Menjadi Orang Berpengaruh di Sekolah (1)
Menjadi Orang Berpengaruh di Sekolah (1)
Kepala senior yang memimpin di sekolah diberhentikan, polisi muncul, hingga jaksa membantu penyelidikan, sekaligus menahan beberapa siswi yang bermasalah.
Langkah ini secara alami mengingatkan semangat semua siswa di sekolah. Tapi ada satu lagi yang sangat diluar dugaan, ternyata pihak sekolah tidak hanya tidak menutup-nutupi, tetapi juga membuka, transparan kepada masyarakat, dan memanfaatkan kesempatan ini secara serius untuk mengedukasi dan menindak kekerasan di sekolah.
Dan penahanan yang diterima oleh beberapa siswi itu adalah konsekuensi yang menyakitkan bagi mereka.
Mau tak mau, setiap siswa di sana membutuhkan waktu untuk melaksanakan pendidikan yang serius pada pertemuan kelas dan mengambil kejadian itu sebagai bukti untuk dijadikan contoh.
Tentu sekolah akan menunjukkan semua konsekuensinya dengan jelas. Misalnya, sekali kejahatan dilakukan, maka dampaknya akan berpengaruh hingga sepuluh atau dua puluh tahun ke depan, dan semua tahun terbaik dari yang pernah mereka lakukan akan dikuburkan, yang pasti akan merugikan orang lain dan diri mereka sendiri. Jika dibiarkan, kerusakan seperti itu akan terus menyebar dan membuat suasana di sekolah akan menjadi semakin serius selama beberapa waktu.
Tapi alhasil, siswa yang dulunya suka membuat masalah akhirnya berubah menjadi penurut.
Dan alasan lain mengapa sekolah melakukan itu semua adalah karena ada pemegang saham utama baru dibalik mereka, yang telah menginvestasikan ratusan juta di sekolah untuk memperkuat konstruksi bangunan dan kualitas pengajaran.
Jadi begitu semua sudah mendapat penanganan masing-masing, entah siapa yang menyebarkan berita itu. Yang pasti, ada seorang guru yang mulai mengatakan desas-desus bahwa pemegang saham utama di balik layar adalah orang tua Sang No.
Dalam sekejap, hal itu menyebar seperti angin puyuh di seluruh kelas dan bahkan menjadikan Sang No sebagai dambaan para siswi di tiga angkatan. Bagaimanapun, Sang No sendiri memiliki aura yang menawan, tampan, memiliki tinggi 182 centimeter, dan kini menjadi orang yang paling dipandang di seluruh sekolah.
Sebenarnya, tersebarnya berita ini bukan niat dari guru-guru di sana, melainkan pengaturan yang disengaja oleh Rong Zhan.
Untuk seseorang dengan latar belakang yang kuat, siapa pun tentu tidak akan berani memprovokasi Sang No dengan santai.
...
Dari satu kelas ke kelas lainnya, akhirnya banyak siswa yang mulai berlalu-lalang hanya untuk melihat remaja pemberani sekaligus berstatus tinggi yang santer dikabarkan.
Untuk orang-orang di kelas Sang No sendiri, tentu saja, beberapa dari mereka selalu bertanya padanya apakah berita yang tersebar di luar itu benar atau tidak.
Tapi Sang No mengabaikannya begitu saja.
Kemudian setelah seseorang diabaikan oleh Sang No, salah satu siswa laki-laki yang menentangnya segera mengucapkan beberapa patah kata dengan senyum sinis begitu melihat bahwa Sang No tidak mengakuinya, "Jangan bicara omong kosong! Jika berita itu benar, dia pasti sudah mengakuinya sejak lama."
"Ya, ya, benar."
"Haha, jika latar belakang keluarganya benar-benar memiliki kemampuan seperti itu, aku akan rela memakan sampah."
Sesaat setelah kata itu diucapkan, sekelompok siswa tampak meledakkan tawanya.
Tetapi mereka tidak tahu bahwa ketika mereka mengatakan ini, An Xiaoyang yang sedang sedikit menoleh ke samping untuk mengambil catatan dari tas sekolah di belakangnya sontak tercengang, dan kemudian perlahan menatap Sang No.
Dari tempatnya, ia melihat Sang No juga sedang mengerjakan sesuatu di kertasnya, tetapi pandangannya saat ini hanya bersirobok dengannya.
Untuk sesaat, wajah putih dan kecil An Xiaoyang menunjukkan rona merah tipis. Kini, Sang No sengaja melirik anak laki-laki yang baru saja mengatakan akan memakan sampah itu. Ketika Sang No akhirnya menatap ke arah An Xiaoyang lagi, bibirnya sedikit tertarik yang menunjukkan aura sedikit arogan.
Bagaimana mungkin An Xiaoyang tidak tahu apa yang sedang Sang No pikirkan. Alhasil, tiba-tiba bibirnya ikut terangkat membentuk lengkungan kecil.
Kali ini, sorot mata keduanya saling beradu seolah saling berkirim informasi yang tidak bisa dipahami orang lain. Tampaknya ada rahasia yang hanya diketahui oleh mereka berdua.
Luar biasa.
Kemudian, tepat di saat itu.
Pria kecil gemuk yang baru saja datang dari luar bergegas masuk, langsung menuju ke kursi Sang No, lalu menyeka peluh dengan lengannya sambil terengah-engah——