Halo Suamiku!

Perutnya Membesar (1)



Perutnya Membesar (1)

2Ini hanyalah lelucon di antara mereka. Bagaimanapun, tidak ada yang tahu bagaimana takdir itu telah diatur.     

Untuk semua hal yang menyangkut perasaan, biarkan alam mengambil jalannya sendiri, karena memang tidak pernah bisa dipaksakan.     

Sementara itu di dalam tenda, Ye Zi meringkuk dalam pelukan Su Xun. Keduanya melekat satu sama lain tanpa bisa dilepaskan. Meskipun mereka sudah lama saling mengenal dan salah satu di antaranya lebih dulu mengejar, tapi waktu yang mereka habiskan bersama belum terlalu lama.     

Saat ini, keduanya masih dalam masa cinta yang menggebu-gebu. Di manapun dan kapan pun, masih akan ada kemesraan yang menyelimuti.     

Akhirnya malam itu, mereka semua turun gunung karena tidak ingin mengganggu Su Xun dan Ye Zi di sini. Sebenarnya Su Xun sendiri juga ingin mereka pergi dengan cepat, tapi ada sesuatu yang mengganjal di hatinya yang terasa sedikit enggan jika mereka semua tidak ada di sini. Sejujurnya, ia tidak tahu harus berkata apa pada Ye Zi yang sedang merajuk.     

Mungkin jika mereka ada di sana, mereka bisa membantu membujuk Ye Zi?     

Tetapi ia juga merasa bahwa lebih baik jika dirinya yang membujuk Ye Zi sendiri.     

Setelah mereka saling berbincang, tertawa bersama, dan turun gunung, akhirnya Su Xun menarik Ye Zi ke dalam tenda.     

"Apa yang ingin kamu lakukan, hah? Aku sedang melihat langit berbintang. Baru sebentar aku menikmatinya." Begitu mendapati bahwa mereka semua telah pergi dan Su Xun tiba-tiba menarik dirinya ke dalam tenda, tentu saja membuat Ye Zi merasa malu.     

Tapi Su Xun terus memeluknya sembari membelai perut Ye Zi dengan lembut, lalu menggigit akar telinganya dari belakang dan berkata, "Aku bukan pecundang. Jika aku tidak menghargai pemandangan indah ini, tentu sangat sia-sia. "     

Ye Zi menekan tangan yang mulai menggerayangi pakaiannya, sedikit mengatupkan giginya dan berkata, "Kalau begitu aku bertanya padamu, mengapa kamu tidak menyentuhku lebih dari sebulan yang lalu? Hanya untuk hari ini? Kamu ingin melepaskan kekuatanmu yang tak terbatas sekarang?"     

Mendengar ini, jantung Su Xun berdebar kencang.     

Saat itu juga Ye Zi mendapati wajah Su Xun yang tampan dan indah tampak sangat jelas terhenyak sejenak. Alhasil, ia segera mendesak sembari mengangkat alisnya tinggi-tinggi, "Katakan, apa benar begitu?"     

Tepat di saat ini, Su Xun hanya mampu menatap wajah Ye Zi yang terlihat bingung dan bertanya-tanya. Mungkin inilah saatnya ia mengaku pada Ye Zi karena pada akhirnya ia tidak bisa menyembunyikan ini semua.      

Ya, ia tidak bisa menyembunyikannya lagi.     

Semakin lama, perutnya akan semakin membesar dan tentu saja ia harus memberitahunya.     

Entah kenapa, rasa gugup tiba-tiba menyerang Su Xun. Tanpa sadar ia menjilat bibirnya, dan kemudian berpura-pura tenang, "Sayang, apa kamu ingat saat pemeriksaan fisikmu lebih dari sebulan yang lalu? Itu dilakukan di markas. Semua orang turut berpartisipasi dalam pemeriksaan fisik itu dan kamu yang terakhir."     

Kali ini,Ye Zi masih mencoba mencerna maksud Su Xun. Ia semakin penasaran, apa hubungan antara pemeriksaan fisik dengan yang ditanyakan Su Xun barusan.     

Tapi mau tak mau, Ye Zi tetap mengangguk. "Ya, ada apa?" Begitu jawaban ini terlontar, tiba-tiba ia teringat akan sesuatu, "Tapi sekali lagi, sepertinya aku sama sekali tidak mendapatkan hasil dari pemeriksaan itu. Apa kamu yang memegangnya?"     

Alhasil, Su Xun hanya bisa menghela napas berat, lalu menatapnya dengan tenang. Untuk sesaat, tatapannya begitu dalam memandang Ye Zi.     

Sementara Ye Zi yang ditatap demikian membuat pikirannya seketika hampir tak terkendali.     

Jadi? Bagaimana?      

Apa ada yang salah dengan dirinya? Apakah hasil dari pemeriksaan fisik itu mengungkapkan sesuatu yang buruk, jadi Su Xun tidak sabar untuk melamarnya dan berencana memberinya kenangan indah terakhir… dalam hidupnya??     

Begitu pikiran campur aduk itu mengoyak hati Ye Zi, wajah kecilnya sontak berubah pucat dalam sekejap.     

Detik itu, ia langsung menatap Su Xun dengan takjub sembari menelan ludah, "Su, Su Xun... katakan, ada apa denganku? Apa ada sesuatu yang buruk dalam pemeriksaan fisikku? Apa aku akan mati? Apakah kamu memperlakukanku seperti ini karena..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.