Pergi Menemui Sang No (1)
Pergi Menemui Sang No (1)
Tadi malam, kedua bayi kecilnya sangat gelisah. Mereka terbangun di tengah malam dan tidak lagi terlelap. Dan mereka semua tentu ditangani olehnya. Alhasil, ia baru bisa tidur ketika matahari sudah mulai menampakkan diri.
Sementara pagi itu, Sang Xia telah membuat roti panggang, telur gulung, dan susu. Xiao Meibao yang juga ikut terbangun akhirnya mengikuti ibunya dengan dot kecil yang terjepit di mulutnya sembari melihat kesibukan yang dilakukan Sang Xia. Setelah Sang Xia melihat bahwa waktunya hampir habis, ia meminta Xiao Meibao untuk memanggil Rong Zhan.
Sebenarnya, Rong Zhan sudah bangun saat ini, tetapi ia belum juga bangkit karena Xiao Bawanghua sedang tidur di lengannya. Begitu matanya tertutup dan mulutnya sedikit terbuka, air liur seketika menetes keluar dengan sinar yang cerah.
Kemarin, ada dua tempat tidur single di kamar yang berbeda. Mau tak mau, ia harus berpisah dan tidur sendirian dengan masing-masing satu bayi. Mulanya, Xiao Ba Wanghua tidak mau memperhatikan Rong Zhan sama sekali, sampai akhirnya ia justru tertidur dengan suara nyaring di pelukan ayahnya.
Tak bisa disangkal, bagaimanapun anak kecil pasti telah memiliki sedikit temperamen.
Setelah mendapat perintah dari ibunya, Xiao Meibao dengan tergesa-gesa berlari dan memanggil ayahnya dengan bersemangat. Namun Rong Zhan segera memberi isyarat untuk diam, perlahan menggerakkan lengannya, menarik selimut dengan hati-hati, lalu menutupi tubuh Xiao Ba Wanghua yang masih tertidur pulas. Baru kemudian ia bangkit dan menggendong bayi perempuannya untuk pergi bersama.
Entah itu untuk putra atau putri kecilnya, yang pasti hanya akan ada cinta untuk mereka.
Pagi itu, mereka sarapan bersama dan Sang Xia sudah bersiap untuk pergi menemui Sang No sebentar lagi. Ia rasa, waktu terbaik untuk mengunjungi Sang No adalah setelah ia pulang dari sekolah. Rong Zhan mengatakan itu tidak masalah. Setelah selesai makan, mereka akan pergi dengan kedua anaknya.
Sebenarnya, ini juga suatu momen yang bagus bagi anak kecil keluar dan melihat dunia luar.
Entah kenapa, mungkin karena sudah lama ia tidak bisa bertemu Sang No, alhasil Sang Xia sedikit gugup.
Apalagi sekolah yang dijalaninya berlangsung seharian. Ia takut Sang No tidak bisa membiasakan diri tinggal di sekolah dan bersarang di luar. Ditambah lagi, ia juga difasilitasi dengan seorang bibi untuk mengurus kehidupan sehari-harinya. Ketika ia pergi Kota G, Sang Xia juga memberinya mobil sport kesayangannya untuk dikendarai ketika ia sudah dewasa nanti.
Tentu Sang Xia mengingat setiap bagian ketika Sang No pergi. Segalanya tampak ada dalam pikirannya, tetapi waktu telah berlalu begitu lama.
Dan keponakan kecil Sang No kini sudah begitu besar dalam sekejap mata.
Ketika mobil melaju di jalan, Sang Xia melihat lalu lintas yang super sibuk dan perubahan di setiap tempat di Kota G. Setelah bertahun-tahun berlalu, akhirnya ia kembali ke tempat di mana dunianya mulai berubah.
Tanpa sadar ia beralih menatap pria yang sedang mengemudi di sisinya dan dua anak di belakang yang menendang-nendang kaki mereka saat duduk di kursi pengaman. Untuk sesaat, Sang Xia merasa seperti sedang bermimpi.
Dalam sekejap mata, gadis yang dulu bersekolah di Kota G telah memiliki suami dan anak ketika ia muncul lagi di sini.
Ini menakjubkan.
Mau tak mau, sebuah senyum tersungging di sudut bibirnya. Kini, ia hanya berharap kehidupan yang begitu indah dan stabil ini akan terus berjalan seperti ini.
Sebenarnya sudah agak terlambat untuk menemui Sang No karena sekolah telah selesai di siang hari. Ditambah lagi, di waktu ini adalah bertepatan dengan periode puncak arus lalu lintas dan kemacetannya sangat parah.
Mendapati itu, Sang Xia menggelengkan kepalanya lagi dan lagi, "Bagaimana kalau aku tidak meneleponnya saja? Kurasa aku tidak bisa melihatnya jika hari sudah berganti malam. Mungkin dia akan pergi sepulang sekolah."
Di sisinya, Rong Zhan tampak sangat tenang, "Tidak masalah. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Mungkin dia pulang terlambat. Jadi tidak masalah menunggu sebentar."
Saat itu, jarak mereka masih ratusan meter dari gerbang sekolah.
Jalannya benar-benar macet dan sulit untuk dilalui. Kemudian, Rong Zhan melaju langsung menyusuri gang ke arah sekolah.
Sementara Sang Xia selalu berpikir bahwa Sang No pasti telah meninggalkan sekolah, dan sia-sia untuk tetap menuju ke sekolahnya.
Hanya saja, mobil Rong Zhan terus menyusuri gang dan di saat yang sama, Sang Xia melihat sekilas ada sekelompok geng yang memukuli seorang anak laki-laki berseragam sekolah di pintu masuk gang!