Rahasia di Tahun Itu (1)
Rahasia di Tahun Itu (1)
Begitu melihat penampilan kedua gadis ini, Rong Zhan sedikit mengernyit. Setelah beberapa saat, ia juga tampak terkejut dan terpana. Tampaknya ia menyadari bahwa mereka tidak mengetahui tentang hal ini.
Setelah diam sejenak, secara perlahan membuka mulutnya dan berkata, "Ini terjadi saat dia masih kecil. Saat itu, aku belum lahir. Ibu mengatakan jika kakak mengalami demam tinggi tepat pada malam dia didiagnosa menderita penyakit jantung sangat serius, namun dia tidak mendapatkan penanganan tepat waktu. Jadi ketika akhirnya dia dilarikan ke rumah sakit, telinga kirinya sudah tuli karena efek samping dari demam tinggi yang dideritanya."
Sembari mengatakan ini, Rong Zhan bersandar di tepi tangga sambil memasukkan tangannya ke dalam saku mantelnya. Kali ini, ia tampak sedikit serius.
"Saat itu, kakak baru berusia satu tahun. Saat masih kecil, aku selalu marah padanya karena kakak memiliki kesehatan yang buruk meski dia berakal dan cerdas. Sebaliknya, karena aku memiliki temperamen yang buruk, jadi aku tidak mendapatkan cinta sebanyak dia. Ayah selalu memukuli dan memarahiku setiap hari. Karena itu, ketika masih kecil, aku membenci kakak dan mengira dia merampas segalanya dariku sampai suatu saat kami pergi ke rumah keluargamu." Saat Rong Zhan mengatakan ini, ia menatap Youyou yang matanya berangsur-angsur memerah.
"Itu pertama kalinya kamu dan kakakku bertemu. Saat itu, ketika aku berumur empat tahun, aku pergi ke rumahmu dan bertengkar hebat dengan kakakku. Kemudian, ibumu memberitahuku bahwa telinga kiri kakak tuli dan dia memiliki kesehatan jantung yang buruk. Jadi ibumu berharap aku tidak bertengkar dengan kakakku sepanjang waktu. Bukan berarti Ayah dan Ibuku tidak mencintaiku, tetapi karena fisik lemah kakakku-lah yang membuat mereka bersikap demikian. Jika saja aku tidak mengerti bagaimana kondisi fisiknya saat itu, mungkin pertengkaran itu tak lagi bisa terhindarkan..."
Saat itu, temperamen Rong Zhan memang masih benar-benar buruk.
Semakin ia tidak dicintai oleh orang tuanya, semakin ia banyak menyebabkan masalah dan kehilangan kesabaran, yang akan berhasil memenangkan perhatian dari orang tuanya. Namun, sebagai gantinya, ia akan dipukuli, dimarahi, dan ditegur. Semua orang mengatakan jika ia adalah anak yang nakal. Menurut mereka, sepertinya ia hanya bisa terus seperti itu, berlingkup dalam lingkaran setan.
Padahal sebenarnya, dari lubuk hatinya yang terdalam, ia merasa cemburu pada kakaknya yang tuli dan sakit jantung, karena tampaknya hanya dengan cara ini orang tuanya bisa memperhatikan dirinya.
Ketika Rong Zhan mengatakan ini, bibirnya yang tipis tertarik dengan lembut, dan senyum itu tersungging tanpa ada yang tahu makna di baliknya, "Singkatnya, setelah itu aku jarang bertengkar dengan kakakku. Aku khawatir jika aku satu-satunya di antara kita yang tahu rahasia ini. Hanya saja, itu sudah lama berlalu dan bahkan aku hampir melupakannya."
Dengan santai, Rong Zhan menceritakan masa lalunya yang cukup memprihatinkan.
Bisa dibilang bahwa tidak banyak kenangan indah yang ia rasakan. Bahkan saat remaja, meskipun mereka memiliki perbedaan yang begitu mencolok, yang satu sopan dan lembut, sementara yang satunya sangat nakal dan aktif, tetapi hubungan keduanya tidak begitu kaku. Sebaliknya, mereka masih menjaga satu sama lain dengan baik.
Bahkan Rong Zhan lebih mendengarkan kakaknya daripada ayahnya sendiri.
Jika ia dimarahi oleh ayahnya dan tidak pulang ke rumah, kakaknya akan datang untuk menemukannya, tanpa mengatakan apa-apa, hanya menepuk pundaknya, dan minum bersamanya sepanjang malam.
Karena itu, meski kakaknya benar-benar memiliki banyak cinta dari orang tua mereka, tapi ia tidak lagi memprotes apa pun.
Karena semua perlakuan orang tuanya juga bukan salah Jun Hang. Itulah kenapa Rong Zhan menghormatinya dan menghargainya dengan sangat.
Terlebih lagi, saat kemudian ia secara tidak sengaja mendorong kakaknya saat menuruni tangga di usia 16 tahun, ia tidak pernah berani pulang lagi——