Halo Suamiku!

Sudah Waktunya (1)



Sudah Waktunya (1)

3Adalah tempat di mana ia dan Mimi menemukan Su Zihe.     

Ketika Sang Xia mendapat informasi itu, ia hanya membacanya sekilas, tetapi tidak menanggapi dan membalasnya.     

Saat itu, ia sedang sibuk dengan urusan Su Li. Namun, setelah melihat bahwa misinya telah selesai dan mereka berhasil pergi dengan barang yang diincar, ia memutuskan untuk berpamitan pada mereka. Tanpa membuang waktu lagi, ia langsung mematikan komputer, mengenakan mantel dan sepatu, keluar, dan bergegas pergi.     

Ia mengemudi dengan tergesa-gesa di sepanjang jalan.     

Ada kekacauan di benaknya, seolah-olah firasat mengatakan jika sesuatu akan terjadi. Entah kenapa, ia terus memikirkan pesan yang dikirim oleh Anthony pada Rong Zhan secara diam-diam sebelumnya.     

Begitu mobilnya tiba di tempat tujuan.     

Sang Xia menerima pesan di ponselnya, "Temukan Su Zihe dan minta dia keluar. Aku akan menunggumu di kafe pertama di jalan. Hari ini adalah hari di mana dia berjanji untuk datang dan menandatangani kontrak dengan band kita."     

Pesan itu tentu dikirim oleh Anthony.     

Begitu Sang Xia melihat pesan ini, ia segera mengambil napas panjang untuk menenangkan diri terlebih dulu, baru kemudian segurat senyum muncul di wajahnya.     

Oke, ini luar biasa.     

Pasalanya, Sang Xia pikir, baik Anthony maupun Su Zihe tidak akan sependapat dengannya. Tetapi rupanya, Su Zihe benar-benar akan menjadi anggota band.     

Tentu Sang Xia teramat senang mendengar kabar ini karena bakat yang ada di diri Su Zihe bisa dikenali oleh Anthony. Ini merupakan hal yang sangat langka, dan juga merupakan hal yang sangat baik bagi Su Zihe yang memiliki keadaan cukup sulit.     

Setelah membuka kunci mobil, Sang Xia keluar sambil tersenyum.     

Terlihat ia benar-benar dalam suasana hati yang sangat baik sekarang.     

Dan ketika Sang Xia masuk ke rumah itu, entah kenapa ia merasa seperti setiap gerakannya diawasi dengan ketat dalam kegelapan.     

Sementara itu, di dalam mobil yang terparkir di kejauhan.     

Sebuah desahan terdengar. Anthony mengambil sebuah dokumen dan wajahnya terlihat sangat berat.     

Saat ini, ia sedang didampingi oleh tubuh yang tinggi dan tegap. Matanya yang tampak ganas mengawasi setiap gerakan Sang Xia dengan teleskop berdaya tinggi. Senyum mengerikan juga tersungging di wajahnya yang terlihat jelas.     

Tersemat earphone Bluetooth di telinganya, lalu ia berkata dengan suara dingin, "Sniper siap."     

Sontak, kegelisahan Anthony tak lagi bisa disamarkan dan bahkan telapak tangannya berkeringat.     

Dan tepat di saat itu.     

Setelah naik ke atas, Sang Xia menyelipkan satu tangan ke saku mantelnya dan mengetuk pintu dengan tangan lainnya.     

Tampak terlihat rambut panjang sepinggangnya yang berserakan, wajahnya dingin namun cantik, tetapi saat ini, ada senyum dangkal yang tersungging di sudut bibir.     

Cukup lama Sang Xia menunggu, namun tidak ada satu orang pun yang membukakan pintu.     

Tetapi ketika ia hendak meneriakkan nama Su Zihe untuk kedua kalinya, terdengar kenop pintu ditekan dan pintu seketika terbuka.     

Pintu yang terbuka secara tiba-tiba itu tentu saja mengejutkan Sang Xia.     

Ia berada di balik pintu cukup lama, hanya saja, mengapa ia sama sekali tidak mendengar langkah kaki datang untuk membuka pintu?     

Namun, meskipun terkejut, ia tidak memiliki banyak kesempatan untuk memikirkannya. Begitu melihat sosok tinggi dan kurus di balik pintu, Sang Xia segera tersenyum dan menyapa, "Apa yang kamu lakukan? Ayo keluar dan minum kopi denganku."     

Kemudian, ia tidak bisa menahan diri untuk tidak menatap pria itu sembari menggelengkan kepalanya sedikit, "Bukankah sudah kukatakan mengenai dandananmu, Su Zihe? Berapa banyak direktur kami memotong bayaranmu? Apa dia tidak membayar untuk pertunjukan sebelumnya? Mengapa kamu masih tidak mengetahui cara berdandan? Atau kamu memang sengaja menghemat terlalu banyak?"     

Su Zihe memang sangat pemalu. Sepertinya ia sama sekali tidak berpikir jika Sang Xia akan datang lagi. Sekarang ketika ia mendengar kata-katanya dan melihat sosoknya yang muncul tepat di hadapannya, Su Zihe tidak bisa menahan senyum dan tergagap, "Ti-tidak, a-aku sudah sudah ter-terbiasa begini."     

Begitu kata-kata ini terlontar, Sang Xia tidak bisa menahan tawa. Jika Su Zihe tidak membuka suara, Sang Xia hampir saja melupakan jika ia gagap.     

Tapi sekarang, ia tidak ingin melupakan bisnisnya, "Cepat ganti bajumu. Aku datang kemari untuk mengajakmu keluar."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.