Cara Didik Rong Zhan yang Manis (2)
Cara Didik Rong Zhan yang Manis (2)
Seringkali ia mengatakan bahwa putranya suka bersikap genit. Tapi mengapa ia tidak percaya bahwa putranya yang genit ini tidak dapat menemukan pacar di masa depan? Padahal mungkin pacarnya akan menyukai putranya yang genit, terus menempel, dan bermain trik di belakang pantatnya.
Awalnya Sang Xia mengajarinya hal-hal baik, tetapi entah bagaimana, Rong Zhan kembali mengajari sesuatu yang menurutnya harus dimiliki laki-laki.
Tetapi harus diakui Sang Xia benar-benar disibukkan oleh alasan Rong Zhan yang aneh dan tidak masuk akal. Meskipun putranya menempel, tapi ini adalah satu-satunya keunikan di dunia.
Memang, selama tidak salah cara mendidik dan bagaimana mengembangkan karakter anak-anak, tampaknya ... semua itu benar-benar tidak berbahaya, kan?
Akhirnya, Rong Zhan mengendus ringan, "Ngomong-ngomong, aku terbuka untuk apa pun dalam hidupku. Menjadi diri sendiri adalah hal yang paling bahagia. Aku tidak peduli apa yang orang lain pikirkan."
Sang Xia masih tetap terdiam, "..."
Dalam proses mendidik anak, ini juga masih pertama kalinya bagi mereka menjadi orang tua. Jadi mereka harus saling melengkapi. Untungnya, cara didik mereka kepada anak-anak adalah dengan berpikiran terbuka, tepat, dan sangat menyentuh.
Setelah itu, kedua anaknya dibawa ke rumah Su Li. Ini adalah kedua kalinya Sang Xia membawa anaknya ke sana. Dalam perjalanan, Sang Xia menghela napas berat, "Su Li akan pergi. Akan sulit bagi dia untuk kembali ke negara tempat mereka tinggal, dan akan sulit bagi anak-anak untuk bertemu lagi dengan mereka di masa depan."
Saat ini, Rong Zhan sedang mengemudikan mobil. Matanya yang sipit melirik ke dua anak di kursi pengaman di belakangnya. Lalu ia berkata dengan suara yang dalam, "Pasti sangat sulit untuk berpisah, tetapi kita tidak perlu menyerah. Bukannya tidak akan bertemu di masa depan, tapi pasti akan ada hal lain untuk didiskusikan denganmu."
"Huh, apa?"
"Haruskah kita kembali ke rumah kita sendiri juga?"
Begitu komentar ini keluar, Sang Xia sedikit terkejut, lalu mengangkat pandangannya dan menatap Rong Zhan dngan bingung, "... Apa maksudmu kembali ke Kota T?"
Di Tiongkok.
Kembali ke rumah, ke Kota T, salah satu kota paling makmur di negara Tiongkok, dan itu adalah tempat penuh sejarah antara ia dan Rong Zhan.
Begitu memikirkannya, Sang Xia sangat merindukannya.
Meskipun Roma adalah basis dari markas mereka, namun tempat di mana mereka awalnya berkumpul dan saling mencintai adalah di kota T.
"Yah, setelah kembali, istirahatlah selama dua tahun. Setelah itu, saatnya mengirim dua manusia kecil ini untuk pelatihan."
Meski Sang Xia mendengar kata-kata Rong Zhan, tapi ia tidak berbicara selama sesaat. Namun yang pasti, ia telah menyetujuinya.
Sementara itu, salah satu dari dua anak di kursi pengaman belakang melihat ke luar jendela, dan yang lainnya tertidur dengan kepala miring sembari meneteskan air liur. Entah takdir seperti apa yang akan mereka miliki di masa depan, dan kehidupan seperti apa yang akan diberikan Tuhan kepada mereka.
Tapi yang pasti, begitu masalah ini disebutkan, Sang Xia tahu bahwa tidak lama kemudian ia akan meninggalkan Roma dan kembali ke Kota T. Ia juga akan meluangkan waktu untuk melihat ayah kandungnya, An Baisen.
Saat itu, Harlan telah menusuknya beberapa kali. Setelah pemulihan yang lama, akhirnya ia berhasil pulih lebih awal. Meski dulu ia sudah beberapa kali bertemu dengannya, tapi bagaimanapun juga, ayahnya sudah tua dan sudah lama ia terpisah dengan ayah kandungnya.
Hanya saja, entah apa yang Sang Xia pikirkan, sebelum turun dari mobil, ia menoleh ke arah Rong Zhan dan berkata, "Rong Zhan, ayo pergi ke Kota G sebelum kembali ke Kota T."