Halo Suamiku!

Calon Istri (2)



Calon Istri (2)

3Kenapa sekarang agak berbeda.     

Kini, ia memegang lengan ibunya dan menyembunyikan tubuh kecilnya yang kurus di bahu Su Li.     

Sementara Su Li yang melihat Xiao Meibao semakin lebih imut dan cantik tidak bisa menahan diri untuk tidak menariknya dan menciumnya tanpa ampun. Kemudian ia berbalik dan berkata kepada putranya, "Nak, lihat, kakak ini mengira kamu tidak menyukainya dan menangis. Ayo, sekarang hibur dia."     

Monster kecil itu menatapnya, sedangkan Xiao Meibao balik melihatnya dengan mata berair. Ia tidak menghindarinya sama sekali. Mau tidak mau, monster kecil menundukkan kepala kecilnya dan meringkuk dengan sadar. Atas desakan Su Li, akhirnya ia berkata, "... Kakak, jangan menangis."     

Su Li yang memandangi kaki kecil putranya akhirnya mendekat ke arah calon menantu idamannya hanya bisa memijat kepalanya dan berbisik. Kemudian, ia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengangkat bibirnya, memeluk tubuh kecil anaknya, mencondongkan tubuhnya, lalu berbisik di telinganya, "Nak, kakak ini adalah calon istrimu. Apa kamu menyukainya? Katakan pada ibu secara diam-diam."     

Begitu pernyataan itu terlontar.     

Monster kecil mengepalkan tangannya sembari mengangkat wajahnya. Sorot mata pria kecil itu tampak jernih dan polos. Namun sekarang, matanya yang indah penuh dengan keseriusan saat berbisik di telinga Su Li, "Bu, apa itu istri?"     

Kini, Su Li benar-benar telah kehilangan kata-katanya, "..."     

Sampai akhirnya, Su Li kembali berbisik di telinganya, "Lupakan saja, itu belum menjadi masalah sekarang. Nanti, beritahu Ibu secara diam-diam apakah kamu menyukai kakak ini atau tidak. Lihatlah, dia sedang menangis. Cium dia dan hibur dia."     

Sesaat setelah Su Li berbisik demikian, monster kecil menatap dalam ke arah Xiao Meibao, lalu ia mengerucutkan mulut kecilnya sembari ia mengepalkan tangan kecilnya lebih erat.     

Monster kecil tampak ragu-ragu, tidak berani mendekat, dan terlihat sedikit malu.     

Sebenarnya, monster kecil tahu bahwa memberikan sebuah ciuman dapat menghibur seseorang yang bersedih, karena bagaimanapun juga, ia sering mencium ayah dan ibu.     

Dan ketika ia melihat mata merah Xiao Meibao, ia bertekad untuk mengumpulkan keberaniannya.     

Tapi entah mengapa.     

Keberanian itu seolah bersembunyi di tempat tergelap.     

Lagipula, kakak ini dan ayah ibunya tampaknya berbeda.     

Namun, dengan dorongan Su Li, perlahan-lahan ia mendekat ke sisinya, mencengkram kuat tangan Su Li yang ada di belakang punggungnya, bernapas dengan gugup, menatap Xiao Meibao dengan ragu, kemudian mulutnya bergumam pelan, "Kakak, jangan menangis, aku bukan tidak menyukaimu."     

Kemudian ia kembali mengerucutkan mulut kecilnya dengan tetap memegang tangan Su Li di belakang. Sepertinya itulah sumber keberanian dan semua dukungan yang ia miliki.     

Sementara itu, Xiao Meibao hanya menatap pria kecil yang berdiri di depannya saat ini. Setelah mendengarkan semua yang ia katakan, akhirnya ia berhenti menangis, tetapi rasa malunya masih menghantui hingga saat ini. Alhasil, ia tetap membenamkan dirinya ke dalam pelukan Sang Xia.     

Tapi tiba-tiba, monster kecil mengulurkan tangan untuk meraih lengan kecilnya.     

Xiao Meibao tampak tercengang. Namun sebisa mungkin, ia ingin menarik kembali tangannya.     

Dengan ragu-ragu, Xiao Xiaobai akhirnya berjalan mendekat. Melihat wanita muda cantik dan imut yang sedikit lebih tinggi dari dirinya tampak enggan, mau tidak mau ia kembali mengumpulkan keberanian. Sampai akhirnya, ia benar-benar berjinjit dan mencium mata Xiao Meibao yang merah dan basah. Dengan suara kecil, ia juga berkata, "Jangan menangis, aku bukan tidak menyukaimu."     

Cekrek.     

Dari tempatnya, Su Li dengan cepat mengambil ponsel untuk memotret pemandangan itu.     

Tak bisa disangkal, ini sangat berarti baginya. Jika mereka benar-benar bisa bersama di masa depan, ia harus menunjukkannya kepada putra dan menantunya kelak. Jadi ia akan menyimpan memori ini baik-baik.     

Sementara Xiao Meibao yang baru saja menangis dan hidungnya memerah, sekarang tangan kecilnya mengusap matanya yang baru saja dicium. Setelahnya, sebuah seringai muncul dari bibir kecilnya.     

Tapi saat itu——     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.