Halo Suamiku!

Mengungkapkan Kebenaran yang Luar Biasa (3)



Mengungkapkan Kebenaran yang Luar Biasa (3)

3"-- Jika itu benar, kami akan menanganinya dengan serius. Untuk sekarang, saya mewakili sekolah sangat berterima kasih dan meminta maaf karena telah mengganggu waktu kerja para orang tua. Silakan kembali dulu. Sekolah akan menangani permasalahan ini nanti."     

Pada titik ini, semua orang tentu memahami bahwa kepala sekolah secara tersirat mengusir semua orang yang hadir di sana.     

Sementara itu, An Xiaoyang mendongak bingung saat ini, menatap Sang No dengan mata merah, lalu beralih pada pengacara sembari menggelengkan kepalanya terus-menerus, seolah-olah ia ingin memberitahu mereka jika akan ada konsekuensi besar begitu mereka meninggalkan sekolah.     

Kini, matanya tampak dipenuhi dengan keputusasaan.     

Karena ia tahu jika mereka pergi dengan kondisi seperti sekarang, maka akan ada beberapa adegan lain setelahnya.     

Dan rasa sakit di hati Sang No benar-benar sulit untuk dikesampingkan, bahkan saat ini dadanya naik turun dengan hebat.     

Rong Zhan yang melihat bahwa bocah lelaki itu sudah akan kehilangan kendali segera menepuk pundaknya untuk menenangkan.     

Kemudian, pengacara Zhou Ming tersenyum sembari berkata kepada kepala sekolah, "Maaf, aku baru saja menelpon polisi dan sekarang polisi akan segera tiba."     

Begitu kata-kata ini terlontar.     

Wajah para siswi perempuan dan orang tua mereka seketika berubah, sementara kepala sekolah mendorong naik kacamatanya sambil berkata dengan wajah serius, "Kenapa kalian begitu ingin turut campur? Ini masalah sekolah dan pihak sekolah akan menghubungi polisi sendiri nanti! Jika apa yang dikatakan An Xiaoyang benar, kami tentu akan secara aktif bekerja sama dengan polisi!"     

"... Oh? Ini masalah sekolah…?"     

Rong Zhan yang berdiri di samping Sang No masih meletakkan satu tangannya di bahu bocah itu dan tangan lainnya digunakan untuk mengusap telinganya, yang benar-benar menunjukkan sikapnya yang malas sekaligus acuh tak acuh.     

Bahkan sekarang, kepala sekolah itu berusaha menahan emosinya, "Ya! Ini masalah sekolah. Jadi kalian tidak memenuhi syarat untuk mengurusnya!"     

Begitu kata-kata ini keluar, Rong Zhan mendesis pelan.     

Sedangkan wajah dari pihak sekolah tampak memanas dan sepertinya mereka merasa dipermalukan.     

Namun, saat ini, pengacara Zhou Ming melangkah maju untuk mengingatkan, "Kepala sekolah, aku baru saja menyerahkan dokumen kepadamu. Aku harap kamu dapat membaca isi dokumen itu."     

Tepat setelahnya, kepala sekolah hanya ingin mengatakan sesuatu, tetapi sepertinya tiba-tiba ia menyadari ada sesuatu yang tidak beres.     

Entah apa yang ia pikirkan, yang pasti, ia segera mengeluarkan dokumen yang ada di tangannya dan dengan cepat membukanya.     

Sesaat setelah ia membaca keseluruhan isi yang tertuang di sana, ekspresinya seketika tampak bodoh dalam sekejap.     

Pada saat yang sama, suara pengacara Zhou Ming kembali terdengar, "Aku percaya jika kepala sekolah telah melihat bahwa pada tanggal 22 November 202*, pemegang saham terbesar SMA nomor 1 di Kota G adalah bos kami, di mana beliau juga telah menjadi direktur utama sekolah ini. Dengan kata lain, sekarang sekolah ini berada di bawah manajemen bos kami."     

Setelah kalimat ini diutarakan.     

Tidak hanya kepala sekolah yang terlihat terpana, tetapi juga semua yang ada di sana.     

Bahkan Sang No menatap kakak iparnya dengan tatapan luar biasa!!!     

Kakak iparnya, demi dirinya, telah mengambil alih kepemilikan… sekolah?!     

Dan di lain sisi, Rong Zhan hanya memandang rendah kepala sekolah yang tampak konyol saat ini. Sontak, ia menarik bibirnya sedikit, tersenyum penuh ironi, dan kemudian membuka suaranya, "Jadi? Sekarang aku direktur utama di sini. Karena itu, aku secara pribadi akan campur tangan dalam masalah ini, dan tidak ada seorang pun di sekolah yang boleh berpendapat."     

Setelah mengatakannya, Rong Zhan menatap kepala sekolah botak itu lagi, "Mulai hari ini, tampaknya sangat sulit bagimu untuk menempati posisi sebagai kepala sekolah, jadi..."     

Kini, matanya tertuju ke arah kepala sekolah dengan tajam, dan kemudian samar-samar meludahkan beberapa kata, "Kamu telah diberhentikan. Sekarang kamu bisa pergi. Oh, tidak, polisi akan datang sebentar lagi, jadi aku masih membutuhkan bantuanmu untuk penyelidikan. Jika ada kasus pembunuhan di sekolah, siapa pun yang mencoba menutupi penjahatnya, maka dia harus dihukum."     

Seketika, kaki panjang milik kepala sekolah itu sangat lemas hingga membuatnya hampir jatuh berlutut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.