Menyiksa Leng Yunchen Tanpa Ampun (3)
Menyiksa Leng Yunchen Tanpa Ampun (3)
Beraninya pria ini menyerang kekasihnya!
Apalagi ini adiknya sendiri!
Namun, ketika tinjunya baru melayang, Leng Yunchen dapat menangkapnya dengan mudah, bahkan tanpa memandangnya sedikit pun. Sorot matanya begitu rumit dan gelap, sementara Leng Xiaomo hanya menatap dalam diam.
Ya, ia memang seorang bajingan.
Kemudian Leng Xiaomo mengambil langkah lain secara perlahan, diiringi dengan lengkungan sarkastik di mulutnya yang berangsur-angsur semakin dalam. "Kamu bilang kamu adalah kakakku. Sekarang katakan, akankah seorang kakak memiliki reaksi lain untuk adiknya?"
Leng Yunchen tiba-tiba mengernyitkan mata begitu pertanyaan ini terlontar.
Lalu tampak Leng Xiaomo perlahan melangkah maju, menghadapi tatapannya tanpa rasa takut, kemudian kembali melanjutkan, "Leng Yunchen, kamu bukan manusia."
Leng Yunchen, kamu bukan manusia.
Pernyataan ini membuat wajah dingin Leng Yunchen seketika memucat. Terlebih, ketika ia mendengar nada bicara yang dikeluarkan oleh Leng Xiaomo.
Ia dikritik dengan begitu hina, bahkan lebih rendah dari binatang.
Yang membuatnya tidak lagi mampu berkata-kata.
Sedangkan Lin Qingya yang sedari tadi ada di belakang ikut menyahut, "Nona Leng, bagaimana bisa kamu mengatakan seperti itu tentang kakakmu sendiri? Dia tidak seperti—"
"Diam kau, jalang!"
Mata tajam Leng Xiaomo seketika diarahkan padanya, "Apa yang kamu tahu? Kamu hanya wanita bodoh yang tidak tahu apa-apa!"
Saat Leng Xiaomo melihat bahwa wanita ini benar-benar muncul bersama kakaknya, kemarahannya menyebar seperti api di padang rumput, hingga membuat kata-kata kasar yang ia lontarkan tidak lagi mampu ditahan, "Kenapa, apa kalian sudah menjalin kasih? Tenang saja, pria seperti dia memang hanya cocok untukmu, seorang jalang tak tahu malu. Dengan dirimu yang seperti itu, ingin mengajariku bagaimana caranya berpasangan?! Haha, benar-benar konyol. Laki-laki bajingan dan perempuan jalang memang dilahirkan untuk bersama! Semoga pernikahan kalian bahagia selama seratus tahun! Tapi mati lebih dulu akan jauh lebih baik!"
Ucapan kejam seperti itu sontak membuat tubuh tinggi Leng Yunchen tampak terombang-ambing, seolah-olah ia hampir tidak bisa menopang dirinya sendiri.
Wajahnya pucat pasi, karena kata-kata ini tampaknya telah sepenuhnya mengalahkannya. Tak hanya itu, selain tinjunya yang terkepal erat, kernyitan dalam di keningnya pun tak mampu disembunyikan. Bahkan pembuluh darah biru yang muncul di tangannya tak lagi mampu dicegah.
Ia seolah sedang mencoba menahan sesuatu.
Sampai akhirnya, ia perlahan mengangkat kelopak mata untuk menatap adiknya, "Tidak akan, jangan khawatir... aku tidak akan peduli padamu lagi."
Setelah itu, tubuhnya yang tinggi dan lurus langsung berbalik pergi.
Dengan langkah tegap tanpa keraguan.
Sementara Leng Xiaomo, berdiri di sana dengan darah membeku di sekujur tubuh. Sorot matanya pun serasa terkoyak saat menyaksikan punggung itu semakin menjauh. Perlahan pandangannya pun dikaburkan dengan kabut air.
Padahal jelas-jelas ia sendiri yang mengucapkan kata-kata kejam dan menyakitkan itu. Tapi setelah kepuasan sesaat ia dapatkan, rasa sakit yang menjerat hatinya justru berlipat ganda, hingga membuat ujung jarinya gemetar.
Tatapan macam apa yang baru saja Leng Yunchen layangkan untuknya?
Kesakitan…?
Atau kekecewaan?
Atau mungkin tidak keduanya?
Kemudian, setelah puas menatapnya, Leng Xiaomo pun terhuyung mundur dengan mata memerah. Bahkan udara di sekitar terasa begitu sesak hingga ia sulit untuk bernapas..
Sedangkan Lin Qingya yang awalnya ingin mengejar Leng Yunchen, tiba-tiba berbalik setelah beberapa langkah ia berjalan. Dengan mengabaikan tatapan mengerikan dari Leng Xiaomo, ia berkata, "Nona Leng, kamu benar-benar salah paham dengan kakakmu. Asal kamu tahu, mereka telah menemukan barang milik Profesor Han dariku, jadi kakakmu mengirimku ke tempat yang aman."