Halo Suamiku!

Tinggal Bersama (4)



Tinggal Bersama (4)

3"Kamu…!"     

"Oke, oke, oke, aku tidak akan menggodamu. Cari saja aku jika membutuhkanku. Aku tidak akan mengganggumu. Selesaikan PR-mu lebih awal dan istirahatlah." Kemudian, Sang No mengacak-acak rambut pendeknya dan langsung berhenti sebelum ia marah.     

Kini, wajah kecilnya memerah karena marah sekaligus malu.     

Sebenarnya ia tahu bahwa Sang No mengatakan ini untuk meyakinkannya, tetapi ia adalah siswa SMA yang masih di bawah umur. Jadi ini benar-benar sedikit... tidak senonoh menurutnya.     

"Cepat pergi, atau aku akan memukulmu!" Dengan tatapan tajam An Xiaoyang mengangkat tinjunya dengan marah.     

Sementara Sang No bersandar di kusen pintu dan seolah enggan pergi dari sana. Bahkan tangannya masih bersedekap dengan malas di dada. Sedangkan An Xioayang sendiri tampak seperti ayam kecil yang bersiap untuk berperang. Sontak, Sang No tidak bisa menahan tawa, lalu tiba-tiba muncul kalimat, "Kenapa? Aku menyukaimu bukan karena badan montokmu."     

Sontak, wajah An Xiaoyang semakin memerah karena marah setelah ia mendengarnya.     

Dan setelah puas menggodanya, Sang No memutuskan untuk melangkah maju dan memeluk tubuh kecilnya yang lembut terlepas dari penghindarannya. Kemudian ia menundukkan kepalanya dan perlahan membelai lembut telinganya, "Aku suka tubuh kecilmu karena aku menyukaimu apa adanya."     

Aku suka tubuh kecilmu karena aku menyukaimu apa adanya.     

Jadi tidak peduli seperti apa tubuhnya, seberapa besar dadanya, seberapa kurus pinggangnya, dan apakah pantatnya menonjol atau tidak.     

Sang No akan tetap menyukainya. Karena itu, bahkan meski ia adalah seorang gadis kecil, Sang No justru merasa jika kekasihnya adalah yang paling lucu di dunia.     

Tentu saja, Sang No tidak akan mengatakan apa-apa lagi.     

Karena setelah ia mengucapkan kalimat itu, An Xiaoyang serasa tidak sabar untuk menyembunyikan dirinya di lubang tanah. Wajah dan telinganya yang kecil sudah benar-benar diwarnai dengan semburat merah tua, dan bahkan kulitnya yang selalu putih pun berwarna merah muda.     

Jadi bagaimana Sang No bisa mengatakan apa-apa lagi.     

Kini, An Xiaoyang hanya merasa kenapa sebelumnya ia sama sekali tidak menemukan sifat Sang No yang satu ini.     

Faktanya, saat gadis kecil kurus setinggi 160 sentimeter itu digendong oleh Sang No, yang tingginya 180 sentimeter, ia tidak memiliki keberanian untuk mengangkat wajah kecilnya untuk berbicara dengannya lagi.     

Hidup bersama memang merupakan perasaan yang luar biasa bagi mereka berdua.     

Tapi meski Sang No yang menginginkan mereka tinggal berdua dengannya untuk sementara waktu, ia tetap merasa aneh ketika keduanya berada di ruangan yang sama. Tampaknya ia memiliki rasa tabu yang tak bisa dijelaskan bagi keduanya.     

Dan ketika Sang No melihat bahwa An Xioayang telah memerah dan akhirnya mengabaikannya, ia langsung menundukkan kepalanya, mencium wajah kecilnya, dan bergegas bangkit untuk pergi.     

Tepat ketika An Xiaoyang melihat ke belakang lagi, ia mendapati punggung ramping dan lurus dari pemuda itu keluar. Kini, jarak antara kedua orang itu lebih dari 20 sentimeter. Jika dilihat dari tempatnya, pria itu tampak begitu tinggi di depannya, seolah-olah ia adalah orang yang sangat hebat.     

Yang selalu memberinya rasa aman yang tidak pernah An Xiaoyang miliki sebelumnya.     

Setelahnya, An Xiaoyang sedikit menarik napas dan berjalan di samping tempat tidur. Begitu berbaring, sekujur tubuhnya serasa dimanjakan.     

Sangat lembut.     

Dan sangat nyaman.     

Kini, An Xiaoyang menutupi wajahnya yang panas saat kembali mengingat apa yang baru saja Sang No katakan. Rasa panas itu bahkan tidak bisa hilang untuk sementara waktu.     

Karena menyukainya, jadi pria itu juga menyukai tubuhnya yang kurus dan kecil?     

Jadi, meski ia benar-benar tidak memiliki dua buah dada yang menonjol, Sang No tetap akan menyukainya?     

Akhirnya, hanya ada senyum kemalu-maluan saat An Xiaoyang memikirkannya.     

Biasanya, ia memang suka mengenakan banyak pakaian. Sekarang karena merasa panas, ia memutuskan untuk melepas mantelnya. Di dalamnya, ia mengenakan pullover berwarna krem. Tentu ia juga melepasnya karena ingin menghilangkan hawa panas yang menyerang. Kini, hanya ada bra tipis yang tersisa di tubuh bagian atasnya.     

Rambut pendeknya yang lembut juga tampak sedikit berantakan, napasnya sedikit terengah-engah, dan dadanya naik turun dengan hebat karenanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.