Tinggal Bersama (7)
Tinggal Bersama (7)
Akhirnya, setelah memastikan bahwa semuanya normal, ia keluar dengan membawa kunci rumah.
Karena sekolah dimulai pukul delapan, dulu Sang No pasti akan membeli sarapan langsung di sekolah setelah dua jam berlatih secara intensif. Tapi sekarang, ia tidak membutuhkannya. Apartemennya kini hanya berjarak kurang dari 20 menit dari sekolah, jadi ia bisa kembali dulu.
Sementara itu di kediamannya, An Xiaoyang bangun pukul 5:30.
Setelah bangun, ia tidak langsung keluar, melainkan memilih untuk duduk di meja belajar lagi. Sembari menunggu dirinya benar-benar sadar sepenuhnya, ia mulai memakai earphone-nya, mengeluarkan Kamus Oxford, dan mulai membaca. Inilah rahasianya untuk belajar bahasa asing.
Baginya, hanya butuh sepuluh menit untuk mandi dan bersiap. Setelah selesai bersih-bersih, waktu sudah menunjukkan hampir jam tujuh.
Saat itulah ia baru keluar.
Ia pikir Sang No ada di bawah saat ini, karena ia samar-samar mendengar suara bergemerincing di dapur lantai bawah.
Namun, setelah melihat pintu kamar Sang No yang tertutup dan perlahan turun, ia justru mendapati seorang wanita paruh baya sedang memasak di dapur.
Seketika itu juga, ia teringat akan apa yang dikatakan Sang No sebelumnya tentang bibi yang mengurus kehidupan sehari-harinya.
Pada saat yang sama, bibi juga baru saja berbalik ketika mendengar suara dari lantai atas, lalu tersenyum lembut pada An Xiaoyang yang sedikit malu dan menahan diri, kemudian ia melambai, "Kamu pasti An Xiaoyang. Tuan Muda sudah memberitahuku. Kemari dan duduklah. Bibi sudah menyiapkan sarapan dan makanlah selagi panas."
Setelah selesai mengatakannya, bibi itu membawakan beberapa piring sarapan yang lezat dan bergizi ke meja.
Begitu melihatnya, An Xioayang segera ingin membantu.
Dan ketika mendekat, ia melihat... pangsit kukus udang, kue pepaya, telur rebus, pangsit telur kepiting, bubur daging tanpa lemak, kue daging suwir seribu lapis dengan dua hidangan mentimun cerah, yogurt, dan salad buah…
Matanya sontak membulat dan perutnya yang lapar seketika membuat suara berisik karena makanan-makanan lezat ini.
Saat itu juga, ia langsung merasa malu.
"Kalau lapar, cepat makan. Makan selagi panas dan makanlah yang banyak. Kamu harus punya energi untuk belajar keras." ucap bibi dengan diiringi senyum di wajahnya.
Kini, air liur An Xiaoyang serasa akan mengalir ke bawah. Sungguh, ia belum pernah makan sarapan bergizi seperti itu sejak kecil. Namun kali ini, ia masih sangat sopan dan rendah hati, "Terima kasih, Bibi. Panggil saja aku Xiaoyang. Aku akan menunggu Sang No turun dan makan bersama."
Tepat di saat itu, An Xiaoyang melihat waktu dan bertanya-tanya mengapa Sang No sangat malas. Bahkan ia belum juga bangun jam segini.
Tapi tiba-tiba.
Tepat setelah mengatakannya, bibi berkata, "Kamu bisa makan sendiri. Makanan ini memang dibuat untukmu. Tuan Muda sudah pergi berlari dan berolahraga pada pukul empat atau lima setiap pagi, dan kemudian langsung pergi ke sekolah."
"Apa?"
Berlari dan berolahraga setiap hari?
Tentu saja An Xiaoyang tidak lagi mampu menutupi keterkejutannya.
Apalagi saat ia mendengar kata pukul empat atau lima?
Sekarang sedang musim dingin dan Sang No sudah keluar untuk berolahraga di pagi buta?
Ia benar-benar tidak menyangka bahwa Sang No memiliki kegiatan dan jadwal istirahat seperti itu.
Tidak heran jika An Xiaoyang berasumsi bahwa baru-baru ini tubuh Sang No tampaknya semakin kuat. Ternyata ia memiliki kebiasaan ini.
Sesaat setelah An Xiaoyang pulih dari rasa terkejutnya, ia mulai mengambil sumpit untuk sarapan.
Lagi pula, bibi telah repot-repot membuat semua makanan ini untuknya.
Tentu saja, perawatan ini benar-benar membuatnya tersanjung.
Meskipun Sang No sempat mengejutkannya, tapi semua hidangan lezat ini segera membuat An Xiaoyang melupakan segalanya dan menikmatinya dengan cepat.
Tampaknya bibi memperhatikan cara makan An Xiaoyang yang terlihat terburu-buru, alhasil, tanpa sadar ia menyerahkan secangkir susu padanya, "Xiaoyang, makanlah dengan perlahan. Tuan Muda juga memberitahuku bahwa kamu akan kembali untuk makan siang. Jadi siang nanti, aku akan membuatkanmu sup kepala ikan, iga asam manis, selada potong dadu, dan daging Dongpo. Jika ada sesuatu yang ingin kamu makan, cukup beritahu Bibi."
Kini, An Xiaoyang hanya mampu menelan ludahnya tanpa bisa berkata apa-apa, "..."