Halo Suamiku!

Pindah Bersamaku (1)



Pindah Bersamaku (1)

0Di mata banyak orang kaya, nominal itu bukan apa-apa, tapi itu luar biasa baginya.     

Meskipun ia miskin, tapi ia tidak pernah mencuri atau merampas. Ia selalu menghasilkan uang dengan usahanya sendiri dan mendapatkan beasiswa dengan prestasinya sendiri. Oleh karena itu, ia memenangkan subsidi yang diberikan oleh sekolah. Selain rasa syukur, tidak ada lagi yang patut ia panjatkan.     

Apalagi pemuda yang disukainya tidak pernah peduli akan hal ini. Jadi apa lagi yang ia pedulikan?     

Ketika An Xiaoyang duduk lagi, Sang No dengan senang hati menepuk pundaknya. Kini, An Xiaoyang balas menatapnya dengan sedikit kelembapan di sudut matanya, dan kemudian sudut bibirnya sedikit terangkat. Akhirnya, ia bisa menunjukkan senyum yang sangat nyaman dan santai setelah begitu lama.     

Ya.     

Ia benar-benar bahagia.     

Jika ia pekerja keras dan lebih kuat daripada banyak teman sebayanya, bagaimana ia bisa bekerja begitu keras jika kondisinya tidak memungkinkan?     

Tentu saja, ia juga ingin seperti kebanyakan gadis lainnya. Di mana ua tidak harus bekerja terlalu keras setiap hari dan dapat beristirahat dengan baik. Hanya dengan belajar, ia sudah merasa sangat puas.     

Sekarang, akhirnya ia memiliki kesempatan seperti itu.     

Bekerja memang sungguh melelahkan. Tentu ia benar-benar merasa lelah. Ia sendiri tidak tahu kapan ia akan terus seperti itu atau berapa lama ia bisa bertahan.     

Untung.     

Untungnya, Tuhan tidak melepaskannya. Tuhan bisa melihat upaya dan kehidupan kerasnya dengan membantunya saat ini.     

Di sisi lain, Sang No yang melihatnya seperti ini ikut merasa sakit, tetapi pada saat yang sama, ia juga berbahagia untuknya.     

Ia tahu ini akan berhasil dengan baik. Itulah kenapa ia meminta bantuan kakaknya sebelumnya.     

Untungnya, semuanya belum terlambat.     

"Xiaoyang, aku ingin melanjutkan ke Universitas nomor satu di Kota G. Ayo kita ke sana bersama."     

Saat itu, kepala sekolah masih memilih dua siswa lainnya yang berkarakter unggul dan belajar dengan sangat baik. Sedangkan Sang No mendekat padanya dan membuat perjanjian ini.     

Kali ini, mata An Xiaoyang berkilauan dengan kabut air, tetapi ia tampak tersenyum dan mengangguk, "Oke."     

Ucapnya dengan begitu tegas.     

 **     

Subsidi kesejahteraan ini disalurkan dengan sangat cepat. Sehari setelah terpilih, An Xiaoyang menerima subsidi seharga setengah tahun gaji paruh waktu untuknya.     

30.000 yuan.     

Dua bulan kemudian adalah ujian akhir. Selama ia bekerja keras untuk belajar dan masuk ke 20 besar, maka ia bisa mendapatkan beasiswa lain.     

Tentu ia akan melakukan sekeras yang ia bisa.     

Hanya saja, saat ini.     

Tiba-tiba, ponsel Sang No berdering, menandakan bahwa ada panggilan masuk.     

Rupanya panggilan itu berasal dari polisi.     

Seketika itu juga, ia teringat akan malam penculikan An Xiaoyang. Saat itu, polisi membuat catatan dari pernyataan mereka dan Sang No meninggalkan nomor telepon.     

Jadi ia langsung bertanya, "Bagaimana situasinya? Apakah sudah diselidiki? Siapa yang melakukannya?"     

"Ini benar-benar bukan penculikan biasa. Aku harus mengatakan bahwa ini melibatkan penyebab sebenarnya dari kematian siswi yang melompat dari gedung sekolah. Sekarang pengadilan akan mengadili ulang kasus ini, dan teman sekolahmu itu sedang diincar oleh orang tua dari anak-anak yang dipenjara. Pembunuh dan perampok itu tidak ingin dia muncul di pengadilan."     

Mendengar ini, suasana hati Sang No seketika berubah.     

Bahkan napasnya menjadi sedingin es.     

Tanpa diduga, mereka adalah gangster suruhan yang diminta untuk menculik An Xioayang. Jika Sang No tidak menyelamatkannya, konsekuensinya pasti akan mengerikan.     

Kini, Sang No menghela napas dalam diam sembari menahan amarah di dadanya.     

Rupanya masalah ini belum selesai. Siapa yang memprakarsainya? Ia pasti akan meminta orang-orang dari organisasi membunuh mereka!     

Namun, hal seperti itu tidak lagi boleh terjadi. Mau tak mau, Sang No membicarakannya dengan An Xiaoyang. Tentu saja An Xiaoyang juga terkejut. Jelas, ia tidak menyangka bahwa merekalah yang berada di belakang layar.     

"Xiaoyang, karena kamu berada dalam bahaya lagi, bagaimana kalau kamu tinggal bersamaku saja selama beberapa waktu ini?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.