Halo Suamiku!

Sudah Waktunya (2)



Sudah Waktunya (2)

2Su Zihe sendiri tidak tahu jika Anthony akan memintanya untuk menandatangani kontrak.      

Tapi di lain sisi, entah ini hanya ilusi Sang Xia atau bukan, yang pasti ia selalu merasa bahwa setiap kali Su Zihe melihatnya, tatapan matanya seolah-olah sedang mendambakan sosok bunga..     

"Apa yang kamu lakukan? Cepat." Sang Xia tidak ingin banyak membuang waktu.     

Dan dengan desakan ini, Su Zihe tidak tahu bagaimana harus berpikir. Segera, ia menundukkan kepalanya, tidak berbicara lagi, dan bergegas pergi untuk berganti pakaian.     

Sementara Sang Xia tidak membuntutinya masuk dan hanya menunggunya di teras.     

Kemudian tanpa sadar matanya menatap ke dalam rumah. Ia tahu bahwa rumah itu bukan milik Su Zihe, tetapi milik seorang lelaki tua cacat yang membawanya. Kedua orang itu saling menjaga satu dengan yang lainnya di sini.     

Saat memikirkannya, matanya tertuju pada sebuah ruangan yang sedikit terbuka.     

Ia ingat ketika pertama kali datang, ada seorang lelaki tua di kamar yang cacat dan tidak bisa bergerak di tempat tidur itu.     

Tiba-tiba.      

Su Zihe yang telah mengganti pakaiannya dari kamar lain langsung masuk ke kamar itu.     

Di ruangan itu, dengan punggung menghadap Sang Xia, ia berjongkok dan sepertinya sedang berbicara dengan lelaki tua yang terbaring di kamar. Samar-samar Sang Xia bisa mendengar respons yang diiringi suara batuk dari lelaki tua, yang memintanya untuk kembali lebih awal, dan mengulurkan tangan untuk menepuk tangannya.     

Tak bisa dipungkiri, hati Sang Xia benar-benar tersentuh melihat pemandangan itu.     

Su Zihe benar-benar orang yang pemalu dan hangat, bukan?     

Dan kucing putih kecilnya.     

Tepat ketika Sang Xia masih menatap punggung Su Zihe, tiba-tiba untuk sesaat, ia tampak gemetar. Sepertinya punggung ini tumpang tindih dengan punggung yang ada di benak dan semua ingatannya.     

Dan orang itu...     

Ketika Sang Xia memikirkannya lagi, gambaran saat itu hanya melintas sekilas.     

Mau tak mau, ia mengerutkan kening sembari menggelengkan kepalanya.     

"A-ada apa? Kamu ku-kurang sehat?"     

Saat pikiran Sang Xia sedang meracau, Su Zihe tiba-tiba muncul di depannya.     

Dengan canggung, Sang Xia menggosok pelipisnya, mengangkat kepalanya, tersenyum dan berkata dengan tenang, "Tidak apa-apa, aku hanya sedikit mengantuk. Kita hanya akan keluar untuk mengobrol sebentar. Setelah pertunjukan, aku langsung pergi bersama suamiku. Jadi aku masih tidak tahu banyak tentangmu."     

Awalnya, Su Zihe tampak tercengang, tapi kemudian ia mengangguk, memakai mantelnya, dan pergi mengikuti Sang Xia.     

Ketika mereka turun, tak satu pun dari mereka yang membuka suara. Tetapi ketika Su Zihe hendak turun, tiba-tiba ia berkata, "Sang-Sang Xia, ka-kamu dan suamimu, kamu, ka-kamu memiliki hubungan yang sa-sa-sangat… baik."     

Sang Xia berdiri di pintu masuk tangga dan menatapnya dengan tenang, menunggunya menyelesaikan kalimatnya secara utuh.     

Tindakan itu memberinya martabat sebagai pria dewasa.     

Dan sesaat setelah mendengar pertanyaannya, mau tidak mau Sang Xia teringat akan Rong Zhan di benaknya.     

Mereka memiliki hubungan yang baik, bukan?     

Akhirnya, ia tersenyum indah, "Dia sangat baik padaku dan aku sangat mencintainya."     

Setelah mengatakannya, Sang Xia berjalan lebih dulu untuk membuka pintu mobil.     

Su Zihe tidak bertanya lagi.     

Setelah keduanya naik ke dalam mobil, Sang Xia mencari petunjuk sesuai dengan alamat yang dikirimkan Anthony.     

Tak pelak lagi, tempat itu sangat mudah di temukan.     

Karena berada tepat di sisi jalan.     

Begitu tiba, Sang Xia memarkirkan mobilnya halaman kafe kelas atas. Keduanya turun dan masuk dengan santai. Tak lama berselang, entah siapa yang Sang Xia lihat, tapi ia tampak melambai pada seseorang. Sontak, Su Zihe sedikit terkejut dan berhenti, "Ap-apa ada orang lain?"     

Sang Xia segera menoleh ke arahnya, dan raut wajahnya tampak sangat alami, "Ya, kenapa? Kamu benar-benar tidak tahu apa yang ingin Anthony bicarakan denganmu?"     

Begitu kata-kata ini terlontar, ekspresi di wajah Su Zihe tampak sedikit berbeda.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.