ia pikir adiknya tidak akan tertangkap.
Karena barang milik Profesor Han telah ditemukan. Meski memang sebenarnya Leng Xiaomo-lah yang sangat perlu dilindungi. Kini masalahnya ada di dalam diri Leng Yunchen dan ia telah membuat kesalahan. Sungguh, adiknya justru telah berusaha mengalihkan bahaya untuk dirinya demi keselamatannya.
Dan sampai saat ini, keberadaannya masih belum diketahui, bahkan hidup dan matinya saja tidak pasti. Jadi apa yang harus ia lakukan jika Leng Xiaomo benar-benar mengalami kecelakaan?!
Tangan Leng Yunchen sontak mencengkram erat setir kemudi dengan mata memerah.
Entah kenapa, sebuah gambaran yang muncul di benaknya ketika ia mengemudi ke suatu tempat dengan kecepatan tinggi kali ini adalah di pemandangan masa lalu. Ingatan-ingatan yang tak terhitung jumlahnya dari mereka berdua tanpa diminta muncul di benaknya secara tiba-tiba.
Saat di mana Leng Xiaomo baru saja datang ke rumahnya ketika ia masih kecil.
Balita itu baru berusia tiga tahun, sangat kecil, selalu bersembunyi di belakang ibunya, terus memandang dirinya dengan takut-takut dan gelisah.
Lalu kemudian, Ayah dan Ibu terus memupuk perasaan di antara mereka. Kedua orang tuanya selalu membawa gadis kecil kemanapun mereka pergi. Ia sendiri diharuskan menjadi kakak yang bertanggung jawab. Hingga akhirnya, Leng Xiaomo sendiri mulai berangsur-angsur menerima dirinya, bahkan selalu mengejarnya sambil berteriak, "Kakak, kakak".
Sampai di usianya yang ke sepuluh, leng Xiaomo menjelma menjadi adalah gadis kecil yang cantik. Ia adalah adik perempuannya dan mutiara keluarganya.
Dan di usia 12 tahun, tiba-tiba saja ia menjadi suka memberontak, merokok, minum-minuman keras dan berkelahi.
Lalu di usia 16 tahun, ia melaksanakan pelatihan blis di hutan hujan tropis Amazon dan menjadi lebih gigih.
Hingga akhirnya di usia 20 tahun, ia benar-benar telah menjadi sosok yang anggun dan tenang.
Dan ini adalah waktu terbaiknya.
Jadi jika sesuatu terjadi padanya, Leng Yunchen tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri.
Namun, selain itu, Leng Yunchen tidak bisa mengerti mengapa hatinya begitu sakit. Hilangnya Leng Xiaomo seperti ribuan pisau yang ditusukkan ke jantungnya, yang membuatnya benar-benar kesakitan.