Halo Suamiku!

Minta untuk Ditemani (1)



Minta untuk Ditemani (1)

0Untungnya, Bo Jing datang untuk menyelamatkan.     

Dan saat itu juga, Bo Jing segera membawanya untuk menemukan perahu mereka dan berenang mendekat. Lengannya yang ramping namun kuat itu langsung mengangkatnya sembari menggertakkan gigi dan berkata, "Pegang pagarnya."     

Begitu Josh berhasil meraih pagar, ia mendorongnya ke atas.     

Sementara Bo Jing juga naik dengan cepat dan sedikit terengah-engah.     

"Kamu baik-baik saja? Kenapa kamu begitu ceroboh?!"     

Karena keduanya basah kuyup, alhasil Bo Jing bergegas mengambil mantelnya untuk membungkus tubuh Josh.     

"Ya, maafkan aku, aku jatuh secara tidak sengaja." ucap Josh dengan mata memerah dan sedikit tersedak akibat menelan air danau.     

Sebenarnya, ia pikir Bo Jing masih memegangnya di belakang, jadi ia memberanikan diri untuk melongok keluar, tetapi siapa yang mengira bahwa tangan Bo Jing ternyata telah ditarik kembali yang mengakibatkan ia jatuh dari ketidakseimbangan gravitasi.     

Saat jatuh, tentu Josh benar-benar ketakutan.     

Sekujur tubuhnya gemetar, bahkan ia tidak tahu apakah gemetarnya kali iin akibat dari angin malam yang bertiup dingin atau karena ketakutan yang menyelimutinya.     

Tanpa pikir panjang, Bo Jing langsung menariknya ke dalam pelukan, sedangkan Josh meringkuk di lengannya seperti binatang kecil sembari mencengkeramnya erat-erat.     

Meskipun Bo Jing sedikit marah dengan apa yang baru saja terjadi, tapi saat ini, melihat penampilan Josh yang gemetar dan pucat, ia ikut merasa tertekan dan tidak tega. Kemarahannya sontak mereda, dan setelah ia menyesuaikan dayung ke arah tepi, ia memeluknya erat-erat.     

"Jangan takut. Aku ada di sini. Aku akan membawamu kembali sekarang."     

Kini, Josh baru menyadari bahwa ia benar-benar tidak lagi sendirian. Dulu, ia memang selalu sendiri dalam keputusasaan dan kesakitan, tetapi sekarang ia memiliki ketergantungan penuh atas seseorang. Bahkan meski ia jatuh ke danau gelap yang paling ia takuti sekali pun, ia tidak bisa lagi merasa putus asa, karena seseorang akan datang untuk menyelamatkannya.     

Bagaimana lagi? Tak bisa disangkal, ia mulai mendambakan perasaan ini.     

Ketika akhirnya mereka tiba di tepi pantai, kaki Josh sudah benar-benar lemas.     

Seketika saja ia jatuh ke atas pasir dan dalam hati merasa bahwa ini semua tidak nyata.     

Padahal alasan mengapa ia memilih untuk datang ke sini pada malam hari adalah untuk melihat danau api ajaib dengan menaiki perahu agar ia tidak banyak berjalan. Bagaimanapun, ia telah disiksa dari sore sampai jam 10 malam hingga membuat kakinya benar-benar lemah. Tetapi saat keduanya hendak pergi dari sini sekarang, Josh tidak mau menyia-nyiakan keindahan di depan matanya.     

Di lain sisi, Bo Jing yang baru saja kembali setelah menyerahkan perahu pada pemilik sewa langsung menjemputnya. Mau tak mau, Josh harus mengakui bahwa Bo Jing memang pria yang begitu jantan, terlebih setelah ia menjadi suaminya.      

Hanya saja, jarang bagi keduanya untuk memiliki waktu yang begitu harmonis seperti ini. Jika boleh jujur, mungkin ia ingin kembali ke villa sekarang, tapi saat melihat api unggun tinggi yang berada tidak jauh dari pantai, mata Josh seketika berbinar.     

"Ayo ke sana sambil mengeringkan pakaian."     

Dari jauh, terlihat banyak orang menari di sana. Sungguh, pemandangan itu terlihat begitu hidup.     

"Kita pergi seperti ini?"     

Tanya Bo Jing seraya mengerutkan kening. Secara spontan, matanya juga melirik tubuh Josh yang basah untuk memastikan.     

Namun, Josh justru mengangkat sudut mulutnya di kedua sisi. Sontak saja, kedua pipinya menggembung, seperti ikan mas kecil yang meludahkan gelembung. Melihat itu, Bo Jing langsung membuang muka sembari menghela napas dan mencoba berkompromi, "Oke."     

Tawa Josh seketika meledak dan ia segera mengaitkan lengannya di leher Bo Jing. Tanpa diduga, ia juga mencondongkan tubuhnya untuk memberikan kecupan di wajah suaminya.     

Hal itu langsung menciptakan rasa manis yang membuncah di dada.     

Kemudian, Bo Jing memeluknya sambil berjalan, menggelengkan kepalanya dengan lembut, dan akhirnya sudut bibirnya tidak bisa menahan untuk tidak terangkat.     

Meskipun ada sedikit ketidakberdayaan dan ketidaksetujuan di lubuk hatinya, tapi semua itu tidak akan menjadi masalah selama Josh menyukainya.     

Apalagi selama ini, hal yang paling ia sukai adalah memanjakannya dan melihatnya puas setelah dirinya berhasil.     

Terkadang wanita memang tidak masuk akal, dan apa yang bisa pria lakukan hanyalah membujuk, serta——     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.