Halo Suamiku!

Rangsangan yang Mendebarkan (4)



Rangsangan yang Mendebarkan (4)

3Dalam sekejap mata, mereka semua setuju untuk pergi melihat ajang balapan mobil besok.     

Namun, kecuali Su Xun, para wanita dan pria dari markas lainnya yang datang tentu tidak bisa duduk diam. Rong Zhan sendiri juga mengatakan jika ia ingin melihatnya. Bahkan Leng Yunchen pun juga terlihat sangat tertarik.     

Namun, saat Rong Zhan mengatakan akan pergi untuk melihat balapan itu, tiba-tiba Sang Xia mencoba menahannya sembari berkata dengan alis yang membeku, "Apa kamu akan pergi juga? Kamu lupa jika perawat anak-anak akan beristirahat besok. Tidak ada yang mengawasi anak-anak di vila, kan? Lebih baik salah satu dari kita tetap tinggal untuk mengawasi mereka."     

Meski Sang Xia berkata demikian, tapi sebenarnya ia sendiri juga ingin turut serta melihat balapan itu.     

Sedangkan Rong Zhan tersenyum acuh tak acuh, "Apa yang kamu takutkan? Bukan masalah besar untuk membawa anak-anak menonton pertandingan jika dilihat dari umurnya."     

"Jangan bercanda! Apa yang bisa dipahami anak yang baru berusia di atas satu tahun?"     

Ketika membicarakan tentang dua bayi itu, Sang Xia sendiri sebenarnya tidak terlalu khawatir. Bahkan ia pun mengatakannya dengan santai. Namun, ia sama sekali tidak menyangka jika apa yang dikatakan Rong Zhan cukup mengejutkan. Rupanya pria itu benar-benar ingin membawa kedua anaknya dan juga dirinya ke sirkuit balap itu.     

Waktu sudah cukup larut ketika makan malam itu selesai. Saat itu, Youyou memarkirkan mobilnya tidak jauh dari restoran.     

Karena mendapati masih ada geng mereka di sekitar Jun Hang saat ini, alhasil Youyou pergi untuk mengambil mobil dengan santai.     

Namun.     

Youyou melewatkan satu hal. Ketika berada di luar, ia selalu mengkhawatirkan keselamatan Jun Hang, tetapi melupakan keselamatannya sendiri.     

Hari sudah gelap. Tepat ketika ia berjalan ke mobil dan hendak mengeluarkan kunci dari tasnya, bayangan gelap tiba-tiba melompat entah dari mana dan sekarang berada tepat di belakangnya, lalu sosok itu meraih tasnya dan langsung melarikan diri.     

"Aaaahhh! Hei, hei, berhenti...!"     

Seru Youyou sembari buru-buru berteriak untuk mengejar. Bagaimanapun, ada banyak informasi penting di dalam tasnya.     

Termasuk ponselnya yang juga ada di dalam tas itu. Meskipun ia berada tidak jauh dari hotel, namun diperkirakan tidak ada yang bisa mendengar teriakannya karena berada di sudut.     

Tepat ketika Youyou mengejar perampok itu, tiba-tiba seorang pria di dalam mobil bergegas bergerak ke arah perampok yang melarikan diri dan memukulnya dengan keras. Seketika, sosok perampok itu terlempar jatuh ke atas tanah, tubuhnya mengalami kejang-kejang, dan akhirnya berhenti bergerak sepenuhnya.     

Melihat adegan ini, Youyou hanya mampu melebarkan matanya dan harus diakui jika ia sedikit ketakutan.     

Ia juga melihat tas yang jatuh dari bayangan gelap. Kini, semua saraf di tubuhnya seolah mati rasa dan kakinya hanya bisa membeku di tempat. Tak lama berselang, ia melihat perampok itu memuntahkan busa putih dengan tubuh menggelepar di tanah. Mau tak mau, Youyou menelan air liurnya dengan susah payah dan perlahan membungkuk untuk mengambil tasnya.     

Setelah mengambil tasnya, ia hendak berbalik untuk pergi. Tanpa pikir panjang, ia telah mengeluarkan ponsel dari tasnya untuk memanggil polisi dan juga ambulans.     

Namun, begitu ia berbalik, tiba-tiba ada suara pintu terbuka di belakangnya, dan kemudian terdengar suara malas, "Kamu bahkan tidak mengucapkan terima kasih padaku karena telah membantumu menyelamatkan barang-barangmu?"     

Begitu kata-kata ini terlontar, Youyou seketika menghentikan langkah kakinya tanpa menoleh ke belakang.     

Kini, ia hanya menggenggam erat ponselnya di tanganku.     

Kenapa tidak ada ucapan terima kasih?     

Karena kebetulan mobil ini adalah mobil yang ia minta dicarikan informasi lengkapnya dari asisten di markas sebelumnya.     

Dan orang di dalam mobil ini adalah sosok yang menatapnya untuk waktu yang lama saat di luar kafe tepat di hari Jun Hang kembali.     

Baru saja, ketika ia menundukkan kepala untuk mengambil tasnya, ia melirik nomor plat mobil itu dan seketika udara dingin menjalar di punggungnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.