Halo Suamiku!

Calon Istri (1)



Calon Istri (1)

3Kini, mata indah Xiao Xiaobai meneteskan air mata, mulutnya mengerucut dengan dihiasi warna merah, dan matanya tampak menyipit.     

Apa yang Ibu katakan? Mengapa teman kecil yang bulat ini memegangi dirinya?     

Sesaat setelah memikirkannya, tidak jauh dari tempatnya, pria kecil lain yang mengenakan pakaian yang sama dengan gadis kecil ini datang. Mereka berdua sama-sama mengenakan pakaian bulat. Keduanya tampak seperti dua orang kecil yang sama dan itu berhasil menakuti Xiao Xiaobai.     

Mau tidak mau, Xiao Xiaobai berjuang untuk menghindari Xiao Meibao, tetapi tangan kecil itu terus menggenggam salah satu jarinya. Tidak peduli bagaimana tubuhnya gemetar, gadis kecil ini tetap tidak melepaskannya.     

Berdiri di sana dengan tubuh bulat kecil dan topi di kepala, mata besar Xiao Meibao menatap Xiao Xiaobai seolah memiliki beberapa keraguan. Bukankah ia orangnya? Mengapa pria kecil ini menangis? Apakah ia tidak menyukai dirinya?     

"Ibu…"     

Xiao Xiaobai menarik tangannya dengan susah payah dan mengulurkannya ke arah Su Li. Dengan tertatih, ia bergerak maju seolah-olah ingin meminta bantuan ibunya.     

Begitu melihatnya, Su Li menghela napas pelan, "Nak, apa yang kamu takutkan? Kamu laki-laki. Bagaimana bisa kamu takut pada gadis kecil mana pun."     

Kali ini, Su Li berjongkok, membelai wajah anaknya yang putih, kemudian dengan lembut menyeka air mata di wajahnya.     

Sementara Xiao Xiaobai masih tetap menitikkan air matanya. Terlebih lagi, saat melihat bahwa ibunya tidak membantu sama sekali dan justru membiarkannya diganggu oleh orang luar lainnya, ia dengan serius menjatuhkan keluhan sembari membuka mulutnya dengan air mata berlinang, "Bu, apa itu laki-laki?"     

"Pfftt!"     

Sontak, Su Li memutar samar sudut matanya.     

Di sisi lain, Sang Xia yang sudah merasa kasihan segera menarik pelan tangan putrinya agar gadis itu melepaskan Xiao Xiaobai, "Nak, ini teman barumu, kamu tidak boleh menggertaknya. Dia adikmu, jadi kamu harus melindunginya. Kamu mengerti?"     

Meski hanya berbeda tiga bulan, tapi tetap saja Xiao Xiaobai lebih kecil darinya.     

Kemudian Sang Xia berkata serius pada Xiao Meibao, "Lihat, lihat, kamu telah menggertaknya dan membuat adikmu menangis sekarang. Salah satu yang harus kamu lakukan adalah menghormatinya, mengerti?"     

Begitu Xiao Meibao diberikan penjelasan bahwa ia telah membuat Xiao Xiaobai ketakukan, alhasil ia menatap ke arahnya dengan sorot tak terbaca.     

Tiba-tiba, ia juga melepaskan tangan monster kecil itu, kemudian memutar kepalanya, dan membenamkannya ke dalam pelukan Sang Xia. Ia berkedip beberapa kali, sebelum akhirnya ikut menangis, "Ibu, Ibu, suami, suami kecilku tidak menyukaiku."     

Xiao Meibao memang sangat imut. Saat ini, ia melontarkan isi hatinya dengan mata memerah dan disertai isak tangis. Tak bisa dipungkiri, hal itu membuat hatinya hancur.     

Ketika Su Li melihatnya, ia langsung berkata, "Oh, sayangku, bagaimana mungkin? Kamu sangat pintar dan menggemaskan. Tentu saja semua orang menyukaimu."     

Sementara itu, Sang Xia hanya bisa menggelengkan kepalanya dan tertawa tak berdaya. Gadis kecil ini memang selalu bisa membuat semua orang menyukainya, bahkan ia bisa bersikap lebih rasional.     

Setelah menyaksikan Su Li dan Xiao Meibao terus berbicara, akhirnya Sang Xia melepas mantel bulat milik anaknya dan juga melepas topi kecilnya. Kini, Xiao Meibao hanya mengenakan sweater putih yang dipadukan dengan rok kecil dengan tali di luar.     

Sontak, gadis kecil yang cantik dan imut itu menunjukkan tubuh aslinya dari pakaiannya yang bulat.     

Gadis kecil itu memiliki rambut yang indah, halus dan lembut. Pipinya tampak gembul, juga memiliki mata besar yang berair, yang sangat langka. Semakin ia mengekspos apa yang dimilikinya, semakin banyak orang menghela napas karena kekagumannya.     

Benar-benar sebuah kecantikan mutlak.     

Sedangkan monster kecil yang baru saja bersembunyi di belakang Su Li karena ketakutan sontak mencuri-curi pandang dan berangsur-angsur menghentikan tangisnya begitu ia melihat penampilan Xiao Meibao setelah mantelnya terbuka. Sepertinya, ia sama sekali tidak menyangka jika teman kecil yang bulat tadi…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.