Halo Suamiku!

Kekasihnya Muncul (3)



Kekasihnya Muncul (3)

1Kalimat itu begitu klasik, tanpa merujuk dalam kegalauan, yang justru berkiblat pada kepercayaan diri.     

Ya, Leng Xiaomo benar-benar percaya diri.     

Menurutnya, Lu Anzhe adalah orang yang bisa ia sia-siakan begitu saja.     

Bahkan ia sudah merencanakan untuk mengakhiri hubungan mereka saat kembali ke Amerika nanti?     

Alasannya jelas, karena Leng Xiaomo ingin melupakan seseorang. Jadi ia tidak perlu menemukan sosok yang sama dengannya lagi.     

Dan hari itu, bandara begitu sesak. Meski ada banyak penerbangan yang menuju ke Kota G, tapi semuanya benar-benar penuh. Banyak penggemar dari luar negeri, bahkan warga pedalaman Cina berbondong-bondong datang ke Kota G untuk menonton konser yang begitu megah di sana.     

Sementara di lain tempat, kasus yang ditangani Leng Yunchen telah membuat kemajuan baru. Menurut ahli pelacakan, mereka telah menangkap sejumlah orang. Hanya saja, dua orang penting dalam kasus ini telah melarikan diri, sedangkan orang yang berhasil ditangkap justru benar-benar tidak berharga.     

Karena meski mereka telah disiksa untuk memberikan pengakuan, tapi orang-orang itu tidak bisa berkata banyak karena mereka sendiri tidak banyak tahu.     

Namun serangan seperti itu justru membuat pihak lawan lebih berhati-hati dan juga lebih ingin mendapatkan apa yang disembunyikan Profesor Han.     

Pada saat yang sama, beberapa orang juga beralih lebih memerhatikan Leng Yunchen. Beberapa di antara mereka tahu bahwa ia tidak mudah untuk dihadapi, tetapi jika ia berhasil memecahkan masalah yang sulit ini, mungkin akan jauh lebih sederhana nanti!     

Dan sore itu, Leng Yunchen pergi ke bandara untuk menangani berbagai hal. Sejenak, sesaat setelah tiba, panggilan alam membuatnya mau tak mau harus ke kamar mandi terlebih dulu.     

Sampai, ketika ia keluar untuk mencuci tangan, ia bertemu dengan seseorang.     

Perlahan ia mendongak untuk menatap orang itu dari cermin.     

Yang ternyata seorang anak laki-laki berusia dua puluhan.     

Mengenakan pakaian kasual merek terkenal, ia terlihat seperti seorang mahasiswa. Anak laki-laki itu juga sedang mencuci tangan. Tetapi berbeda dari dirinya, anak laki-laki itu tampak sedang melakukan panggilan telepon dan sepertinya suara di seberang adalah milik anak cantik yang manis.     

Entah kenapa, Leng Yunchen memperlambat gerakannya untuk menunggu anak itu pergi lebih dulu. Sampai sosoknya mulai berjalan keluar, Leng Yunchen barulah mengeluarkan tisu, menyeka tangannya yang basah perlahan, dan akhirnya mengikutinya.     

Ya, meski tidak sepenuhnya yakin, tapi ia merasa tidak salah melihat.     

Meskipun juga hanya sekilas, tapi perasaannya mengatakan bahwa sosok ini sangat mirip dengan foto anak laki-laki yang ditunjukkan adiknya sebelumnya.     

Leng Xiaomo bilang, itu pacarnya.     

Jadi, jika ini pacarnya, lalu siapa gadis yang ada di ujung telepon itu?     

Kenapa suaranya tidak terdengar seperti adiknya?     

Benar saja, ketika Leng Yunchen mengikutinya, dari kejauhan ia bisa melihat anak laki-laki itu menemui seorang gadis berambut panjang. Gadis itu memeluknya erat dan terus menciumnya dari waktu ke waktu.     

Mata Leng Yunchen sontak berubah suram begitu melihat adegan di depannya.     

Tapi ia tidak melakukan apa-apa, karena dengan tabiat adiknya dan apa yang terjadi sebelumnya, siapa yang tahu apakah anak ini benar pacarnya atau bukan.     

Bisa jadi adiknya berbohong.     

Hanya saja, meskipun Leng Yunchen tidak melakukan apa-apa, ia tetap diam-diam mengawasinya.     

Karena jika perkataan adiknya bukanlah suatu kebohongan, maka masalah ini tidak akan sesederhana itu.     

Ya, ia tidak tahu apakah bocah ini berselingkuh atau telah membuat suatu perjanjian dengan Xiaomo? Entahlah.      

Yang pasti, ketika Leng Yunchen melangkahkan kakinya keluar, matanya menangkap sebuah poster besar dari sebuah konser megah, yang membuat matanya sedikit terpana.     

Kemudian matanya sedikit menyipit, tangannya mengeluarkan sebatang rokok dari sakunya, lalu membakarnya dengan santai. Kini wajahnya yang dingin menjadi tampak sedikit berbahaya dan rumit.     

Jika ingatannya benar, saat pertama kali tiba di sini, Xiaomo mengatakan bahwa kedatangannya ke Kota G saat itu adalah untuk menonton konser Sang Xia.     

Kalau begitu, ia ada di sini sekarang?     

Padahal seharusnya ia tidak boleh kemari, juga tidak bisa.     

Hingga beberapa saat setelahnya, Leng Yunchen mulai menelpon seseorang——     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.