Halo Suamiku!

Pergi Menemui Sang No (3)



Pergi Menemui Sang No (3)

0Setelah pertempuran sengit, ia dengan cepat menghindar dan mematahkan lengan seorang pria yang bergegas di belakangnya. Seketika, pria itu menjerit dan tongkat di tangannya jatuh. Rong Zhan segera mengambil tongkat itu dan melambaikannya tepat di leher belakang pria itu, yang langsung membuat tubuhnya jatuh tanpa perlawanan.     

Mereka tidak membutuhkan gerakan pertempuran jarak dekat. Karena, begitu mereka melangkahkan kaki ke depan, Rong Zhan lebih dulu mengehmpaskan mereka dengan satu tongkat di tangannya hingga membuat hidung mereka menghitam dan wajah bengkak. Seketika, satu-persatu dari mereka tergeletak di tanah dan berguling-guling sambil meratap.     

Dengan tongkat di satu tangan dan sebatang rokok di mulutnya, Rong Zhan menyipitkan matanya dan mengedarkan pandangan pada lingkaran orang di sekitarnya. Kini, sebuah cibiran kejam terlontar dari mulutnya, "Dasar sekelompok sampah!"     

Sementara Sang No dan seorang pemuda yang agak gemuk dengan wajah memar itu saling menopang untuk bangkir berdiri ke satu sisi. Kemudian, keduanya menatap semua ini.     

Pria gemuk kecil itu tercengang dan matanya berbinar karena terkejut. Sedang Sang No yang telah pulih dari keterkejutannya hanya bisa menghindar dengan wajah penuh kerumitan dan pandangan yang sedikit kusut. Bahkan ia sama sekali tidak berani melihat pria yang turun dari mobil tidak jauh dari situ.     

Kini, Rong Zhan melirik Sang No, melempar tongkat di tangannya, lalu dan berjalan lurus ke depan.     

Pria gemuk kecil di sisi Sang No mundur sedikit, tetapi ia masih bisa membuka mulutnya dengan suara gemetar, "Terima kasih, Tuan yang Agung, karena sudah menegakkan keadilan di Jianghu. Jika saya boleh menanyakan nama Anda..."     

Namun, Rong Zhan hanya melirik sekilas tanpa mengatakan apa-apa, "...."     

Dan hanya menganggapnya seperti udara tak terlihat.     

Di sisinya, Sang No mencubit temannya dengan keras dan segera membuatnya membungkuk dengan sopan.     

Kemudian Sang No kembali menghindar sambil berkata, "Jangan perhatikan dia. Dia terlalu banyak membaca novel seni bela diri."     

Kali ini, mata elang Rong Zhan yang dipit tidak berkedip, dan kemudian bertanya tanpa ekspresi, "Ada apa denganmu?"     

Begitu kata-kata ini terlontar, pria gemuk kecil itu segera mendongak kesakitan, menatapnya dan Sang No secara bergantian, lalu samar-samar menyadari ada sesuatu yang tidak beres, dan seketika matanya melebar, "Ini, ini..."     

Sementara Sang No yang masih berdiri di sana hanya menghela napas dengan sedikit kesal, "Kakak ipar, kita bicara di rumah saja."     

Kakak ipar, kayak ipar?     

Pria gemuk kecil itu kembali tercengang.     

Ini, pria terbaik ini… Ia, kakak ipar Sang No?     

Dan di saat itu juga, Rong Zhan berbalik pergi sembari meludahkan dua kata dengan dingin, "Naik ke mobil!"     

Kini, Sang No baru memandangi sosok tinggi ramping yang berdiri di pintu mobil dan juga kakak iparnya yang berjalan ke depan dengan acuh tak acuh. Mau tak mau, ia hanya mampu menundukkan kepalanya seraya menghela napas, lalu menggelengkan kepalanya untuk mengikuti di belakang.     

Tak bisa disangkal, kepalanya benar-benar terasa berat.     

Sedangkan pria kecil gemuk itu masih saja terpana oleh Rong Zhan. Ia begitu terpesona seperti adik kecil yang begitu membanggakan seorang kakak. Ketika ia ikut berjalan dan melihat mobil Rong Zhan, lagi-lagi ia menatap dengan binar keterkejutan.     

Sampai akhirnya, ketika mereka sudah sampai di sisi Sang Xia, pria gemuk kecil itu tampak menahan napas dan memperhatikan mobilnya. Begitu mendongak, wajahnya benar-benar tampak konyol.     

Dan ia berhenti sepenuhnya.     

"Apa yang kamu lihat? Masuk ke mobil!" Kali ini, Sang No sama sekali tidak bertatap muka dengan kakaknya dan hanya menundukkan kepalanya. Bahkan ketika ia melewati Sang Xia sekali pun, ia tetap tidak mendongakkan kepala. Sebaliknya, ia justru menarik temannya yang berdiri dengan bodoh dan segera menyeretnya masuk ke dalamnya.     

Bagaimana mungkin ia tidak tahu? Teman gemuknya ini sangat menyukai Sun Band.     

Di mana kayak Sang No adalah vokalis utamanya.     

Selama ini, Sang No belum banyak bicara. Pertama, ia tidak mau mengatakannya dan kedua, tidak ada yang percaya.     

Setelah semuanya naik, mobil meninggalkan gang itu dan sama sekali tidak menuju ke rumah sakit. Roda mobilnya hanya melaju kencang di jalan dan tidak ada yang tahu ke mana Rong Zhan akan membawa mereka pergi.     

Namun ke mana pun Rong Zhan mengemudikan mobilnya, suasana di dalamnya sangat canggung dan sunyi.     

Tidak ada yang berani membuat suara.     

Bahkan kedua bayi yang duduk di kursi pengaman masing-masing.     

Di sisi Rong Zhan mengemudikan mobil, Sang Xia meletakkan tangannya di dada dan tidak menunjukkan ekspresi apa pun di wajahnya.     

Sangat berbeda dengan apa yang ada di kursi belakang.     

Kedua anak Sang Xia dan Rong Zhan berada di tengah dengan kursi pengaman. Di masing-masing sisi pintu samping, duduk dua remaja dengan wajah memar. Kini, Xiao Meibao dan Xiao Ba Wanghua yang memainkan tangan masing-masing tampak menyorotkan binar cerah dari matanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.