Pengantin yang Sesungguhnya di Pesta Pernikahan (3)
Pengantin yang Sesungguhnya di Pesta Pernikahan (3)
Di samping warna biru yang menghiasi, terlihat beberapa gumpalan awan mengambang yang melintas. Sedangkan pemandangan kastil itu benar-benar terlihat kuno, namun tetap terlindungi dengan baik.
Semua fasilitas untuk pernikahan hari ini sudah disiapkan dan ditata dengan sederhana namun elegan.
Tidak ada orang luar, hanya kerabat dan teman. Sementara dari pihak Josh, hanya ada ia seorang.
Setelah kakaknya meninggal, ia seperti tenggelam dalam rasa sakit atas kehilangan satu-satunya kerabat yang dimilikinya dan sangat sulit baginya untuk keluar. Alhasil, semuanya ditangani oleh Bo Jing.
Dan Josh sendiri juga tidak mengundang siapa pun.
Dalam analisis terakhir, meskipun pernikahan besar ini digelar untuk memenuhi keinginan terakhir kakaknya, tapi ia masih memiliki perasaan yang tak terkatakan, seolah-olah ia sangat acuh tak acuh dan enggan melakukannya.
Ya.
Ia masih enggan.
Karena kakaknya yang meminta Bo Jing untuk menikahinya. Meski Bo Jing setuju dan tidak memberikan bantahan sedikit pun, tetapi dalam pemikiran Josh, kakaknya-lah yang dicintai Bo Jing, bahkan ia rela merawatnya siang dan malam. Entah bagaimana sekarang, Bo Jing justru menikah dengannya. Sebenarnya, ia benar-benar ingin bertanya pada Bo Jing, apa ia benar-benar menginginkan ini?
"Kimi, hei hei, kamu akan menjadi kakak iparku setelah ini. Selamat datang di keluarga Bo kami." Youyou tampak tersenyum di depan penata rias.
Bisa terlihat jika ia dalam suasana hati yang baik.
Sebenarnya apa yang terjadi saat ini sangat mengejutkan mereka, meski hasil akhirnya juga sesuai dengan apa yang terlintas di benak mereka. Hanya saja, mereka tidak berani masuk lebih dalam, karena mereka hanya berpikir itu tidak mungkin.
Tapi tidak disangka, akhirnya Bo Jing benar-benar menikahi gadis yang disukainya!
Tentu saja Youyou sangat puas dengan hasil ini sehingga ia tidak perlu merasa bersalah atas kakaknya.
"Jangan panggil aku kakak ipar. Panggil saja aku Josh." Dari cermin, wajahnya terlihat dilukis dengan riasan yang indah dan menawan, tak lupa senyum tipis tersungging untuk memberikan sedikit kesopanan untuk Youyou.
Meski tak bisa disangkal bahwa senyum itu terlihat sangat dipaksakan.
"Bagaimana mungkin...! Kakakku adalah orang yang tidak ingin terlibat dengan kerumitan. Kamu tidak tahu, ketika akan menikah, dia memanggil ayah dan ibuku untuk datang dengan menyediakan pesawat khusus. Dia telah meminta mereka datang sebelumnya, dan kamu tidak tahu, betapa pentingnya kamu untuknya. Bahkan dia menyuruhku untuk bersikap baik denganmu di masa depan, dan..."
Belum sempat Youyou menyelesaikan kalimatnya, terdengar ketukan di pintu, dan kemudian pintu terbuka.
Sontak, suara Youyou terhenti di udara.
"Dan apa?"
Josh menatapnya sembari bertanya dengan suara lembut.
Sementara Youyou yang menatap pria yang tiba-tiba muncul di pintu, seketika itu juga ia pun terdiam. Lalu, ia menundukkan kepalanya dan tertawa samar, dan kemudian menemukan alasan untuk melarikan diri, "Kakak, semuanya hampir siap. Kamu dan kakak ipar istirahatlah di sini sebentar."
Setelah selesai mengatakannya, ia langsung berlari keluar.
Dan ketika penata rias melihat tokoh utama hari ini sudah siap, ia tersenyum dan berkata untuk keluar dulu untuk membereskan semuanya.
Dalam sekejap.
Hanya tersisa mereka berdua di kamar lantai dua di kastil itu.
Di luar jendela, terlihat tanaman hijau dengan hamparan lautan bunga di bawahnya. Musim ini adalah waktu untuk bunga bermekaran, embusan angin yang bertiup juga merebakkan keharumannya, dan lautan bunga itu bergoyang dengan indah.
Jelas, cuacanya benar-benar pas, tidak panas dan hanya sedikit dingin. Tapi entah kenapa, Josh justru merasa panas saat ini.
Meski angin sejuk berhembus datang, tapi tetap tidak bisa membuyarkan hawa panas dan kegelisahan di lubuk hatinya.
Kini, ia melihat pantulan dirinya di cermin perunggu itu.
Sembari duduk di kursi, ia mengenakan gaun pengantin model retro yang elegan, memperlihatkan bahunya yang bulat dan putih, serta leher yang anggun seperti angsa. Ia juga mengenakan sarung tangan renda putih yang terpasang hingga lengannya yang kecil.
Ia memang memiliki kulit putih, wajah telur angsa kecil, hidung halus, riasan tipis, bibir merah dan gigi putih, juga alis dan mata yang indah dan lembab.
Harus diakui, kecantikannya benar-benar mampu menggetarkan jiwa.
Dan sekarang, inilah pengantin Bo Jing.
Tampaknya ia juga telah mengawasinya sejak dirinya melangkah masuk.
Sampai sekarang, ia terus menatapnya sembari berjalan perlahan.