Malam Pernikahan (2)
Malam Pernikahan (2)
Tapi di saat yang bersamaan, aroma anggur semakin kuat menguar dan tempat tidur di sisinya serasa bergoyang. Karena ia sudah terlanjur berbaring, alhasil mau tidak mau, ia memiringkan seluruh tubuhnya.
Detik berikutnya, rambutnya yang panjang dibelai lembut oleh jari-jari panjang seseorang. Seluruh wajah orang itu juga dengan lembut terkubur di lehernya. Diiringi dengan kesunyian malam, suara Bo Jing yang serak akhirnya terdengar berbisik, "Josh… Josh...
Dengan cinta yang dalam, semuanya tertuang dalam kata-katanya yang baru saja terlontar.
Ternyata saat malam, Bo Jing benar-benar berbeda dengan auranya yang dalam dan anggun seperti saat siang hari.
Selain suasana malam yang mendukung dan pengaruh dari kondisi mabuk, terlebih lagi berada di samping gadis yang disukainya, Bo Jing seperti melepas segala penat yang dirasakannya saat ia hendak pergi tidur. Ia benar-benar seperti anak laki-laki berusia sepuluh tahun yang memiliki kelemahan, ketergantungan, dan kejenakaan.
Bahkan ia terus menggumamkan nama Josh, detik demi detik, dengan penuh kasih sayang.
Sementara Josh yang berbaring di sisinya hanya mampu membuka matanya sedikit dalam kegelapan itu.
Tanpa terasa, ada sentuhan kelembapan di sudut matanya.
Jika saja ia mendengar ini sebelum mengetahui bahwa Bo Jing menyukai dirinya, pasti akan sulit baginya untuk mempercayai ini semua. Tetapi sekarang, ketika Bo Jing terus menggumamkan namanya lagi dan lagi, tentu ia harus benar-benar percaya bahwa Bo Jing mencintainya.
Tapi mengapa Bo Jing tidak pernah memberitahunya?
Mungkin ada suatu alasan yang membuatnya tidak mengatakan itu.
Kini, napas Bo Jing sudah mulai tak tertahankan setelah ia mengubur wajahnya di leher Josh sembari menggumamkan namanya, bahkan bibirnya dengan lembut menggosok leher Josh, dan tangannya yang melingkar di pinggang Josh tanpa sadar semakin erat memeluk.
Di tempatnya, Josh hanya bisa bergidik sambil bertanya-tanya apa yang harus dilakukan atau apakah ia harus menolak.
Sejujurnya, ia belum siap. Tidak, ini terlalu cepat, terlalu terburu-buru.
Akhirnya, mau tidak mau, ia membuka mulutnya, "... Kakak ipar, jangan... huh!"
Baru saja ia hendak mengatakan sesuatu, namun Bo Jing lebih dulu membungkam mulutnya.
Tak pelak lagi, tentu kekuatan Bo Jing juah lebih besar darinya. Terlebih lagi setelah minum, entah apakah ia telah kehilangan akal sehatnya atau tidak, yang pasti ia justru semakin gencar melancarkan aksinya. Lagi pula, begitu mendengar dua kata itu, tindakannya secara spontan berubah sedikit lebih kasar.
Gaun pengantin yang masih dikenakan Josh langsung ditarik ke belakang olehnya dan seluruh resletingnya dibuka tanpa bisa dicegah.
Kali ini Josh benar-benar takut, tetapi bibirnya telah sepenuhnya dibungkam oleh Bo Jing. Jadi, ia tidak bisa lagi hanya berpura-pura tidur. Dengan seluruh kekuatan yang tersisa, ia terus mendorongnya menjauh.
Ketika akhirnya Bo Jing meninggalkan bibirnya, aroma anggur yang menempel di tubuh Bo Jing seketika menyelimuti tubuh Josh, kemudian terdengar sebuah kalimat terlontar, "Bukankah sudah kukatakan untuk jangan memanggilku kakak ipar lagi. Sekarang aku akan membuatmu merasakan kekacauan akibat ulahmu sendiri!"
Sontak, Josh tampak tersentak dan ia berhenti bergerak.
Ya, Bo Jing memang telah mengatakan ini sebelumnya.
Ta, tapi, jika tidak boleh memanggilnya kakak ipar, lalu bagaimana ia harus memanggilnya? Haruskah ia memanggil Bo Jing dengan sebutan… suami?
Seketika itu juga napasnya terhenti sejenak.
Kini, matanya juga menatap mata Bo Jing yang seolah tertutup kabut. Pria itu jelas mabuk, tetapi ia mengatakan kata-katanya dengan begitu tenang sekaligus mengancam. Hanya saja, sorot mata itu tidak terlihat jelas dan bahkan tampak berkabut.
Jadi sebenarnya ia mabuk atau tidak?
Kemudian, matanya bersorot samar di depan tubuh Josh yang menegang.
"Kita sudah menikah."
"Aku ini suamimu."
Tepat setelah dua kalimat itu terlontar, Bo Jing menarik gaun pengantin yang masih dikenakan Josh sembari mengangkatnya dengan pergelangan tangan tergenggam.
Harus diakui jika Josh memang benar-benar seksi, tapi ia masih belum terbiasa. Alhasil, ia memutar tubuhnya dengan kuat dan terus meronta sembari mengatakan jika ia tidak bersedia.
Tidak peduli apakah Bo Jing benar-benar menyukainya atau tidak, yang pasti, Josh tidak ingin memberikan dirinya seutuhnya dengan tergesa-gesa.
Ia belum siap dan mereka belum membicarakan apa-apa tentang hal itu…