Halo Suamiku!

Bergabung Dalam Misi (4)



Bergabung Dalam Misi (4)

1Sementara yang lain terus menembaki Su Li sambil menghindar.     

Su Li yang memandangi "Anak Domba" itu telah tergeletak tak berdaya di tempat tidur dan pria yang memanjat keluar jendela dengan kotak di tangan, seketika itu juga ia merasa sangat kesal. Bahkan saat ia bergegas masuk, pistol di tangannya menjadi santapan memberondong.     

Ketika pistol Su Li telah kehabisan peluru, kedua orang itu segera bergegas. Tentu saja Su Li langsung melemparkan pistol itu secara sembarangan dan memukul satu orang tepat di kepala, sedangkan yang satunya masih terus menembak. Namun Su Li dengan cepat melintas ke sisinya, menggenggam pergelangan tangannya, dan memukul perutnya menggunakan siku.     

Pria yang dipukul tidak dapat menangkis serangan Su Li. Alhasil, ia jatuh dan Su Li segera melemparkannya langsung keluar jendela.     

Semua ini terjadi hanya dalam sekejap mata.     

Untuk mengejar pria yang mengambil halusinogen itu, Su Li melompat turun, keluar dan mendarat langsung di tangga dari dek luar.     

"Su Li, target telah melepaskan kapal sekoci."     

Dari tempatnya, Sang Xia mencari informasi mangsa melalui pemindaian sinar-X.     

Siapa pun yang memiliki halusinogen adalah mangsanya.     

Sontak, Su Li membisikkan sumpah serapah rendah begitu mendapat informasi itu. Pasalnya, mangsa yang ia kejar bertindak dengan sangat cepat. Di detik setelahnya, ia juga telah mendengar suara mesin saat mengejar.     

Dalam sekejap mata, sebuah kapal melompat keluar dan melaju di laut lepas.     

Sambil melarikan diri dengan cepat, pria itu memegang kotak perak sembari melihat ke belakang dari waktu ke waktu. Sepertinya ia takut jika sampai tertangkap oleh wanita itu.     

Namun, ketika Su Li hendak melepaskan kapal sekoci kedua untuk mengejar, entah apa yang dilihatnya, tetapi ia tertegun sejenak, dan kemudian sudut bibirnya tertarik.     

Rupanya ia mendapati Leng Yunchen telah naik dari belakang kapal sekoci itu. Ia juga mengatakan melalui isyarat jika dirinya telah siap. Tampaknya, ia sudah mengetahui sebelumnya bahwa pihak lain akan melarikan diri dengan kapal sekoci darurat peyelamat jiwa.     

Setelah Leng Yunchen naik ke kapal sekoci, pria itu mengira jika dirinya sudah benar-benar berhasil melarikan diri. Baru sedetik ia merasa lega, sampai tiba-tiba bahu kirinya ditepuk dari belakang. Sontak pria itu menoleh dengan panik, tetapi tidak ada seorang pun di sebelah kiri.     

Saat itu, ia hanya bisa ternganga dan tidak mampu bereaksi. Padahal sebenarnya, orang yang menepuk pundaknya berada di sebelah kanan. Tepat di detik setelahnya, pria itu menjerit nyaring dan ia ditendang dari belakang. Seketika, tubuhnya melompat keluar dan tercebur ke dalam air.     

"Bajingan!"     

Pada saat yang sama, Leng Yunchen meraih kotak perak yang ada di tangan pria itu.     

Masih terdengar lolongan putus asa meminta tolong di laut. Namun, Leng Yunchen tidak melihatnya dan langsung mengambil kotak itu sembari mengendarai kapal sekoci kembali.     

Dalam perjalanan, Su Li, yang mengenakan baju renang hitam langsung bergegas menuju kapal yang dikendarai Leng Yunchen. Lalu ia mengusap air di wajahnya sesuka hati, sedikit tersentak, mengambil alih kotak itu, dan membukanya secara langsung.     

Di dalamnya ada dua tabung cairan warna biru yang tersegel dengan rapi.     

Su Li mengangkat matanya untuk menatap Leng Yunchen. Seketika, mereka saling memandang dan tersenyum.     

"Selesai."     

Setelah berhasil menyelesaikan misi, mereka kembali dan memberitahu Sang Xia untuk pertama kalinya.     

Dan setelah Sang Xia mengirimkan isyarat kepada mereka, ia memutuskan untuk offline.     

"Apa yang sedang Sang Xia lakukan? Dia bilang harus keluar duluan karena ada keadaan darurat. Entah apa yang terjadi." Su Li berkata dengan alis yang sedikit membeku.     

"Saat ini, dia tidak akan main-main dan anak buah Rong Zhan pasti tidak juga telah bertindak. Aku yakin semua ini berjalan sesuai rencananya. Semuanya sudah direncanakan sebelumnya."     

"Aku harap begitu."     

Setelahnya, Su Li mengambil kotak itu dan duduk di tepi perahu sembari menahan pagar dari angin laut. Sejujurnya, ia tidak tahu apakah ia sudah bisa bersantai atau masih akan ada halangan berat yang melintang di depan.      

 **     

Rupanya, tujuh atau delapan menit yang lalu, Sang Xia menerima sebuah pesan dari Anthony.     

Di dalam pesan itu ia meminta Sang Xia untuk pergi ke suatu tempat.     

Sebenarnya Sang Xia hanya pernah ke tempat ini sebelumnya. Jadi tentunya, bisa dibilang ia cukup familiar.      

Karena tempat ini——     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.