Gangguan di Toilet Wanita dan Sang No Menerobos Masuk (1)
Gangguan di Toilet Wanita dan Sang No Menerobos Masuk (1)
Ketika Sang No lewat, sepertinya An Xiaoyang memperhatikan siapa yang berjalan di sisinya. Segera, ia menarik napas sedikit, menundukkan kepalanya, dan terus menulis. Namun, ia tidak berani mengangkat kepalanya barang sedetik pun.
Bahkan arus yang entah datang dari mana seolah melonjak di antara kedua orang itu, tetapi tidak ada dari mereka yang mengambil inisiatif untuk berbicara.
Meski suasananya tenang, tetapi tampaknya itu menjadi harmoni yang tak terduga.
An Xiaoyang sendiri meski tidak mendongak ke atas, tapi tetap tahu bahwa ada garis pandang yang menatap di belakangnya.
Ya. Sang No sedang menatapnya.
Menatap tubuhnya yang kurus dan kecil. Ketika ia mengenakan seragam sekolah yang longgar dengan lengan pergelangan tangannya sedikit digulung, alhasil itu memperlihatkan bagian kecil dari pergelangan tangan putih yang halus.
Kini, tatapannya beralih pada rambutnya yang pendek, leher ramping, dan kulit putihnya terlihat saat ia sedikit menundukkan kepala.
Gadis itu memang sangat kecil, kurus, dan putih.
Yang membuat orang merasa kasihan.
Dan ketika mata Sang No dengan dingin jatuh pada tali bahu yang menonjol dari punggungnya... ia bergegas menarik kembali pandangannya setelah berkedip samar.
Tepat di saat itu, An Xiaoyang tiba-tiba bangkit perlahan dari tempat duduknya.
Mengangkat kakinya perlahan dan beranjak pergi.
"Hei, mau pergi ke mana?" Sang No berteriak di belakangnya.
Meski An Xiaoyang tersentak, tetapi ia tetap tidak menoleh ke belakang. Ia hanya menjawab dengan suara rendah, "... Aku ingin pergi ke kamar mandi."
Melihat ini, Sang No tetap diam, tetapi matanya terus menatapnya.
Sampai akhirnya, An Xiaoyang melangkah keluar dengan tenang. Sementara Sang No terus melihatnya pergi melalui jendela pintu belakang. Tiba-tiba ia bangkit, mengambil seragam sekolahnya, dan memakainya sambil berjalan mengikuti.
Padahal, gadis kecil itu dulunya juga memiliki teman.
Hanya saja, setelah ia dijadikan bulan-bulanan para siswi yang kejam itu, alhasil teman-teman lain terpaksa meninggalkannya untuk melindungi diri mereka sendiri.
Dan di ujung koridor itu adalah toilet wanita. Kali ini, Sang No berdiri dengan kepala tertunduk di pintu masuk tangga, tangannya dimasukkan ke dalam saku celana, tampak sedikit malas dan sedikit acuh.
Bagaimanapun, ia telah mengalami begitu banyak hal, bahkan meski ia baru berusia 17 atau 18 tahun. Karena itulah ia seperti menunjukkan aura kedewasaan yang tak terkatakan.
Entah berapa lama Sang No telah berdiri dan menunggunya keluar, tetapi gadis tiu tak kunjung terlihat. Mau tak mau, ia melihat jam tangannya dan mendapati bahwa kelas akan segera dimulai. Sontak, ia sedikit mengernyit dan mengambil dua langkah menuju ke sana.
Di sini ada kamar mandi laki-laki dan perempuan yang bersebelahan. Kelihatannya memang cukup wajar jika tiba-tiba ada seorang anak laki-laki besar berjalan melewatinya dan Sang No tidak terlalu peduli.
Dan di lain sisi, dua gadis baru saja keluar, membuka pintu toilet, dan berlari keluar dengan panik. Kelopak mata Sang No seketika melompat dan bergegas masuk begitu mendengar suara di dalam.
Saat itu,ia melihat sekelompok gadis berkumpul di toilet, menendang, dan merobek pakaian gadis yang meringkuk di sudut.
"Lepas, lepas pakaiannya! Ambil ponselmu dan rekam."
"Akhirnya, dia menampakkan diri. Ternyata dia cukup pandai bersembunyi selama ini!"
Tiga atau empat gadis tampak menarik pakaiannya, mencubit, dan menendangnya, sedangkan lain dengan rambut panjang berdiri di sana terlihat merokok sembari menatap gadis berambut pendek dengan air mata di wajahnya. Kemudian, ia berucap dengan cibiran di mulutnya, "Wajah ini cukup putih. Tidak heran dia membuat biang onar di kelas jatuh cinta."
Sesaat setelah kata-kata itu terlontar, ia ingin membakar wajah gadis itu dengan puntung rokok.
Hanya dalam waktu singkat, tiba-tiba disertai dengan suara gemuruh, kekuatan yang kuat datang dan langsung menyingkirkan gadis nakal yang akan membakar wajah gadis yang tersungkur di sudut, "Apa kamu gila!"
Saat ini, Sang No sangat marah ketika melihat puntung rokok yang jatuh di tanah. Begitu ia mengambilnya, ia akan menempelkannya di wajah gadis itu.
Gadis itu kini tampak sangat bodoh hingga ia tidak memiliki waktu untuk memikirkan bagaimana bisa seorang laki-laki muncul——