Halo Suamiku!

Sesuatu Terjadi di Toilet (2)



Sesuatu Terjadi di Toilet (2)

3"Ini, kenapa bisa seperti ini? Apa yang terjadi? Bagaimana kamu bisa terluka di sini..." tanya Su Li dengan nada menuntut. Semakin melihatnya, semakin ia merasakan ada sesuatu yang salah.     

Sebenarnya Su Li sudah bisa menebak penyebab dari luka ini, tapi... tapi... semakin Su Li memikirkannya, semakin ia menatap curiga pada Youyou, dan kemudian memberikan tatapan aneh pada Jun Hang.     

Apa yang sebenarnya terjadi?     

Ia sendiri pernah mengalami ini. Ia ingat ketika dirinya telah mempertahankan posisi yang sama cukup lama, lututnya akan bergesekan keras dengan seprai.     

Dan karena kulitnya halus, jika ia mempertahankan posisi itu dalam waktu kurang dari setengah jam saja, lututnya sudah berubah menjadi merah.     

Jika waktunya lebih lama dan semakin banyak bergesekan, tentu saja kulitnya akan pecah-pecah.     

Awalnya, ia tidak memikirkan sejauh ini. Tapi setelah berpikir dalam, ia merasa ada yang salah.     

Kaki Jun Hang... dengan keadaannya yang seperti itu, bagaimana mungkin mereka bisa melakukan begitu banyak gaya posisi.     

Tapi Youyou... Su Li tiba-tiba membuka matanya. Tidak mungkin Youyou melakukannya, kan? Apa yang telah ia lakukan di belakang Jun Hang?     

Tidak, tidak mungkin.     

Saat ini, ketika ia menatap ke arah Youyou, Youyou juga tampak memandangnya dengan bingung. Kemudian, ia dengan lembut mengendurkan alisnya, "Aku tidak tahu kenapa bisa begini. Mungkin jeans yang aku kenakan sebelumnya tidak pas, tapi untungnya luka ini tidak sakit jika aku tidak menyentuhnya."     

Akhirnya, Su Li merasa lega setelah Youyou berkata demikian. "Bukankah sudah kukatakan, tapi itu cukup aneh..." Sampai pada kalimat itu, suara Su Li tiba-tiba mengecil dan ia beralih membisikkan sesuatu di telinga Youyou.     

Sesaat sebelumnya, wajah Youyou memang masih tampak pucat. Tapi di detik berikutnya, entah apa yang dikatakan Su Li padanya, tapi yang pasti wajahnya memerah seketika.     

Dan terlintas beberapa sorot rasa malu di sana.     

Mau tak mau, ia memainkan jari-jarinya sendiri untuk menghilangkan kecanggungan yang ia rasakan, tampak semakin tersipu, dan sedikit menggertakkan gigi, "Omong kosong apa yang kamu katakan? Ini tidak serius."     

Ternyata, Su Li benar-benar mengatakan di telinga Youyou bahwa jika bukan karena kecacatan kaki Jun Hang, ia pikir Youyou telah berselingkuh di luar dan berlutut dalam posisi tertentu.     

"Tidak, tidak, tidak, aku salah."     

Apa yang mereka perdebatkan kali ini tentu menarik perhatian dari yang lain. Namun, karena Youyou minum terlalu banyak, saat itu juga ia ingin pergi ke kamar mandi.     

"Aku akan pergi bersamamu." Di saat yang sama, Su Li hendak bangkit.     

"Tidak, tidak perlu, duduk saja. Aku tidak mabuk." Sesaat setelah mengatakannya, ia berdiri dengan goyah.     

Tentu saja Su Li ingin mengikuti begitu melihat kondisi itu.     

Tapi Jun Hang lebih dulu menoleh padanya, "Tidak apa-apa. Aku akan menemaninya."     

Tanpa memedulikan yang lain lagi, ia bergegas memutar kursi rodanya dan diam-diam melindungi Youyou yang lebih dulu berjalan di depan.     

Setelah keduanya pergi, mata Su Li berhenti sejenak di punggung Jun Hang, sampai akhirnya ia jatuh terduduk.     

Entah kenapa, ia merasakan sesuatu yang aneh.     

Kini, tangannya meremas dengan lembut. Mau tak mau, Chen Nianbai bertanya saat mendapati keanehan Su Li, "Apa yang kamu lihat?"     

Dengan samar, Su Li hanya menggelengkan kepalanya, lalu berbisik di telinga Chen Nianbai, "Kurasa ada yang tidak beres dengan Jun Hang."     

Faktanya, firasat dan kepekaannya memang tidak pernah salah. Bagaimanapun, di antara personel inti di markas, ia adalah pembunuh dan agen pertama. Tentu saja, ia jauh lebih sensitif terhadap tubuh manusia daripada mereka yang terlibat dalam pekerjaan laboratorium seperti Youyou.     

Dan ketika ia menoleh lagi, keduanya sudah tidak terlihat.     

Di lain sisi, begitu Youyou masuk toilet dan keluar lagi, tiba-tiba ia merasa ada seseorang yang keluar dari pintu toilet lain di belakangnya.     

Kemudian ia berjalan ke arah wastafel.     

Youyou sama sekali tidak mendongak dan terus mencuci tangannya, tetapi matanya yang dingin melihat sekilas sepasang sepatu kulit hitam di belakangnya.     

Seketika, dalam sekejap, ia tersadar.     

Darahnya seolah membeku saat itu juga.     

Bahkan bulu matanya yang melengkung sedikit bergetar, dan kemudian perlahan ia mengangkat matanya.     

Kini, napasnya benar-benar terhenti.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.