Halo Suamiku!

Masa Depan Baru Bersamaku (3)



Masa Depan Baru Bersamaku (3)

2"Ya! Kalian harus sering kembali ke sini!" Kali ini, Ye Zi tampak serius dan memaksa hatinya untuk dapat tenang.     

Hanya saja, ia merasa cukup jika hanya ada tawa sekarang. Lagi pula, ia takut jika tangisnya akan membuatnya terlihat lebih jelek.     

Karena sedang hamil, alhasil suasana hatinya sangat tidak stabil. Kini, ia berusaha sekuat tenaga untuk tidak bersedih dan segera menghapus air matanya.     

Tanpa ragu, Youyou langsung memeluk mereka, "Jangan terlalu banyak berpikir. Kalian juga bisa pergi menemuiku ke sana, dan aku juga akan kembali kapan saja. Aku akan menjadi Putri di masa depan." Di akhir kalimatnya, Youyou tampak tersenyum seraya berkedip.     

Melihatnya seperti ini, Ye Zi juga tersenyum, dan suasana sedih yang ia rasakan akhirnya berkurang. Tak ayal lagi, kini pikiran semua orang yang ada di sana juga menjadi lega.     

Tidak perlu bersedih.     

Ya, memang tidak ada pesta yang tidak pernah berakhir, tapi bukan berarti mereka tidak bisa bertemu setelah ini. Ini bukan masalah besar. Setiap orang memiliki hidupnya sendiri. Hanya ketika mereka pergi, bukan berarti mereka tidak dapat bertemu.     

Segera setelahnya, Youyou dan Jun hang akhirnya bertolak meninggalkan Roma.     

Pada hari keberangkatan, Jerman mengirimkan pesawat yang dikawal secara ketat, juga empat pesawat tempur untuk perlindungan. Satu grup tentara telah dikirimkan untuk mengawal dengan delapan pesawat tempur siluman Raptor yang memiliki teknologi tertinggi, yang tidak hanya menunjukkan kekuatan militer yang kuat dari kelompok senjata tersebut, tetapi juga mewakili latar belakang negara yang tidak dapat diremehkan oleh Jun Hang.     

Yang juga akan selalu menjadi anggota kelompok senjata!     

 **     

Sementara itu di Kota G.     

Kota G adalah pusat keuangan terbesar ketiga di dunia setelah London dan New York. Kota itu adalah Daerah Administratif Khusus milik Negara Tiongkok.     

Jadi tidak perlu lagi menyebutkan lebih banyak tentang kemakmurannya.     

Saat Sang Xia pergi ke sana, orang yang pertama kali ia temui adalah An Baisen. Sekarang ia sudah tua dan diam-diam menjadi kandidat tangan hitam partai. Kini, ia telah keluar dari rumah sakit dan kesehatannya sudah pulih dengan baik.     

Saat ini, Rong Zhan dan keluarganya telah berada di Kota G selama dua hari.     

Sedangkan anak-anak yang terbang berkeliling bersama dengan ayah dan ibu mereka sama sekali tidak merasa terganggu. Sebaliknya, mereka justru sangat sangat bahagia dan aktif.     

Setelah turun dari pesawat, mereka menginap di hotel termewah di pusat Kota G.     

"Sayang, tidakkah kamu akan menelepon adik ipar? Ajak dia keluar untuk menemuimu besok." Malam itu, Rong Zhan yang baru saja selesai mandi, keluar dengan jubah mandi longgar dan bertanya sambil menyeka rambutnya yang basah.     

Sementara Sang Xia sedang mengganti popok untuk kedua anaknya yang juga baru selesai mandi. Kemudian, ia menanggapi dengan diiringi senyum di wajahnya, "Karena di sini aku punya banyak waktu, jadi aku tidak ingin memberitahunya dulu. Aku akan pergi menemuinya secara langsung besok dan melihat bagaimana keadaannya sekarang. Ketika aku pergi, dia baru berusia 14 atau 15 tahun. Meskipun dia laki-laki, tapi rasanya tetap aneh untuk melepaskan dia sendirian."     

Faktanya, Sang Xia sendiri telah bersekolah di Kota G pada usia yang sama, tetapi ia sangat rendah hati dan sederhana, bahkan ia menjalani kehidupan menjadi seorang siswa yang tampaknya sangat tenang.     

Tapi anak laki-laki adalah masalah lain.     

Meskipun Kota G makmur dan cerah, tapi ada banyak tempat makmur dan tempat-tempat gelap di kota itu. Pasar gelap bawah tanah dan gangster di berbagai kalangan masyarakat juga tidak jarang.     

Bukankah Rong Zhan juga seringkali tergabung di tempat-tempat itu dulu?     

Tentu saja, ada terlalu banyak kesenjangan antara Sang No dan Rong Zhan. Kedatangan Sang No ke sini untuk fokus belajar. Sekarang ia sudah mencapai tahun ketiga dan prestasi akademiknya sangat baik.     

"Apa yang maksudmu pergi sendiri besok? Kita akan pergi bersama."     

Setelahnya, Rong Zhan membuang handuk ke samping dan mengambil alih pekerjaan di tangan Sang Xia saat ini.     

"Tapi dua bayi kecil ini…" ucap Sang Xia dengan sedikit ragu.     

Belum sempat Sang Xia menyelesaikan kalimatnya, Rong Zhan lebih dulu menundukkan kepalanya untuk mengecup lembut wajahnya, "Apa yang kamu takutkan? Ada aku di sini."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.