Halo Suamiku!

Youyou, Maaf Membuatmu Menunggu Lama (3)



Youyou, Maaf Membuatmu Menunggu Lama (3)

2"Tidak masalah, tapi Bo..."     

"Jika tidak ada hal lain lagi yang ingin kamu lakukan, jangan ganggu aku. Diamlah kecuali kamu sudah menemukan informasi yang aku inginkan." Jarang sekali bagi Youyou untuk bersikap demikian. Tapi kali ini, ia butuh waktu untuk memulihkan suasana hatinya yang cukup gelisah. Beberapa saat yang lalu, ia benar-benar terganggu oleh orang misterius yang mengawasinya secara tidak terduga dan itu membuat suasana hatinya sangat buruk.     

Tanpa membuang waktu lagi, ia kembali ke perpustakaan, yang bisa dikatakan sebagai salah satu wilayah Jun Hang. Karena ia adalah asistennya, jadi tempat itu juga termasuk wilayahnya.     

Saat ini, ia kembali ke sini dan berencana untuk melanjutkan studi dan pekerjaannya.     

Setelah masuk, ia langsung menutup pintu, menghalangi semua suara yang ingin berbicara dengannya, dan mengurung diri di dalam. Kemudian ia memejamkan mata sambil bersandar di bagian belakang pintu, lalu menarik napas panjang untuk menenangkan diri.     

Jun Hang, Jun Hang, kapan kamu akan kembali?     

"Kak Jun Hang... Apa kamu tidak tahu aku sudah menunggumu?"     

Saat menutup matanya rapat-rapat, ia bergumam tanpa sadar. Dalam kata-katanya, terselip rasa kesepian dan kesedihan yang tidak bisa dipahami oleh orang lain.     

Sampai akhirnya--     

"Aku tahu."     

Sebuah suara ringan terdengar rendah dan dalam, begitu familiar, dan begitu menggetarkan lubuk hati Youyou.     

Darah di sekujur tubuhnya juga terasa membeku dalam sekejap.     

Sontak, matanya melebar.     

Lalu tatapannya tertuju pada pria yang duduk di depan jendela yang besar dan terang, yang membuat dirinya benar-benar terpana sejenak.     

Sosok itu masih duduk di kursi roda, mengenakan flanel tipis V-neck abu-abu muda, duduk diam di depan meja, dan masih ada buku yang sudah dibaca di meja depan.     

Saat ini, ia hanya menatap Youyou sembari mengucapkan dua kata tadi.     

Aku tahu.     

Seperti sebuah ilusi.     

Semua ini terasa sama seperti sebelumnya, seolah-olah Youyou belum pernah ke Afrika, dan Jun Hang juga belum pernah bersamanya seperti sekarang.      

Bulu mata Youyou yang panjang dan lentik mulai bergerak perlahan. Detik berikutnya, ada rintik hujan besar yang jatuh menggenangi pipi Youyou tanpa bisa dicegah. Meski bibirnya samar-samar bergerak, tapi ia tetap tidak bisa mengeluarkan suara.     

Hanya ada kucuran air mata yang tak tertahankan.     

Apa ini benar? Jun Hang benar-benar sudah kembali?     

Ia tidak sedang bermimpi, kan?     

"Kak… Jun Hang?"     

Akhirnya suara Youyou berhasil keluar meski terdengar pelan dan serak.     

Pria di depan meja itu perlahan memutar kursi rodanya saat ini. Ya, ia benar-benar telah kembali. Untuk sesaat, Youyou merasa sangat bersemangat sekaligus gugup. Sungguh, ia tidak menyangka jika Jun Hang muncul lagi dengan cara seperti ini.     

"Youyou, maaf sudah membuatmu menunggu lama."     

Kini, ia menatap Youyou dengan sorot mata yang dalam dan rumit.     

Sementara itu, tangan Youyou yang terulur sudah gemetar, lalu ia menyentuh lengan Jun Hang, menyentuh wajahnya, dan merasakan sentuhan nyata dari tangannya. Sampai akhirnya, ia tidak bisa lagi menahan diri untuk tidak terisak dan bergegas ke pelukannya.     

"Kenapa, kenapa… kamu baru kembali?"     

Suaranya seperti menumpahkan semua kekesalan yang terpendam dan semua emosi yang tertekan di lubuk hatinya selama ini dicurahkan begitu saja.     

Kenapa ia tidak mengatakan jika akan kembali sepuluh hari yang lalu?     

Di mana itu adalah hari yang sudah Youyou tunggu-tunggu, tetapi ia tidak melihat sosok Jun Hang sama sekali.     

Kini, Jun Hang memeluknya sembari menjatuhkan kecupan hangat di dahi Youyou. Tindakannya yang penuh cinta kali ini juga menunjukkan permintaan maafnya.     

"Aku terlambat. Maafkan aku, Youyou."     

Begitu mendengar permintaan maafnya, Youyou justru merasa tidak nyaman. Ia balik memeluknya erat-erat sembari mengangkat kepalanya dengan mata memerah, "Aku tidak ingin permintaan maafmu. Aku hanya memintamu satu hal, maukah kamu tidak meninggalkanku lagi?"     

Saat ini, ia telah memperhatikan bahwa Jun Hang masih di kursi roda.     

Apakah itu berarti proses yang dilaluinya sama sekali tidak berhasil?     

Sedangkan Jun Hang yang menatap wajah kecilnya dengan diselimuti derai air mata dapat menangkap dengan jelas kekhawatiran juga kehilangannya. Ia tidak mampu mengatakan apa-apa. Yang bisa ia lakukan sekarang hanyalah menundukkan kepalanya sedikit, lalu mengecup dengan lembut bibirnya yang kering.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.