Bertemu Bandit (3)
Bertemu Bandit (3)
Hanya saja tepat di saat itu—
Di gang di belakangnya, tiba-tiba ada teriakan, dan sekelompok orang keluar. Ditambah dengan panggilan pria gemuk kecil itu yang meneriakkan namanya.
Ketika ketiga perampok melihat bahwa masih ada begitu banyak orang di belakang Sang No, mereka sedikit berhati-hati dan tampak berdiskusi.
Dan ketika Sang No memperhatikan teman-teman di belakangnya, ia mengeluarkan sebatang besi dari reruntuhan logam di satu sisi tanah. Kemudian, ia menggerakkan leher dan pergelangan tangannya. Dan tepat di detik berikutnya, ia tiba-tiba berteriak dan bergegas.
Pelatihan dalam beberapa hari terakhir yang ia tekuni masih sangat bagus. Ia telah dipukuli oleh kakak iparnya dalam pertempuran jarak dekat sebelumnya, dan kemudian oleh seorang pelatih yang lahir sebagai agen. Jadi ia telah dilatih bagaimana menghindari cedera dengan lebih baik dan menemukan kesempatan yang tepat untuk menyerang.
Karena kali ini ia sedang terburu-buru untuk menyelamatkan orang, alhasil ia memulai dengan sangat keras dan memukul satu sama lain langsung di kepala.
Teman-teman kecil di belakangnya juga segera mengambil batu bata dan tongkat sembari bergegas. Meskipun geng mereka sedikit, tapi mereka sudah terbiasa melakukan hal seperti itu. Satu per satu dari mereka tampak garang. Kemudian, Sang No berhasil menumpas satu orang, meski akhirnya ia terkena goresan di lengannya dan menumpahkan darah.
Melihat seberapa cepat mereka bisa bertarung, ketiga bandit itu segera berbalik dan melarikan diri, sementara Sang No mengabaikan lukanya dan bergegas mengejar.
Hanya saja, ketika sekelompok teman Sang No mengejar hingga ke pintu masuk gang, mereka melihat van yang para bandit itu kendarai berhenti tidak jauh dari sana, dan beberapa orang turun dari dalam. Cahaya perak di bawah sinar bulan menerangi sisi mereka dan juga parang di tangan mereka.
Adegan ini benar-benar mengejutkan teman-teman Sang No.
Mata pria gemuk kecil itu juga memancarkan kepanikan dan kakinya mulai melunak.
Jangan bercanda. Jika pertempuran ini terus berlanjut, maka parang itu bisa saja menghunus dadanya.
Dua atau tiga bandit yang mereka kejar tidak lagi kabur. Mereka berhenti di depan mereka, menyeringai, dan berteriak, "Ayo, kemari, cepat kalau kalian ingin cari mati!"
Sontak, mata Sang No menggelap dan dadanya naik turun dengan hebat. Tanpa menoleh ke raha temannya, ia berkata kepada mereka, "Pergilah, cepat kalian pergi!"
"Sang No—"
"Cepat!" Sang No tiba-tiba memutar kepala dan dan matanya tampak memerah.
"Tidak, tidak, Sang No, kamu tidak bisa menghadapinya sendiri. Ayo kita hadapi sama-sama. Masih ada waktu untuk pergi sekarang!" Pria gemuk kecil itu gemetar, tetapi ia masih mengumpulkan keberanian untuk menarik lengan Sang No.
Mata Sang No bersinar dengan kegigihan dan ketegasan. Bahkan ia hampir menggertakkan giginya dan berkata, "Para bajingan ini mengambil Xiaoyang! Aku tidak bisa pergi! Kalian cepat panggil polisi!!!"
Sang No segera mendorong mereka menjauh seraya berteriak, "Ayo cepat!"
Setelah itu, ia berjalan ke depan sendirian dan ingin melawan para bandit itu seorang diri.
Sementara pria gemuk kecil dan gengnya semua memandangnya dengan mata memerah. Mereka semua adalah siswa, belum lagi rasa ketakutan yang mendera saat ini. Sebagian dari mereka adalah anak satu-satunya di keluarga, jadi jika mereka tidak buru-buru, para bandit ini pasti akan membunuhnya!
Tepat ketika suasananya semakin menegangkan, pria kecil gemuk itu tiba-tiba melolong! Detik berikutnya, ia bergegas tanpa memedulikan apa pun!
Ia tidak bisa menahannya. Bagaimanapun, Sang No telah menjadi teman satu mejanya selama tiga tahun, bahkan ia sudah menganggapnya sebagai saudara. Tentu ia tidak bisa melihat Sang No dibunuh oleh mereka sendirian!