Halo Suamiku!

Lamaran Romantis (2)



Lamaran Romantis (2)

0"Kamu telah melakukan sesuatu yang sangat baik kali ini. Seperti yang kamu tahu, Ye Zi telah memberikan terlalu banyak untukmu, terutama ketika kamu akan mati karena virus... Sebenarnya, kalian pasti akan menikah, cepat atau lambat. Kalau begitu, ini benar-benar langkah yang bagus untuk memulainya lebih awal."     

Setelah selesai mengatakannya, Su Li menyesap anggur merah dari gelasnya dengan sudut bibirnya yang sedikit terangkat, "Ye Zi gadis yang pintar, cantik, polos, dan setia padamu. Bahkan meski kamu menyakitinya sebelumnya, tapi dia sama sekali tidak membahasnya. Setelah ini, kamu harus melindunginya. Ye Zi tidak memiliki Ibu sejak kecil dan kamu tahu bahwa ibu kita juga telah menganggapnya sebagai putrinya sendiri. Jadi kamu tidak boleh menyakitinya lagi di masa depan."     

Sungguh, Su Xun sama sekali tidak menyangka jika kakaknya akan mengatakan ini semua.      

Pada kenyataannya, Su Li dan Ye Zi memang sudah seperti saudara kandung sendiri. Bahkan keduanya tidak pernah terlibat pertengkaran.     

Tetapi Su Xun benar-benar berpikir bahwa jika ia ingin mendapatkan kembali cincin itu, ia harus berlutut dan memohon belas kasihan pada kakaknya.     

Dengan canggung, akhirnya Su Xun menyingkirkan poni yang menutupi alisnya sembari tidak bisa menahan tawa, "Apa yang kamu bicarakan? Aku terlihat seperti anak kecil hanya saat di depan ibu dan kakakku, tapi di depan wanitaku sendiri, aku prianya. Aku akan mengambil tanggung jawab sebagai seorang pria dan menjadikan itu sebagai kewajiban. Aku akan mencintainya, melindunginya, dan tidak akan pernah menyakitinya sepanjang hidupku."     

Su Li yang meliriknya mendapati jika bocah tengil itu tidak bisa menahan tawa. Mau tak mau, ia mengerucutkan mulutnya sambil mengutarakan kata dengan nada sarkas, "Sangat menjanjikan."     

Entah bagaimana, Su Xun tiba-tiba menyadari sesuatu, "Kakak, kamu telah mengambil cincinku dan menungguku datang padamu agar bisa mengatakan ini semua?"     

Mendengar ini, Su Li tiba-tiba melirik ke samping dan berkata, "Kalau tidak?!"     

Beberapa dari ucapannya hanyalah kata-kata belaka. Jadi, bagaimana mungkin ia akan menghukum adiknya sekejam itu?     

Bagaimanapun, Su Xun akan memulai sebuah keluarga dan memulai bisnis segera. Tentu saja, ia sebagai kakak harus memberikan wejangan. Meskipun ia sering menipu adiknya sejak kecil, tapi Su Xun tetaplah keluarga dekatnya. Hanya keluarga yang akan saling mencintai sekaligus saling membenci, bukan?     

"Kamu adalah anak laki-laki satu-satunya di keluarga kita. Lihatlah Ayah, dia menunjukkan sosok sebagai suami teladan. Dulunya Ibu adalah wanita yang sangat sulit diatur dan tidak bermoral, tapi dia diterima dengan baik oleh ayah yang lembut dan mapan. Bukankah itu karena Ayah orang yang luar biasa? Dialah gambaran seperti apa sosok pria di Keluarga Su. Jadi jangan mempermalukan Keluarga Su kita!"     

Setelahnya, Su Li hanya memberinya tatapan datar, dan lagi-lagi kembali menenggak anggurnya.     

Sementara itu, Su Xun menatapnya sejenak, lalu menundukkan kepalanya dan menyeringai. Kemudian, ia menyelinap ke saku celananya dengan satu tangan, memegang sebuah kotak kecil di tangannya, dan memegang gelas anggur dengan tangan lainnya. Sembari berucap ia tersenyum menjijikkan, "Hormat setinggi-tingginya, Yang Mulia."     

"Sialan!"     

Su Li hanya meliriknya sekilas, lalu menatap langit-langit, laut, dan jarak yang terbentang jauh di sana. Ketika melihat sebuah senyum tersungging di belakang gelas anggur milik adiknya, ia dengan lembut ikut menarik sudut bibirnya.     

Inilah dunia yang ia inginkan.     

 **     

Sementara itu di sisi lain, saat Ye Zi keluar hari ini, ia mengenakan suspender putih, T-shirt dengan warna yang sama, sepasang sepatu kets, topi baseball hitam, dan rambut yang dicepol berbentuk apel kecil. Tak bisa dipungkiri, itu sangat lucu.     

 Lehernya yang halus dan jenjang juga dihiasi dengan kerah hitam, yang membuatnya tampak sedikit seksi.     

Sejujurnya, ia tidak tahu apa yang terjadi pada Su Xun sore ini. Yang pasti, pria itu memintanya untuk mendaki gunung.     

Sebenarnya, ia tidak ingin pergi ke sana, tetapi ketika mengingat kembali kepedulian yang diberikan oleh Su Xun beberapa waktu ini, ia jadi bertanya-tanya apa yang sebenarnya ingin Su Xun lakukan. Mungkin saja Su Xun ingin mendaki untuk dan menikmati matahari terbenam bersamanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.