Menyiksa Leng Yunchen Tanpa Ampun (1)
Menyiksa Leng Yunchen Tanpa Ampun (1)
Namun, sebelum ia berhasil melayangkan tinjunya, Leng Yunchen lebih dulu menggenggam pergelangan tangannya, lalu menekuknya tanpa ampun. Lengannya terkilir dalam sekejap dengan diiringi suara "kreteek" dan lolongan kesakitan lagi-lagi keluar dari mulut Lu Anzhe.
"Jangan, hentikan!"
Ketika Leng Xiaomo bergegas untuk menghentikan, semua sudah terlambat. Ia hanya bisa memandang Lu Anzhe yang terbaring di tanah, meringkuk sambil melolong kesakitan dan wajahnya benar-benar terlihat menyedihkan.
Leng Yunchen pun langsung meraih pergelangan tangannya untuk membawanya pergi, "Xiaomo, ikut aku—"
Hanya saja, sebelum ia mampu menyelesaikan kalimatnya, Leng Xiaomo tiba-tiba mendorongnya menjauh, kemudian berteriak padanya dengan mata memerah, "Pergi! Apa yang kamu lakukan! Pergi!"
Sontak Leng Yunchen menatapnya dengan heran. Sungguh, ia sama sekali tidak menyangka jika adiknya akan meneriakinya hanya demi seorang lelaki keparat, bahkan mendorongnya, memarahinya dan memintanya pergi.
Tatapan keheranan masih dilayangkan oleh Leng Yunchen sembari otaknya terus bertanya-tanya apakah adiknya sedang kesurupan? Ya, ini seperti bukan adiknya. Seharusnya Xiaomo tidak seperti ini.
Setidaknya, bukankah gadis kecil ini menyukainya?
Lalu bagaimana bisa ia melakukan ini untuk seorang laki-laki lain?
Dan begitu Leng Xiaomo selesai berteriak pada kakaknya, buru-buru ia berjongkok untuk melihat kondisi Lu Anzhe. Kekhawatiran di wajahnya pun tak lagi bisa ditutupi, "Anzhe, Anzhe, kamu baik-baik saja? Aku akan membawamu ke rumah sakit sekarang."
Lu Anzhe yang melihat kepedulian kekasihnya di saat mereka baru saja bertengkar, dengan sengaja meludahkan darah ke tanah dan kemudian dengan lemah membuka mulutnya perlahan, "Xiao, Xiaomo, siapa orang gila ini? Aku ingin seseorang memberikan dia pelajaran!"
Leng Xiaomo pun langsung memeluknya erat-erat tanpa sedikit pun memandang ke arah Leng Yunchen, "Aku tidak mengenal orang gila ini. Ayo! Jika orang gila ini tidak pergi dari sini, kita saja yang pergi."
Lalu, ia mencoba memapah Lu Anzhe perlahan.
Tentu Leng Yunchen berhasil dibuat ternganga dengan apa yang ia lihat sekarang. Terlebih saat menyaksikan tatapan khawatir adiknya untuk laki-laki kurang ajar ini. Tak hanya itu, bahkan Leng Xiaomo juga pura-pura tidak mengenalnya. Tidak peduli karena apa, yang jelas, ia merasa sangat terpukul. Rasa sakit yang awalnya bersarang di ujung saraf, kini telah menyebar ke sekujur tubuh.
"Xiaomo—"
Tampak ia mengulurkan tangan dengan ujung jari gemetar samar.
"Jangan sentuh aku, minggir!" Teriakan Leng Xiaomo benar-benar mampu mengguncang dunia Leng Yunchen. Bahkan adik yang selalu ingin ia lindungi ini seperti binatang kecil yang marah dan mengaum, menjulurkan cakar tajam kepada mereka yang ia benci dan melawan.
Sungguh, Leng Yunchen sangat sulit memercayai bahwa Leng Xiaomo memiliki sikap seperti itu terhadap dirinya ketika mereka akhirnya bertemu.
Apakah karena apa yang telah ia lakukan sebelumnya atau karena kekasihnya ada di sini?
Kini, Leng Yunchen hanya menatap adiknya yang sedang memegang bahu bocah itu untuk membantunya berdiri. Tatapan tajam penuh kebencian pun dilayangkannya tanpa ampun. Hingga akhirnya, dada Leng Yunchen sendiri mendidih melihatnya, seperti ada sesuatu yang akan keluar dari hatinya.
"Xiaomo! Aku mau kalian putus!"
Teriak Leng Yunchen secara tiba-tiba. Bahkan kalimat ini juga mengejutkan Lin Qingya, yang muncul kemudian.
Seketika Leng Xiaomo berdiri diam tanpa alasan. Lalu, tanpa menoleh ke belakang, suaranya yang bergetar terdengar, "Ke-kenapa?"
Kenapa ingin mereka putus?
Mengapa ia langsung memukul Lu Anzhe begitu melihatnya?
Lin Qingya pun turut melihat ke arah Leng Yunchen dari belakang. Sebagai seorang wanita, tentu ia segera memahami situasi saat ini.
Kemudian, terlihat Lu Anzhe balas menatapnya dengan marah, "Kenapa kamu mengatakan itu? Apa urusanmu?!"