Halo Suamiku!

Sesuatu Terjadi di Toilet (3)



Sesuatu Terjadi di Toilet (3)

2Ia ingin berteriak, tapi suaranya serasa tercekat di tenggorokan.     

Di belakangnya, sebuah suara lembut terdengar.     

"Hai, gadis cantik, kita bertemu lagi."     

Pada saat yang sama, Youyou juga mendongak ke atas dan melihat sosok di belakangnya dari pantulan cermin.     

Bibir Jun Cheng kini sedikit tertarik dan terlihat sorot matanya dilintasi cahaya redup yang terlihat sama seperti sedang mengamati mangsa.     

Ini toilet wanita dan Youyou sama sekali tidak tahu kapan ada orang lain di sini selain dirinya. Hanya saja, pria itu muncul secara tiba-tiba di belakangnya.     

Youyou seketika berbalik dan bersandar di dekat dinding yang dingin di belakangnya, "Kamu, bagaimana kamu bisa muncul di sini! Kamu, apa yang ingin kamu lakukan!"     

Begitu Youyou membuka mulut, suaranya yang bergetar tentu tidak bisa disembunyikan.      

Ada banyak pria dan wanita di sini, tapi kenapa harus Jun Cheng yang muncul sekarang? Ia pasti sengaja mengikutinya! Tapi apa yang ingin pria ini lakukan?     

Kini, Jun Cheng dengan hati-hati menatap wajah Youyou yang tampak polos dan cantik, kemudian suaranya kembali terdengar, "Oh? Jika hanya ada kita di sini, menurutmu apa yang ingin aku lakukan?"     

Sontak, kepala Youyou seolah berdengung. Sekarang ia sedang mabuk dan hanya ingin segera pergi dari sini untuk melarikan diri darinya.     

Tapi setelah menunggu begitu lama, bagaimana mungkin Jun Cheng akan membiarkannya pergi? Tanpa aba-aba, ia langsung menggenggam pergelangan tangan Youyou dengan satu tangan dan dengan sedikit kekuatan, sementara tubuh kecil Youyou berusaha sekuat tenaga untuk memberontak.     

Mau tak mau, ingatan ketika Jun Cheng secara tidak sengaja melepas baju di bahu Youyou hari itu kembali muncul. Sontak pemandangan indah yang tidak sengaja ia pikirkan tiba-tiba melintas di benaknya dan seketika itu juga ia memiliki niat buruk di luar jangkauan tujuannya.     

Akhirnya, Youyou berhasil berteriak, namun Jun Cheng segera menutup mulutnya dengan tangannya yang lain, lalu memenjarakannya dan menyeretnya ke dalam.     

Karena malam itu Youyou minum terlalu banyak anggur, alhasil, ia tidak bisa berdiri teguh dengan kakinya dan kekuatannya sendiri tentu sedikit melemah. Begitu diseret oleh Jun Cheng, tentu ia berjuang sekuat tenaga, tapi semua itu hanya membuahkan kesia-siaan. Terlebih lagi, karena Jun Cheng membungkam mulutnya, jadi ia hanya bisa membuat suara lirih.     

"Menyerahlah. Tidak ada seorang pun di sini. Tidak akan ada yang bisa masuk dari luar. Aku sudah menguncinya."     

Suara pria itu terdengar pelan di telinga Youyou. Dan begitu mendengarnya, ia segera memberontak lebih keras. Tiba-tiba, ia mengambil kesempatan untuk menggigit tangannya hingga bungkaman mulutnya terlepas. Tanpa membuang waktu lagi, ia segera berteriak, "Tolong! Tolong... Jun... Uhm."     

Tanpa memedulikan rasa sakit di tangannya, Jun Cheng kembali menutupi mulutnya lagi. Bahkan sebagai pembalasannya, ia menggigit leher Youyou dari belakang. Kali ini, suaranya yang dingin bercampur dengan amarah, "Jika kamu ingin menyalahkan, salahkan kekasihmu karena tidak menyetujui persyaratanku. Bahkan dia tidak peduli apakah kamu hidup atau mati, -!"     

Setelah selesai mengatakannya, ia langsung merobek baju Youyou.     

Ia bertindak dengan melampiaskan semua keinginannya yang terpendam dengan kasar dan kejam. Sementara itu, Youyou benar-benar telah dikendalikan olehnya dari jarak dekat. Semakin Youyou berjuang dan melawan, semakin Jun Cheng bersemangat dan lebih kuat. Dan begitu ia menarik baju di bahu Youyou, kulitnya yang putih dan lembut terekspos begitu saja.     

Sontak, mata Jun Cheng berbinar dengan cahaya redup, "Tidak heran kalau pria cacat itu sangat menyukaimu, tapi dia hanya seorang pria cacat. Daripada memilihnya, lebih baik ikutlah denganku. Aku akan membuatmu lebih bahagia..."     

"Umm, umm… Umm, umm…"     

Mulut Youyou yang terbungkan tidak bisa mengeluarkan suara apa pun dan ia hanya mampu berjuang mati-matian. Bahkan sekarang, air matanya keluar dengan begitu deras. Sekuat apa pun ia memberontak, ia tetap tidak bisa melawan. Sampai akhirnya, Jun Cheng memukul kepalanya dengan keras menggunakan panel pintu yang kokoh. Seketika, matanya mengabur dan berat, sedangkan tubuhnya semakin lemah dan hendak jatuh.     

Samar-samar, ia seperti mendengar umpatan rendah yang dilontarkan Jun Cheng, tetapi ia tidak bisa mendengarnya dengan jelas untuk sesaat, dan sekujur tubuhnya kini serasa jatuh ke dalam keadaan yang semakin mengabur.     

Entah apa yang terjadi, ketika ia sudah berada di ambang kesadaran, sepertinya samar-samar ia mendengar suara seseorang mendobrak pintu dari luar. Tak lama kemudian, suara dentuman yang mengerikan itu seolah membuat hati siapa pun yang mengengarnya melonjak. Namun sekarang, ia hanya mampu meringkukkan tubuhnya dengan ketakutan dan semua yang ada di depannya telah menggelap.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.