Halo Suamiku!

Dia Bukan Su Zihe, Tapi…!



Dia Bukan Su Zihe, Tapi…!

2Ah.      

Kamu membunuhnya! Apa kamu masih bisa disebut manusia?     

Isi dalam dokumen yang ada di tangan Su Zihe ini sama sekali tidak mencantumkan kontrak kerjasama dengan Sun Band, melainkan informasi pribadi dari penyanyi pengembara bernama "Su Zihe"!     

Dalam informasi itu menunjukkan bahwa Su Zihe dibunuh sebulan yang lalu.     

Dalam perjalanannya kembali di suatu malam, ia diseret ke dalam gang sempit dan dibunuh dengan kejam.     

Pembunuh ini pasti seseorang yang Su Zihe kenal. Pasalnya, setelah kematian pria bernama "Su Zihe" ini, pembunuh itu merubah penampilannya menjadi menyerupai Su Zihe dan bahkan memahami semua kebiasaan hidupnya, juga semua hal yang berhubungan dengannya. Karena itu, satu bulan setelah kematian Su Zihe, tidak ada yang tahu bahwa bocah pengembara yang asli sudah lama mati.     

Mati sebelum waktunya.     

Anthony setengah membungkuk sembari menatap pria di depannya dan tepat di akhir kalimat, pria itu secara perlahan mengangkat kepalanya dari tumpukan data yang dipegangnya.     

Mata biru itu masih tampak sama seperti dulu.     

Tubuh kurus dan tingginya juga tidak berubah sedikit pun.     

"Harlan, jangan lagi mengambil jalan yang salah."     

Anthony mengatakan ini sembari menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi.     

Harlan.      

Harlan...     

Ya, orang ini bukanlah orang lain, melainkan Harlan.     

Topeng kulit manusia yang ia kenakan digunakan untuk menutupi wajah aslinya, seolah-olah ia dapat melakukan segalanya tanpa kebocoran.     

"Bagaimana kamu bisa tahu?"     

Saat ia berbicara kali ini, suaranya sama sekali tidak terdengar gagap seperti sebelumnya, dan justru terdengar sangat jelas.     

Di depannya, Anthony menatap nyalang ke arahnya sembari mendesis dingin, "Harlan, ada banyak hal yang harus dicegah agar tidak sampai terjadi. Ketika Sang Xia datang ke Australia, kelompok kami kekurangan anggota dan kamu juga menghilang di Roma. Semua ini perlu dipersiapkan terlebih dahulu, sama sepertimu. Hanya saja, kami tidak bertindak sembrono hanya karena dibutakan oleh keserakahan."     

Memang benar bahwa band ini kekurangan anggota, tetapi Rong Zhan menghubunginya lebih awal pada saat itu.     

Rong Zhan mengatakan jika ia tidak ingin terlibat, tetapi ia berpikir jika tempat ini mungkin saja bisa dijadikan terobosan. Jika Harlan benar-benar memulai dari sini, Rong Zhan berharap Anthony bisa bekerja sama dengannya.     

Dan sekarang, kebenaran atas kata-kata Rong Zhan seolah-olah telah dikupas habis.     

Sampai pada kalimat ini, semua pengunjung yang ada di dalam kedai kopi itu tampaknya telah berubah. Diam-diam, masing-masing dari mereka memegang senjata hitam yang telah disembunyikan dan bergegas menghadap Harlan.     

Ini jebakan.     

Pada kenyataannya, sudah sejak lama tempat ini dikepung.     

Melalui jendela kafe, Harlan dapat melihat dua senapan sniper diarahkan padanya dari luar menara jam yang ada di jalan.     

Ada juga sejumlah mobil hitam yang diparkir di luar.     

Entah sejak kapan mereka semua muncul dan berubah menjadi seperti ini.     

"Harlan, akui saja. Kamu tidak akan bisa melarikan diri kali ini. Ikutlah denganku. Jangan memperburuk hasilnya!" ujar Anthony dengan dingin.     

Padahal, hati Anthony serasa begitu hancur lebur saat mengatakan hal tersebut.     

Awalnya, ia yang mengajak Harlan untuk bergabung dengan band mereka. Tentunya seperti yang terlihat, mereka tampak rukun satu sama lain, bahkan seluruh anggota band saling menghargai. Tapi sejak kapan sifat manusia berubah dengan begitu cepat?     

Dan perubahan itu sangat kejam.     

Namun tiba-tiba, Harlan menundukkan kepala, menarik sudut bibirnya, merendahkan suaranya, tampak menyeringai, dan seketika melontarkan pertanyaan, "Sang Xia, apa dia tahu jika kalian memanfaatkannya untuk hal seperti ini?"     

"Apa?"     

Sontak, Anthony mengerutkan keningnya.     

"Kamu memanfaatkannya, bukan? Aku sudah membunuh banyak orang. Kenapa? Tidakkah kamu khawatir aku akan membunuhnya ketika dia datang kepadaku? Begitu dia mengetahui kebenaran ini, menurutmu apa yang akan dia pikirkan?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.